3. Menjelaskan hasil pemeriksaan (diagnosis) dan rencana perawatan dengan bahasa yang mudah dimengerti
4. Melibatkan klien dalam menentukan keputusan tepat untuk hewan peliharaannya
Dokter hewan tentu juga akan menghadapi situasi sulit. Dalam situasi sulit ini juga, dokter hewan perlu menjaga komunikasi efektif agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan miskomunikasi dengan klien.
 Contohnya, saat menyampaikan berita buruk. Seorang dokter hewan dituntut untuk bisa memberikan rasa empati dan memberikan solusi terbaik, serta memfasilitasi adanya ruang untuk diskusi sebelum menentukan keputusan akhir dengan klien.
Selain itu, pendekatan komunikasi yang berorientasi pada pasien hewan tidak kalah penting. Dengan cara memahami tingkah laku dan gerak-gerik mereka. Sehingga, kita bisa menyesuaikan pengobatan dengan apa yang dibutuhkan oleh mereka.
Tentunya melatih komunikasi yang baik tidak sebatas melalui pendidikan formal saja, kita juga bisa melatih komunikasi ini dengan melakukan interaksi dengan orang lain, dan mereka akan menilai seberapa jauh tingkat keberhasilan dalam komunikasi kita untuk bisa menciptakan komunikasi yang efektif dalam menghadapi klien nantinya.
Dengan kehadiran komunikasi yang efektif pada profesi dokter hewan ini nantinya akan menciptakan rasa percaya antara dokter dengan klien, meningkatkan pemahaman serta memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan dari pasien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H