Namun, pada kelompok P2, pemberian kopi lanang dosis 20% dengan injeksi fenilhidrazin menghasilkan penurunan RBC yang sangat drastis hingga 0,01 10/L. Penurunan ini menunjukkan adanya efek sinergis negatif antara kopi lanang dosis tinggi dan fenilhidrazin yang memperparah kondisi anemia hemolitik. Fenilhidrazin meningkatkan stres oksidatif yang menyebabkan kerusakan membran sel darah merah, sedangkan kopi lanang dosis tinggi dapat memperparah kondisi ini dengan menambah beban toksik pada tubuh mencit. Namun, perlu dicatat bahwa jika darah yang diambil terlalu sedikit pada kelompok P2, hal ini dapat memengaruhi pembacaan pada hematoanalyzer. Hematoanalyzer bekerja dengan prinsip menghitung jumlah sel darah dalam volume darah tertentu secara otomatis. Karena hematoanalyzer mengandalkan sampel dalam volume spesifik, sampel darah yang terlalu sedikit dapat menyebabkan perhitungan yang tidak akurat. Jumlah RBC yang sebenarnya mungkin lebih tinggi, tetapi karena volume sampel yang kurang, mesin akan memberikan hasil yang underestimated. Kondisi ini penting diperhatikan terutama untuk kelompok P2, di mana jumlah RBC tercatat sangat rendah (0,01 10/L). Penurunan drastis ini memang dapat disebabkan oleh efek sinergis toksik antara fenilhidrazin dan kopi lanang dosis tinggi. Akan tetapi, jika pengambilan sampel darah tidak mencukupi, maka hasil pengukuran pada hematoanalyzer dapat menjadi bias atau tidak valid. Dengan kata lain, volume sampel yang terlalu sedikit dapat memperparah kesan bahwa jumlah RBC lebih rendah dari nilai sebenarnya.
Dosis fenilhidrazin yang diberikan juga harus lebih diperhatikan. Pada penelitian ini terjadi kesalahan pemberian dosis fenilhidrazin yang seharusnya diberikan 0,08 ml tetapi yang diinjeksikan pada kenyataannya yaitu sebesar 0,25 ml. Karena kesalahan dosis fenilhidrazin yang digunakan adalah 3 kali lipat dari dosis yang seharusnya, maka hal ini dapat memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap hasil penelitian. Fenilhidrazin dikenal sebagai agen hemolitik kuat yang bekerja dengan cara merusak hemoglobin melalui proses oksidasi dan merusak membran eritrosit, sehingga sel darah merah mengalami hemolisis. Dengan dosis yang berlebihan, seperti 3 kali lipat dari dosis standar, dampak yang ditimbulkan akan jauh lebih parah, di antaranya:
Hemolisis Masif
Peningkatan signifikan dalam jumlah sel darah merah yang pecah akan menyebabkan penurunan tajam jumlah RBC. Fenomena ini terlihat jelas pada kelompok P2 dengan jumlah RBC hanya 0,01 10/L, yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh dosis fenilhidrazin yang sangat tinggi.
Stres Oksidatif Ekstrem
Dosis fenilhidrazin yang terlalu tinggi akan meningkatkan produksi radikal bebas di dalam tubuh, memicu stres oksidatif yang lebih berat. Stres oksidatif ini tidak hanya merusak sel darah merah, tetapi juga memengaruhi organ vital seperti hati dan ginjal, yang berperan dalam metabolisme dan detoksifikasi tubuh.
Gangguan Hematopoiesis
Hemolisis masif yang terjadi dalam waktu singkat dapat memberikan sinyal pada sumsum tulang untuk meningkatkan produksi eritrosit (kompensasi). Namun, dengan adanya efek toksik dari fenilhidrazin yang berlebihan, proses hematopoiesis dapat terganggu sehingga sumsum tulang gagal memproduksi sel darah merah dalam jumlah yang memadai.
KESIMPULAN
Pemberian seduhan kopi lanang (Coffea canephora) pada dosis rendah (5%) terbukti aman dan tidak memberikan efek toksik signifikan, tetapi tidak juga memberi efek signifikan dalam meningkatkan jumlah sel darah merah (RBC) pada mencit (Mus musculus), dengan hasil yang tidak berbeda jauh dengan kontrol negatif. Sebaliknya, dosis tinggi kopi lanang (20%) yang diberikan bersamaan dengan fenilhidrazin berlebih menyebabkan penurunan drastis jumlah sel darah merah akibat stres oksidatif yang meningkat, serta pengambilan sampel darah yang tidak mencukupi dapat memengaruhi akurasi pembacaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa dosis 5% aman untuk penelitian lebih lanjut, namun dosis tinggi bersama fenilhidrazin dapat memperburuk anemia, yang perlu perhatian lebih dalam penelitian lanjutan. Namun perlu perhatian lebih terhadap dosis dan prosedur penelitian yang tepat untuk menghindari efek samping. Penelitian lanjutan disarankan untuk mengeksplorasi dosis yang lebih variatif, memperbaiki teknik pengambilan sampel, dan menambahkan parameter hematologi lainnya guna memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai efek kopi lanang terhadap anemia.
Â