Mohon tunggu...
Bernadetha Bening
Bernadetha Bening Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perbedaan Pendapat

31 Januari 2024   21:04 Diperbarui: 1 Februari 2024   08:00 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini mendung dan hujan turun, mentari pun tak mendukungku untuk menjalani hari ini. Sebelum masuk ke sekolah banyak kendala yang kualami, membuat hatiku panas bagaikan api. Hari ini aku harus menghadapi kegiatan p5 yang membosankan ini. Pagi ini aku sudah harus mengontrol emosi, menguji kesabaran dan mencoba untuk mengatur mood ku kembali. Bel masuk kelas berbunyi, pak Bagus sudah berada di kelas. Aku segera bersikap tenang agar tidak di marahi.

     "Anak - anak hari ini kalian latihan tampil untuk lustrum sekolah. Ingat bahwa ini akan mempengaruhi nilai kalian karena masuk dalam nilai p5" tegas Pak Bagus. 

     "baik pak" anak - anak lain menjawab

     "Silahkan segera menuju aula dan latihan"

Kami segera menuju ke aula, berkumpul dan berlatih pada bagian masing - masing. Aku sibuk berlatih pada bagianku untuk tampil sampai tak terasa sebentar lagi waktu istirahat.

    "Kring.. Kring..." Bel istirahat berbunyi yang menandakan waktunya para siswa untuk beristirahat, sontak aku dan teman-teman ku langsung bergegas ke kantin untuk membeli makanan.

    "Pagi ini ngga seindah parasku, baru pagi saja sudah menguji kesabaranku"

    "Hahahahaha, karena hujan?" tanya cira

    "iya, males banget"

    "Marah kok sama hujan, hujan itu ciptaan Tuhan bukannya bersyukur malah ngeluh. Ayo makan soto biar sabarmu netral lagi"

    "Si paling bersyukur" kataku.

Istirahat sudah selesai, waktunya kembali dan berkumpul lagi. Fania sebagai ibuk ketua dari tugas p5 kami sibuk meneriaki anak laki - laki yang belum berkumpul dan berkeliaran keana - kemari. Kami berkumpul, menyiapkan telinga untuk mendengarkan bos kami yang galak ini.

    "Temen - temen sebelum di lanjut latihan lagi, kita bahas soal kostum dulu ya"

    "Kemarin kan sudah kita bahas kalau untuk anggota inti tampil memakai pakaian adat, yang pakai pakaian adat ada lembaga adat, penari, pengantin dan fashion show ya, sedangkan yang engga memakai pakaian berkain, untuk petugas kostum apakah sudah ada?"

    "Udah fan, uda siyap semua" jawabku,Karena aku adalah petugas kostum

    "okayy alea, untuk temen - temen yang lain gimana? Punya baju berkain kan?"

    "ada fan" sontak kami secara bersamaan.

Tiba - tiba salah satu teman kami berbicara sambil menunjukkan sebuah foto yang ada di handphone.

Terdapat foto gaun cantik .

    "aku punya baju itu,ada yang mau pake ga?" tanyanya.

Ternyata foto tersebut adalah foto baju adat yang dia miliki dirumah. Cira yang kebingungan baju tersebut digunakan untuk siapa lalu dia bertanya.

    "fesyen sow?"

Sarah menjawab dengan nada malas

    "terserah yang kira-kira belum ada siapa yang mau make, kalo gamau aku besok gabawa, aku ada 2 Pasang yang 1 lengkap."

    "kamu bawa dulu aja Sar buat jaga-jaga."

Tak ada angin tak ada hujan, bagaikan jalaikung datang temanku alexa memecahkan suasana kami. Dia

Mau memakai baju adat miliknya sendiri tapi Eden merasa kalau Alexa memakai baju adat sendiri nanti dia menjadi yang paling mencolok diantara lembaga adat yang lainnya. Tapi Alexa tetap memaksa untuk

Memakai kostum miliknya dan lembaga ada yang lainnya hanya menggunakan hiasan kepala saja, Sarah yang tadinya hanya menyimak percakapan kita lalu memberikan usulan.

    "Kenapa ini ga buat Alea aja?"

    "Tapi nanti yang cowo pake apa, masa nanti yang cewe udah heboh cowoknya Cuma pake atasan putih sama bahan berkain doang"

Kata cyra menanggapi perkataan Sarah

    "Memungkin kan nggak kalau misalnya yang pakai baju adat itu cuman yang cewe? Padahal kalian di panggung itu lembaga ada dua pasang, yang satu lembaganya Devan, yang satu cyra. Aneh nggak kalau misalkan yg cewek doang yg pakai baju adat. Karena kalau dari opiniku, itu agak gak enak di lihat". KataEden

Sarah membuat eden mulai marah, matanya mulai memerah, emosiku mulai meluap meluap. Hatinya panas dan nada bicaranya mulai meninggi.

    "Tergantung kalian aja sih, dan yang pasti yg lembaga adatnya mau atau enggak"

    "Ya enak ga enak sih sebenernya, karna kita Cuma kurang prepare aja sebenernya, ga mikir jauh-jauh nya kann, hahaha... " Kata Sarah.

Mendengar perkataan Sarah yang mengatakan kalau kita kurang prepare teman ku Lili yang daritadi Banyak menyimak percakapan kita pun akhirnya membuka suara.

    "Hah?"

    "Apaan sih!"

    "Bukannya setuju pakaiannya berkain?"

    "Kenapa mendadak lembaga jadi pake baju adat"

Lili menjawab perkataan Sarah dengan nada tinggi, kini keadaan kelas semakin memanas dan dan juga

Tidak sedikit teman-teman ku ikut membantah perkataan Sarah yang mengatakan kami semua kurang Prepare.

    "Bukan kurang prepare ga sih? Emang yang lembaga adat itu di pikiranku tu emang ga pake baju adat"

    "Sorry banget, tapi kesepakatan dari awal memang pakaiannya itu berkain engga menggunakan pakaian Adat" sambung Fania

    "bukan kurang prepare tapi suka tiba-tiba ganti aja kemarin udah sepakat lembaga adat sama kayak yang lain" Kata cira

Sarah yang merasa terpojok pun menjawab semua perkataan teman-teman yang lainnya.

    "Maksudnya kalo emg mau, aku ada 1, kasian Alexa juga udah kirim jauh-jauh masa ga dipakai juga kan,kalo yang cowo kan nathan sama john bawahnya emang kain, sama atasnya pakaian panjang kan"

Memang kasihan Alexa karena dia sudah jauh-jauh mengirim bajunya dari Palu ke Jogja, tapi yang menjadi masalah disini kenapa dia baru bicara kalau dia akan memakai baju adat saat H-1 yang malah membuat teman -- teman yang lain bingung karena pasti kalau mau mencari baju lembaga adat yang lain di H-1 itu susah dan jika dapat pasti akan mendapatkan harga yang mahal.

Alexa yang tadinya senang ingin memakai pakaian adat bawaannya, menampakkan muka sedihnya, merasa bahwa usahanya tak dianggap. Dia diam dan tak berkata -- kata, pergi meninggalkan percakapan kami semua dan kembali memainkan hp nya sendiri. Sementara Sarah menyambung opininya kembali

    "Alexa kan bawa 2 baju pasangan untuk lembaga adat , berati kan kalo jon make yg dikasi Alexa, sama aja kan ? natan beda, sorry ya, agak nanya-nanya karna dari kemarin aku kebanyakan diem, karena emang gatau harus ngapain, dan sekarang bingung berkainya itu pada punya berapa, jadi biar bisa yang lembaga warnanya mirip-mirip."

Sarah kembali berbicara untuk melanjutkan perkataannya tadi, dan tidak menghiraukan kepergian Alexa.

    "ya kalo tau harus diem mending diem aja! " bentak lili

    "Lagian juga aneh, dari kemarin kemana aja? Ngomong kok baru sekarang".

    "emg gaboleh usul ?" Jawab Sarah karena merasa tersinggung dengan perkataan Lili.

    "mader fader"

    "udah-udah"

    "sabar jangan emosi"

Teman-teman yang lain menyadari kalau keadaan di kelas kini mulai memanas pun mencoba untuk mencairkan suasana dengan menenangkan Lili dan Sarah.

Tapi ternyata walau pun sudah di tenangkan oleh teman-teman yang lain Lili masih tetap terpancing emosi dan menjawab perkataan Sarah

    "Eh lo gila ya? Lo aja baru usul di H-1 ya!"

Lili menjawab perkataan Sarah dengan berteriak karena emosi nya sudah memuncak, yang membuat teman-teman yang lain terkejut.

Sarah yang merasa dirinya benar pun menjawab.

    "lah, aku dah pernah kasih usul ya, didepan bu Ambar"

Eden yang mendengar perkataan Sarah lalu menjawab dengan nada sarkas

    "Bu Ambar tau apa sih Sar? Dia cuman bisa komplain hahaha..."

Tiba-tiba Alexa datang dan langsung berbicara karena dia juga sudah muak mendengarkan perdebatan teman-temannya.

    "terus aku pake apa?"

    "Udah gini aja, sepakatin aja, lembaga maunya gimana"

Eden menjawab perkataan Alexa dengan tenang.

Sarah pun juga tiba-tiba ikut menimbrung percakapan kami dengan menawarkan baju adat miliknya kembali

    "iyaa, mumpung masih jam segini, kalo alea mau, aku siapin, kalo engga ga aku bawa"

Akhirnya aku dan teman-teman lembaga adat yang lainnya pun berdiskusi tentang kostum kita, hingga tak berapa lama Yaya datang bertanya tentang kostum dan ikut berdiskusi.

    "Halo, ini jadinya bajunya buat lembaga adat gimana,alea sama alexa pake baju adat trs john sama nathan pake berkain? atau berkain semua?"

    "kalian jadinya mau ikit berkain atau pake baju adat?"

Fania bertanya kepada ku dan Alexa

    "kalo mau pake adat gapapa"

Aku menjawab pertanyaan Fania

    "Oke kalau gitu"

    "ok deal ya"

    "jangan simpan dendam"

Kesepakatan yang sudah kami rancang di awal diubah sehari sebelum kami tampil. Energiku habis untuk mendengarkan perdebatan ini, rasa emosi masi meledak - ledak di dalam hati namun ini sudah menjadi keputusan Bersama kami. Setelah melewati perdebatan yang Panjang ini kami menyudahi Latihan.

Berkumpul di kelas dan menununggu bel sekolah berbunyi, tak di sangka bahwa perdebatan tadi cukup lama sampai jam menunjukkan untuk pulang. Kami pulang dan beristirahat agar besok saat tampil dapat maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun