Mohon tunggu...
Berlian MD
Berlian MD Mohon Tunggu... -

Tuangkan semua idemu, mimpimu, dan semua harapanmu dalam rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lakukan Empat Kesalahan Ini, Orang Tua Seperti Monster Bagi Anak

5 Maret 2017   03:34 Diperbarui: 5 Maret 2017   03:49 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu’alaikum ayah, bunda, dan para calon orang tua ...

Pastilah semua orang tua tidak ingin dianggap menyebalkan bahkan dianggap monster oleh anaknya. Tetapi seringkali apa yang orang tua lakukan itu yang membuat mereka terlihat seperti monster. Membuat anak takut untuk melakukan sesuatu karena dianggap selalu salah. Bahkan membuat anak rendah diri, pendiam, dan cenderung menarik diri dari lingkungan.

Lalu hal apa yang orang tua lakukan hingga terlihat seperti monster di hadapan anaknya?

Pertama, Mendikte anak. Orang tua selalu melakukan hal yang terbaik untuk anak mereka sehingga mereka cenderung mendikte setiap kali anak mereka ingin melakukan sesuatu. Orang tua selalu menginginkan kesempurnaan dari apa yang anak mereka kerjakan. Seringkali ayah bunda tanpa sengaja akan memarahi mereka ketika terjadi kesalahan didalamnya. Disitulah orang tua terlihat seperti monster pendikte yang menyebalkan. Tanpa ayah bunda sadari, kesalahan yang dilakukan oleh anak-anak adalah pelajaran yang tidak akan mereka lupakan. Sehingga jika mereka mengerjakan hal yang serupa, mereka akan melakukannya dengan sempurna.  

Kedua, memarahi anak dimuka umum. Jangankan hal itu terjadi pada anak-anak, jika hal tersebut terjadi pada diri kita, pasti kita juga tidak akan suka. Memarahi anak di depan umum akan membuat anak menjadi individu rendah diri, pesimis, dan bahkan mempengaruhi kepribadian anak di saat dewasa nanti. Dapat dibayangkan apa yang dirasakan anak ketika ayah bunda melakukan hal tersebut. Selamat, ayah bunda akan menjadi monster yang tidak akan anak lupakan sepanjang hidupnya. Hehehe.

Ketiga, some don’t. Some don’t berarti beberapa larangan. Sebagai orang tua jangan asal melarang anak melakukan sesuatu atau membatasi ruang gerak anak. Karena anak membutuhkan ruang gerak untuk tumbuh kembangnya. Jika ayah bunda ingat ekspresi marah tokoh Misae dalam kartun Sinchan maka itu lah yang ada dihadapan anak-anak jika orang tua asal melarang anak. Hehehe. Ayah bunda hanya cukup membatasi anak ketika apa yang dilakukan anak dapat membahayakan jiwanya. Misal, ketika anak usia dibawah 2 tahun bermain dengan pisau tajam.

Larangan identik dengan kata ‘jangan’. Tapi tahukah ayah bunda kalau kata ‘jangan’ tidak pernah terlintas dipikiran anak? Tahukah ayah bunda jika anak masih memiliki pemahaman yang kurang dalam sebuah kalimat? Maka sebagai orang tua, ada baiknya ayah bunda menggunakan kalimat pengganti yang mudah di mengerti anak misalnya, jangan jadi nakal diganti dengan jadi anak baik. Lebih enak didengar dan dipahami bukan?!

Atau lebih tepatnya lagi ayah bunda mencontohkan mana yang benar didepan anak daripada berkata jangan sambil teriak-teriak. Ngeri banget kan ... Hehehe. Karena anak lebih mudah untuk meniru apa yang orang dewasa lakukan daripada memahami sebuah perkataan. Jadi uswatun hasanah buat anak hukumnya wajib bagi ayah bunda dan para calon orang tua. Hehehe.  

Keempat, membeda-bedakan anak. Yang perlu ayah bunda tahu, jika anak lahir dengan keunikan sendiri-sendiri. Jadi jangan sampai ayah bunda membeda-bedakan anak satu dengan anak lainnya apalagi mengkritiknya. Karena hal itu akan membuat anak menjadi individu yang minder. Ayah bunda ... anak akan merasa sakit hati lhoo kalau ayah bunda membeda-bedakan mereka. Seolah-olah mereka tidak diakui keberadaannya dan kemampuannya. Terimalah anak apa adanya, dan selalu percaya bahwa tiap anak memiliki keistimewaan masing-masing.

Nah, ayah bunda ... Jangan coba-coba jadi monster yang meakutkan bagi anak-anak yaa ... Selalu jadi malaikat tanpa sayap untuk para peri kecil titipan Allah ... (*Berlaku juga untuk para calon orang tua) Hehehe. 

Quote pagi ini yang saya ambil dari tulisan Dianna Hine (2007),

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun