Mohon tunggu...
Berlian MD
Berlian MD Mohon Tunggu... -

Tuangkan semua idemu, mimpimu, dan semua harapanmu dalam rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hujan, (Ternyata) Aku Jatuh Cinta!

6 Januari 2018   18:12 Diperbarui: 6 Januari 2018   18:34 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Lihatlah kedepan cermin,

Itulah bidadari yang turun dari langit

...

Aku kira kalimat itu bukanlah sesuatu yang akan kuingat sampai saat ini, ternyata aku salah. Kalimat itu adalah mimpi buruk disetiap malamku. Membangunkan dan mengantarku menembus dimensi waktu yang jauh dari masaku sekarang. 

Bernostalgia dengan bayang-bayang masa lalu dari masa ke masa yang pernah aku lalui dulu. Kilas balik perjalananku dimana kenangan itu terbawa disetiap inci alur cerita.

Selalu hujan! Ketika kita jatuh cinta, diksi yang indah terdengar hanyalah hujan. Tidaklah menjadi sosok yang munafik ketika aku mengakui aku jatuh cinta. Yes, I have fallen in love at the first sight! 

Aku pikir ini hanya sebatas 'cinta monyet' belaka, ternyata tatapan teduh matanya membuat musim pancaroba di kehidupanku berikutnya. Lalu senyum manis dari bibir tipisnya membuatku terbelenggu rindu yang merana. Setiap malam selalu berjibaku dengan kata-kata, dengan sekejap aku menjadi sesosok pujangga.

Mengakui jika aku jatuh cinta itu sulit dan terasa hina. Namun menyembunyikan dari kenyataan yang ada adalah kejahatan terbesar dalam kehidupan. Berusaha menghindar dari rasa, membuatku mengerti aku dewasa sebelum waktunya. Dan kini ketika aku mulai menyerah akan sekelumit dialektika cinta, kusadari aku menua sebelum waktunya.

September 2007. Dimuali dari ketidaksengajaan hingga akhirnya genap 12 bulan aku menatapmu disetiap pagi hingga menjelang senja. Aku tak memiliki keberanian menatap apalagi berbicara. 

Sungguh memalukan bagi seorang yang dilahirkan sebagai seorang fighter, dengan hal konyol seperti itu. Hanya menatap ketika kau panggil namaku, hanya bersuara ketika kau bertanya padaku. Suatu ketika aku tepat dibelakangmu, kupelankan kayuhan kaki, aku tak berani mendahuluimu apalagi menyapamu. Jika saat itu aku memang jatuh cinta, 'cinta monyet' dari spesies apalagi itu?!

2 musim berlalu, aku tak menyadarinya. Kini keberanianku mulai tumbuh. Aku mampu menyapamu, bibirku tak terkatup kaku. Aku berani mengangkat kepalaku, bersamamu berkhayal tentang masa depan kita akan menjadi apa. Begitu ringan kaki kecil kita melangkah bersama tanpa ada beban yang menggantung dikeduanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun