Pernakah kalian mendengar nama Mahmoud Darwish? Bagi pencinta puisi, nama ini mungkin tak asing lagi. Kali ini, mari kita selami sedikit kisah cinta terlarang Mahmoud Darwish dengan Rita, diiringi konteks sejarah dan politik yang mewarnai hubungan mereka, dan bagaimana kisah cintanya ini memengaruhi karya dan kehidupannya.
Tentang Mahmoud Darwish
Mahmoud Darwish lahir pada 13 Maret 1941 di Desa Al Birwa di Galilea, Palestina. Beliau merupakan penyair ternama yang menyuarakan perjuangan dan identitas Palestina melalui karyanya. Puisi-puisinya sarat makna tentang kehilangan tanah air, identitas, dan perlawanan rakyat Palestina.
Sejak kecil, Darwish sudah menunjukkan bakat menulis puisi, meskipun ia tidak memiliki akses terhadap buku. Ia terinspirasi dari legenda Arab kuno yang diceritakan kakek dan tetangganya, serta lagu-lagu penyanyi keliling di desanya.
Darwish dijuluki "penyair perlawanan" karena puisinya yang berani, seperti "Identity Card", yang diubah menjadi lagu protes dan membuatnya ditahan. Meskipun karyanya mengundang kontroversi dan membuatnya dianiaya oleh otoritas Israel, Darwish tetap dihormati sebagai ikon budaya dunia di Arab.
Darwish meninggal di Amerika Serikat setelah operasi jantung. Kematiannya membawa duka mendalam bagi rakyat Palestina. Presiden Mahmoud Abbas pun mengumumkan tiga hari berkabung nasional dan menyebut Darwish sebagai "pelopor proyek budaya Palestina modern".
Kisah Cinta Mahmoud Darwish dan Rita
Mahmoud Darwish bertemu Rita di tahun 1966, di tengah ketegangan politik yang melanda wilayah tersebut. Saat itu, Darwish berusia 22 tahun dan aktif dalam gerakan perlawanan Palestina, sedangkan Rita adalah seorang wanita Yahudi Israel.
Pertemuan mereka mengantarkan pada sebuah cinta. Hubungan mereka penuh dengan tantangan karena sebuah konflik politik yang terjadi saat itu. Oleh karena itu, mereka harus merahasiakan hubungan mereka dari keluarga dan teman, memaksa mereka untuk bersembunyi dan mencintai dalam diam.
Kerinduan mereka pun diungkapkan dan abadi dalam puisi-puisi Darwish yang penuh dengan makna tersembunyi dan ungkapan cinta yang mendalam. Seperti puisi yang berjudul "Rita and the Rifle". Puisi "Rita and the Rifle" karya Mahmoud Darwish menghadirkan metafora cinta yang mustahil. Rifle atau Senapan merupakan simbol perlawanan Palestina, menjadi pengingat realitas pahit yang memisahkan Darwish dan Rita.
Di tengah konflik Palestina-Israel, Darwish menggambarkan kontradiksi antara cinta dan permusuhan. Di satu sisi, ia sangat mencintai Rita. Di sisi lain, ia terikat pada perjuangan rakyat Palestina.