Mohon tunggu...
Berlian Avrida Prasetyo
Berlian Avrida Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hai haii guys! Perkenalkan, Namaku Berlian Avrida Prasetyo atau biasa dipanggil Berlin. Aku mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi yang 'suka banget makan!'. Di sini, aku ingin berbagi banyak hal melalui sebuah tulisan yang semoga bermanfaat untuk kalian. And fyi ini adalah blog pertamaku, yang ditulis saat senggang. Kalau kalian suka ngapain nih kalau lagi senggang? Oiya, jangan lupa ikuti blog ini ya! Biar gak ketinggalan update terbaru dari aku. Salam hangat, Berlin.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Puisi dan Cinta Terlarang: Menelusuri Kisah Cinta Mahmoud Darwish dan Rita

17 Juli 2024   14:00 Diperbarui: 17 Juli 2024   16:29 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Instagram @mahmouddarwishquotes)

Pernakah kalian mendengar nama Mahmoud Darwish? Bagi pencinta puisi, nama ini mungkin tak asing lagi. Kali ini, mari kita selami sedikit kisah cinta terlarang Mahmoud Darwish dengan Rita, diiringi konteks sejarah dan politik yang mewarnai hubungan mereka, dan bagaimana kisah cintanya ini memengaruhi karya dan kehidupannya.

Tentang Mahmoud Darwish

Mahmoud Darwish lahir pada 13 Maret 1941 di Desa Al Birwa di Galilea, Palestina. Beliau merupakan penyair ternama yang menyuarakan perjuangan dan identitas Palestina melalui karyanya. Puisi-puisinya sarat makna tentang kehilangan tanah air, identitas, dan perlawanan rakyat Palestina.

Sejak kecil, Darwish sudah menunjukkan bakat menulis puisi, meskipun ia tidak memiliki akses terhadap buku. Ia terinspirasi dari legenda Arab kuno yang diceritakan kakek dan tetangganya, serta lagu-lagu penyanyi keliling di desanya.
Darwish dijuluki "penyair perlawanan" karena puisinya yang berani, seperti "Identity Card", yang diubah menjadi lagu protes dan membuatnya ditahan. Meskipun karyanya mengundang kontroversi dan membuatnya dianiaya oleh otoritas Israel, Darwish tetap dihormati sebagai ikon budaya dunia di Arab.

Darwish meninggal di Amerika Serikat setelah operasi jantung. Kematiannya membawa duka mendalam bagi rakyat Palestina. Presiden Mahmoud Abbas pun mengumumkan tiga hari berkabung nasional dan menyebut Darwish sebagai "pelopor proyek budaya Palestina modern".

Kisah Cinta Mahmoud Darwish dan Rita
Mahmoud Darwish bertemu Rita di tahun 1966, di tengah ketegangan politik yang melanda wilayah tersebut. Saat itu, Darwish berusia 22 tahun dan aktif dalam gerakan perlawanan Palestina, sedangkan Rita adalah seorang wanita Yahudi Israel.

Pertemuan mereka mengantarkan pada sebuah cinta. Hubungan mereka penuh dengan tantangan karena sebuah konflik politik yang terjadi saat itu. Oleh karena itu, mereka harus merahasiakan hubungan mereka dari keluarga dan teman, memaksa mereka untuk bersembunyi dan mencintai dalam diam.

Kerinduan mereka pun diungkapkan dan abadi dalam puisi-puisi Darwish yang penuh dengan makna tersembunyi dan ungkapan cinta yang mendalam. Seperti puisi yang berjudul "Rita and the Rifle". Puisi "Rita and the Rifle" karya Mahmoud Darwish menghadirkan metafora cinta yang mustahil. Rifle atau Senapan merupakan simbol perlawanan Palestina, menjadi pengingat realitas pahit yang memisahkan Darwish dan Rita.

Di tengah konflik Palestina-Israel, Darwish menggambarkan kontradiksi antara cinta dan permusuhan. Di satu sisi, ia sangat mencintai Rita. Di sisi lain, ia terikat pada perjuangan rakyat Palestina.

(Sumber: Harian.disway.id)
(Sumber: Harian.disway.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun