Mohon tunggu...
Berlian MD
Berlian MD Mohon Tunggu... -

Tuangkan semua idemu, mimpimu, dan semua harapanmu dalam rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hujan, (Ternyata) Aku Jatuh Cinta!

6 Januari 2018   18:12 Diperbarui: 6 Januari 2018   18:34 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Saat itu aku sadari, kau adalah treasure berhargaku. Kau lukiskan segala mimpi-mimpi gila di masa kecil kita, dan aku percaya itu akan berakhir nyata. Tidak pernah terbesit dalam benakku jika di masa nanti akan lebih rumit lagi.

September 2009. Hujan kian menua usianya, kita juga beranjak semakin remaja. Awal dimana mimpi-mimpi yang kubangun runtuh satu demi satu. Mereka retak dan terpecah belah, tak dapat kucegah maupun kuperbarui kembali. 

Tiga musim hujan kumencoba mengejar dan menggapai kembali bayangmu. Namun bayangmu melesat bagai cahaya meninggalkanku pergi. Ketika mereka bertanya mngapa kulakukan itu dan apakah aku mencintaimu, aku hanya mengatakan, aku tak ingin melihatmu pergi dariku.

Kota Kediri, September 2012. Kucoba lalui setiap putaran jarum waktu demi melupakanmu. Menyusun kembali mimpi-mimpi kecilku. Tiga puluh kilometer kumenjauh darimu, seratus empat puluh empat jam selama tiga tahun kumencoba melupakanmu. 

Sejak tiga musim hujan lalu, kuberanikan tuk meletakkan hatiku pada satu tempat dimana orang-orang menyebutnya 'cinta'. Naif sekali bagiku untuk mengakui jika itu bernama cinta. Kesalahan demi kesalahan hadir mengisi hariku dan itu kusebut pembelajaran. Padahal tidak! Aku hanya menutupi kenyataan, AKU GAGAL!

Kota Malang, September 2015. Kumenjauh lebih dan lebih lagi, begitu pula kamu, menjauh semakin hilang dan tak nampak lagi dihadapanku. Kita menjadi dua sosok yang amat berbeda. Tak lagi saling bertegur sapa, kembali diawal kita pertama kali bersua. Ada apa?! Yang muncul hanya sebuah tanda tanya tanpa ada jawab yang menyertainya. 

Tak kusandarkan semua yang ada dalam diriku kepadamu lagi. Tak kubangun mimpi-mimpi fanaku demi melihat senyum tersungging di bibir manismu. Tidak akan lagi. Aku berjanji!

Desember 2017. Hujan masih sama tak ada yang berubah darinya. Tetap dingin dan tajam bagai sembilu bermata dua. Dengan mudahnya mampu mengoyak hati yang tertancap olehnya. 

Aku menyerah pada rasa ketika hujan reda. Tak akan kupungkiri lagi, aku akan merelakannya. Merelakan egoku luntur dan bibirku berucap, 'aku mencintainya'. Musim hujan menuju puncaknya, baru kusadari sepuluh kali musim hujan kulewati, baru kali ini tiada lagi beban hati. Hujan, (ternyata) Aku Jatuh Cinta!

...

Inilah cinta yang tak berwujud

Ku sebut ia,

Cinta fatamorgana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun