Mohon tunggu...
Rofiqi Apri
Rofiqi Apri Mohon Tunggu... Guru - Penulis lepas

Philo Sophia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Timnas China U-23 yang Lebay

2 Agustus 2021   13:42 Diperbarui: 2 Agustus 2021   13:58 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu kita sempat gempar soal dunia olahraga, bukan prestasi melainkan cibiran keras dari orang asing yang katanya muak bertandang ke Indonesia lantaran beberapa hal, salah satu diantaranya adalah suara adzan yang berkumandang. 

Pasalnya, Federasi Sepakbola Asia (AFC) menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah untuk grup G pada kuakifikasi piala asia U-23 2022. Bersama dengan China, Australia dan Brunei Darussalam.

Atas keputusan tersebut, Zhu Chenjie sebagai salah satu timnas China mengutarakan kegalauannya, bahwa dirinya terganggu dengan iklim serta suara masjid yang "berisik". What? 

Dijelaskan, atas pengalaman bermainnya dulu, dirinya sangat resah dengan cuaca yang panas, macet serta suara masjid yang bising sampai membuatnya tidak nyenyak tidur.

Mengetahui hal itu, tentu saja saya membatin bahwa mas Zhu terlalu lebay. Anak seusia dia tidak jauh berbeda dengan bocil ep ep yang selalu ceplas ceplos dalam menyikapi dan mengomentari sesuatu. Pengalaman intelektualnya mungkin masih bar-bar. Maklum hanya memperbaiki otot bukan otak. 

Padahal, sangat disayangkan sebagai salah seorang publik figur yang membawa nama besar negara, mas Zhu melakukan rasisme. (makanya bunda, jika punya anak jangan lupa diajari tentang ilmu sosial, agama dan budaya.) 

Sebenarnya saya lebih memaklumi bahwa pemain kita berlaga seperti kapten Tsubasa, saling hajar dan pukul pemain selama pertandingan berlangsung, di luar laga, semua kembali hidup normal dan berdampingan, tolerasi dan saling menghargai tradisi. 

Sebagai salah seorang bocil bar-bar, mas Zhu tentu tidak akan paham bahwa dampak dari ucapannya bisa berumur panjang. Kaum Islam yang kebetulan radikal bisa saja semakin tidak menyukai China dengan segala produknya. 

Jika hal demikian terjadi, China tentu akan rugi sebab Indonesia adalah pasar berharga yang nyaris rata semua penduduknya konsumtif. 

Bahkan sebenarnya, pemerintah mesti melakukan tindakan tegas terhadap rasisme yang demikian, agar memberikan pelajaran bahwa menghargai perbedaan  adalah amanat undang-undang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun