Mohon tunggu...
Bernadetha Christy Herdantia
Bernadetha Christy Herdantia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate of Social and Political Sciences, Atma Jaya Yogyakarta University

Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang senang berimajinasi, menulis, dan berceritera.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Media Baru Memerankan Media Penghubung

4 September 2022   22:57 Diperbarui: 15 September 2022   14:32 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media Baru Sebagai Penghubung

Konten sebagai produk komunikasi elektronik melahirkan istilah media baru atau New Media. Widodo (2020:13) menyebutkan bahwa istilah media baru dapat menggambarkan konten sesuai permintaan konsumen melalui internet (on demand).

Internet hadir layaknya jaring laba -- laba yang memenuhi sebuah bola dunia. Kehadiran media baru dengan teknologi internet pun menghadirkan pula ikatan/interkonektivitas antara satu dengan yang lain. Sehingga, antar manusia dengan manusia yang lain akan saling terhubung melalui media baru. (Indrawan, Efriza, & Ilmar, 2020:2)

Di sisi lain, Junaedi (2011:53) memiliki persamaan definitif dalam persoalan New Media yang menunjukkan adanya kekuasaan dari internet dapat membawa implikasi besar bagi masyarakat.

Salah satu implikasi sosial dalam masyarakat adalah terkait kebebasan berpendapat yang  telah menjadi hak sebagai warga negara.

Melalui media baru, keragaman sudut pandang dari berbagai latar belakang dapat terhubung. Misalnya saja, dengan kehadiran sosial media (Instagram, Twitter, Youtube, Tik Tok, Snapchat, Path, dan yang lainnya).

Dengan menambahkan fitur komentar dalam sosial media, maka pengguna dapat memberikan komentar berdasar persepsi mereka masing -- masing. Hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan situasi sebelum adanya media baru. Masyarakat tidak memiliki wadah untuk memberikan sudut pandang mereka akan beberapa hal tertentu.

Adapun pendukung definisi  terkait media baru, bahwa konsep New Media menurut Widodo (2020:13) terbagi menjadi dua, yakni New Times (terkini) dan New Eras (era baru).

Konsep tersebut secara terpisah mendefinisikan bahwa manusia memiliki interaksi bersama kelompok/organisasi/institusi mereka. Seperti, media cetak dan pers, iklan/broadcasting, sinema/film, publishing, dan masih banyak lagi.

Karakter Media Baru Menjadi Penghubung

Bagi Lister, dkk (2009:16-44) media baru memiliki enam karakteristik atau  sifat dasar atas sesuatu hal yang dapat mengundang seseorang untuk melakukan sesuatu pula. Termasuk dalam hal media baru dapat menjadi penghubung, sebagai berikut.

1. Digital

Kemajuan digital pada 1990-an menjadi penanda sebuah data dalam bentuk cahaya dan gelombang suara dapat diproses dan disimpan dalam bentuk angka. Sehingga, dapat dikatakan bahwa informasi yang telah terdigitalisasi menghasilkan konvergensi teknologi.

Tidak diherankan ketika memasuki tahun 2000-an, situs web maupun aplikasi cenderung memberikan fitur dengan melakukan berbagai fungsi dalam menunjang aktivitas manusia.

2. Interactivity

Melalui media baru, budaya masyarakat menjadi lebih sering bermunculan. Peran yang dimainkan pun akan lebih banyak dalam diri seseorang. Baik sebagai produsen maupun konsumen konten media.

3. Hypertextual

Hypertext atau tautan atau juga link telah menjadi bagian umum ketika media baru muncul. Link memberikan pilihan bagi para pengguna untuk mengakses informasi, sekaligus peluang agar dapat terhubung dengan pengguna yang lain.

4. Networked

Jaringan telah menjadi sumber daya dibalik sumber daya manusia dan informasi. Melalui jaringan, kekuatan dari kualitas hubungan akan tampak, keterkaitan antara satu dengan yang lain bermunculan.

5. Virtual

Dunia yang terbentuk atas lahirnya media baru telah memberikan kemudahan penggunanya untuk bertemu melalui fitur audio-visual. Meski realitas media baru dan realitas virtual tampak berbeda, namun karakteristik para pengguna yang beragam merasa nyaman berada di realitas virtual.

6. Simulated

Pada karakteristik ini merupakan representasi realitas ke dalam suatu simulasi. Dengan adanya situs/website yang dapat menghubungkan para penggunanya dari penghujung dunia. Salah satunya adalah Kumospace.

Kumospace hadir dengan label sebagai kantor virtual, memudahkan para penggunanya agar tetap terhubung meski tidak bertemu secara langsung.

Melalui Kumospace, pengguna dapat menciptakan dunia virtual mereka sendiri. Terlebih tampilan yang diberikan Kumospace menyerupai kantor beserta perabotan di dalamnya. Sistem meeting dalam Kumospace pun diatur agar mirip dengan suasana kantor.

Kumospace sebagai media penghubung mampu menciptakan budaya dengan nuansa profesional. Melalui fitur presentasi, kapasitas lantai, dan keamanan data serta link yang dapat dibagikan. Menjadikan Kumospace sebagai ruang interaktivitas pekerja kantoran virtual sekaligus menjalankan perannya menjadi tokoh masyarakat dalam realitas.

Untuk penjelasan lebih lanjut, klik disini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun