Mohon tunggu...
Bernadetta B
Bernadetta B Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Religi Orang Jawa (Masa Akulturasi Budaya Jawa, Agami Jawi, Gerakan Mistik, Magic, Ilmu Kebatinan, Serta Memahami Konstruksi Sosial Tradisi Islam Lokal)

13 Juni 2013   21:26 Diperbarui: 4 April 2017   18:27 2332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyadaran bahwa wali bukan manusia biasa , sehingga apapun yang ditinggalkan (berupa benda2)memiliki kekuatan yang berbeda dengan manusia biasa, memiliki kedekatan yang berbeda dengan manusia biasa, sehingga menjadi perantara hubungan dengan Allah. Pembiasaan tindakan melalui pengulangan tradisi dan pelembagaan tradisi dengan berbagai varian tindakan (pengajian didalam berbagai ruang budaya)

Internalisasi

Identifikasi diri dengan dunia sosio –cultural

Adanya penggolongan sosial yang berbasis historis dan teologi-ideologis, sehingga amalan – amalan antara wong NU dan Muhammadiyah dan bangan berbeda dan memunculkan ungkapan seperti Muhammadiyah tus, dan NU tus.

C.Sakralisasi, Mitologi, Dan Mistifikasi Dalam Tindakan Orang Jawa Pesisir; Alam Sebagai Subjek, Objek Dan Subjek-Objek

Masjid, makam, dan sumur adalah lokus penting dalam prosesi upacara pada masyarakat pesisir.Ketiganya menjadi tempat sakral dan penting dalam kehidupan masyarakat. Sebagai medan budaya, ketiganya memiliki keunikan tersendiri, yakni sebagai temat yang memiliki nuansa atau aura yang berbeda dengan yang profan atau duniawi. Proses penyelenggaraan disebut dengan selametan nerasal dari bahasa arabsalama yang mengalami desimilasi menjadi slamet, maknanya adaah memperoleh keselamatan. Jadi, baik proses maupun hasil akhir dari angkkaian upacara adalah memperoleh keselamatan dan kebahagiaan.oleh karen itu in order to motive atau motif tujuan dari rangkaian kegiatan itu adalah keinginan yang kuat untuk memperoleh keselamatan sehingga berbagai upacara dilakukan mulai dari upacara lingkaran hidup, upacara kalenderikal, upacara tolak balak, dan upacara hari penting.selain itu upacara penring yang dilakukan secara berkelanjutan adalah upacara di makam dan sumur. Upacara di makam adalah upacara manganan dan ataukhaul.,sedangkan upacara di sumur adalah upacara nyadran atau sedekh bumi.

Penempatan masjid, makam, dan sumur sebagai tempat sakral adalah pemikiran yang didasari oeh mitologi.Artinya, bahwa kesakralan itu “dimitoskan”.Ia menjasi sakral karena di mitoskan dengan sesuatu yng sakral. Untuk menjadi sakral harus memenuhi persyaratan sebagai sesuatu yang sakral, yaitu: pertama, ia memang sesuatu yang pantas disakralkan dan kesakralan itu melekat pada benda itu. Tidak semua makam dan sumur dianggap sakral karena tidak memiliki persyaratan sebagai sakral. Bagi sebagian umat islam, makam dianggap sakral kalau ia adalah makam orang yang pantas disakralkan, seperti wali atau penyebar agama islam. Dalam dunia mitologi, sosok manusia bisa menjadi manusia lebih, sebongkah benda juga bisa menjadi sebongkah benda plus. Manusia atau benda yang dimitoskan itu kemudian hidup dalam sejarah – sejarah lisan melalui proses pelembagaan, habitualisasi, dan legitimasi. Biasanya mellui proses yang diciptkan oleh kaum elit, terutama dalam proses kekuasaan. Jadi memitologikan makam, sumur, dan masjid jug melalui legitimasi kekuasaan. Misalnya untuk makam wali , biasanya oleh juru kunci atau abdi makam, untuk masjid dapat melalui ta’mir masjid, dan untuk sumur melalui tokoh lokal yang berkepentingan terhadap pelestarian tradisi tersebut.

Mistifikasi terjadi jika manusia atau benda memiliki kekuatan yang diyakini sebgai kekuatan lebih dibanding manusia atau benda lain. misalnya terdapat pada manusia yang memiliki ikelebihan dibidang tertentu yang sifatnya supranatural, kelebihan itu berada diluar sifat kemanusiaan lainnya. Mislnya Sunan Bonang memiliki misteri lebih besar dibanding dengan Syaikh Ibrahim Asmaraqandi, padahal Syaikh Ibrahim adalah kakeknya.

Mistifiksipun memerlukan ruang untuk dapat bertahan. Salahsatunya melalui proses pelembagaan cerita – cerita keunggulan yang dimiliki oleh wali tersebut. Misalnya masjdi Bonang akan tetap dipertahankan ditengah keinginan untuk memugarkan masjid tersebut menjadi baru dan modern. Entah dengan alasan agar tetap ada keberkahan bagi pembuat masjid terdhulu, akan tetapi yang jelas adalah untuk menpertahankan mistifikasi masjid tersebut.

Pemugaran terhadap makam suci juga akan mengalami proses mistifikasi. Hampir seluruh makam wali telah mengalami renovasi, akan tetapi yang dapat dilihat adalah proses melestarikan bentuk makam sebagaimana mestinya. Pemugaran sumur wali juga mengikuti proses pemugaran tempat atau bangunan suci lainnya. Jika ada yang diubah maka hanya asesori.

Pandangan tentang re-mistikasi dan re-mitologi muncul ketika orang melihat kembali dunia sepiritualnya yang hilang. Terlalu menganggap alam adalah semata-mata objek akan menyebabkan berbagai kurangnya penghargaan manusia terhadap alam , sehingga disana sini akan muncul sikap merendahkan alam.Dalam konteks dialektika, kiranya dapat digambarkan sbg:

Hubungan Antar Konsep : Interaksi Antara Abangan dan NU dengan lokus sakral, alam sebagai subjek dan berkah


Sakralisasi mistifikasi mitologi

Alam sebagai subjek

Spiritualisasi berkah

Makam sumur masjid

Dari hubungan antar konsep tersebut, dapat dirumuskan proposinya yaitu “ sakralisasi, mistifikasi, dan mitologis terhadap makam, sumur dan masjid terjadi ketika alam di pandang sebagai subjek sehingga menimbulkan tindakan spiritualisasi berkah.

Hubungan proposional antara sakralisasi, mistifikasi dan mitologi terhadap medan budaya, alam sebagai subjek dan tindakan magis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun