Hanya pesawat kecil seperti ini yang beroperasi untuk penerbangan ke bandara manapun di pulau Flores
Kurang lebih pukul 11.20 WITA, saya sampai di bandara Frans Seda, Maumere, Flores. Panas matahari yang galak tidak membuat saya marah karena pemandangan laut Flores dari bandara terlihat begitu sejuk menghibur. Saya baru terkejut ketika keluar dari bandara dan dikerubuti oleh para supir/ pemandu wisata. Lebih tidak nyaman lagi karena mereka terkesan agresif seperti memaksa. Mereka menawarkan jasa angkutan menuju obyek wisata di Flores atau sekedar mengantar ke penginapan. Karena keindahan Flores yang semakin dikenal sehingga makin banyak orang yang datang ke Flores dan makin banyak juga orang disana yang beralih profesi menjadi pemandu wisata.
Perjalanan saya sudah diatur sebelumnya sehingga saya bisa menjawab “sudah ada yang menjemput”. Tetapi itu belum membebaskan saya. Masih ada satu dua orang yang mendekat dan terus bertanya dimana saya menginap, kemana saya akan pergi dan sebagainya. Sejujurnya, agak seram berada diantara laki laki hitam berambut keriting yang bahasanya sama sekali tidak bisa saya tangkap artinya. Belum lagi nada bicara yang tinggi seperti marah dan berkesan berisik. Untunglah rekan saya di Flores segera datang menjemput.
Dari dia saya kemudian tahu, memang begitu gaya dan cara berbicara orang Flores, bukan marah bukan tidak senang. Justru orang Flores ini amat senang menyambut tamu dan bersikap amat bersahabat. Ya betul seperti yang dia katakan, selama 9 hari di Flores saya menerima keramahan yang luar biasa dari penduduk Flores.
Saya memang datang ke Flores dalam rangka kerja yang menyenangkan karena pekerjaannya mengharuskan saya mendatangi semua kabupaten yang ada di pulau ini. Dalam bayangan saya ketika menerima tawaran kerja ini adalah menjelajahi Flores dan mendatangi semua obyek wisata yang ada Tetapi, setelah berhitung tentang batas waktu yang hanya 9 hari ditambah dengan banyaknya tugas dan belum lagi jarak antara satu kabupaten ke kabupaten lainnya, nampaknya tidak ada waktu untuk saya menikmati perjalanan ini. Saya berpikir keras bagaimana dan kapan saya bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengunjungi begitu tempat - tempat menarik di pulau Flores ini.
Pada akhirnya… saya bisa menyelesaikan tugas mengunjungi 20 desa yang tersebar dari ujung barat Flores yaitu Larantuka sampai ke Ruteng di wilayah Timur dan tentu saja tak telewatkan mengunjungi danau Kelimutu dan beberapa tempat indah lainnya dan juga menikmati maskan ikan kuah asam khas Flores.
Kuah ikan asam ini rasanya lebih mantap jika ditambah irisan cabe rawit
Pemandangan yang indah di sepanjang jalur trans utara Flores