Mohon tunggu...
Berlianti Apriliana Nur Azizah
Berlianti Apriliana Nur Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Departemen Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Malang

Tertarik dalam bidang pendidikan khusus, inklusi, dan hal-hal terkait kesehatan mental.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Asistensi Mengajar UM Implementasikan E-Learning di SLB ABD N Kedungkandang Kota Malang

10 Juni 2023   10:23 Diperbarui: 11 Juni 2023   18:05 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asistensi Mengajar merupakan bagian dari program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) yang memfasilitasi dan membekali mahasiswa dengan beragam keahlian serta keterampilan. Selain itu juga mendukung mahasiswa menjadi mitra guru dan sekolah dalam pengembangan model pembelajaran. Program ini dilaksanakan melalui berbagai subsistem pendidikan formal, salah satunya adalah SLB atau Sekolah Luar Biasa. 

Melalui program ini mahasiswa berusaha memperdalam ilmu dan memperbanyak pengalaman di lapangan demi mendukung peningkatan kompetensi diri sebagai seorang calon pendidik. Selanjutnya mahasiswa juga berusaha mengasah kemampuan kreatif dan inovatif untuk menyusun berbagai program kerja yang memiliki tujuan mengembangkan kegiatan pembelajaran dari sekolah mitra. Salah satunya adalah mendukung dan membuat langkah awal dengan menciptakan berbagai sumber belajar yang diperlukan untuk mewujudkan lingkungan belajar digital

Khususnya bagi PDBK (Peserta Didik Berkebutuhan Khusus). Mengingat dewasa ini teknologi semakin banyak digunakan dan lebih mudah untuk disesuaikan kebutuhannya dengan karakteristik PDBK yang beragam. Maka dari itu perlunya kemampuan adaptif yang tinggi dalam menghadapi perkembangan teknologi dan menganalisis dampak perubahannya pada aspek pendidikan.

Bagaimana teknologi dapat merubah pembelajaran pada era ini? Pembelajaran abad ke 21 adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pergeseran pendidikan dari metode tradisional masa lalu ke pendekatan yang lebih modern. Pendekatan baru ini berfokus pada mempersiapkan peserta didik untuk masa depan, dengan mengajari mereka keterampilan yang mereka butuhkan agar berhasil dalam ekonomi global. 

Salah satunya dengan menggunakan teknologi untuk kegiatan pembelajaran dalam kelas. Mulai banyak sekolah-yang berusaha menerapkan lingkungan pembelajaran digital untuk dapat beradaptasi dengan perubahan zaman yang begitu cepat. 

Pembelajaran digital mengangkat beberapa kendala pembelajaran tradisional tentang waktu, tempat, ruang, dan kecepatan sehingga peserta didik dapat belajar dengan cara yang bermakna dan personal. Lingkungan belajar digital lebih dari sekedar duduk di depan komputer. Namun juga tentang otonomi, keterlibatan, dan hubungan positif antara guru dan peserta didik.

Melihat pentingnya penerapan lingkungan belajar digital pada era ini, mahasiswa Departemen Pendidikan Luar Biasa melalui program Asistensi Mengajar Universitas Negeri Malang berusaha menciptakan fasilitas pembelajaran digital yang dapat digunakan untuk guru dan peserta didik berkebutuhan khusus di SLB ABD Negeri Kedungkandang Kota Malang. Upaya yang dilakukan oleh mahasiswa diantaranya adalah dengan menciptakan website literasi membaca yang diberi nama Bina Membaca. 

Website ini merupakan sarana atau fasilitas pembelajaran satu pintu yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja asalkan tersambung dengan jaringan internet. Selain itu mahasiswa asistensi mengajar juga melaksanakan pengenalan aplikasi berbasis website kepada guru dan tenaga pendidik SLB ABD Negeri Kedungkandang Kota Malang dengan nama Wordwall sebagai media pembelajaran interaktif yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam proses belajar dan mengajar. Tentunya dengan disesuaikan oleh karakteristik dan kebutuhan masing-masing peserta didik dengan hambatannya, seperti peserta didik dengan hambatan pengelihatan, hambatan pendengaran, dan hambatan fisik motorik. 

Dokumen Mitherysa Hersanti
Dokumen Mitherysa Hersanti

Melalui program asistensi mengajar angkatan tiga ini, mahasiswa berupaya untuk meningkatkan lingkungan belajar yang bersifat digital di sekolah. Selain menyusun media pembelajaran yang berfokus pada peningkatan minat baca peserta didik, mahasiswa juga mengadakan program pengenalan aplikasi Wordwall sebagai media pembelajaran interaktif, untuk diterapkan kepada peserta didik, untuk program tersebut sasaran dari kegiatan ini berfokus kepada tenaga pendidik sebagai fasilitator utama dalam kegiatan pembelajaran. Dua kegiatan tersebur merupakan bagian dari program kerja mahasiswa asistensi mengajar UM  yang dilaksanakan pada Jumat, 05 Mei 2023 di ruang aula SLB ABD Negeri Kedungkadang Kota Malang. 

Dihadiri oleh tamu undangan yaitu Ibu Dr. Wiwik Dwi Hastuti, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan dan Bapak Ibu Guru serta Tenaga Pendidik. Dikemas dalam satu kegiatan yang membawa tajuk “Sosialisasi Website Literasi Bina Membaca dan Pengenalan Aplikasi Berbasis Website Wordwall sebagai Media Pembelajaran Interaktif.” 

“Diharapkan melalui berbagai kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa melalui program asistensi mengajar ini, mahasiswa dapat banyak belajar dan menambah pengalaman serta memberikan dampaik impact yang baik bagi mahasiswa ketika lulus dari prodi pendidikan luar biasa” Ujar Bapak Puguh Sudarminto M.Pd ketika menyampaikan sambutan pembukaan. Jumat (5/5/2023).

Tujuan diadakan program tersebut sesuai dengan salah satu capaian Program Asistensi Mengajar yaitu mengenai digitalisasi pembelajaran di sekolah. Apalagi mengingat di era ini teknologi sudah semakin kuat dan mulai banyak diterapkan melalui berbagai sektor khususnya sektor pendidikan. 

Selain itu juga menuju penerapan kurikulum merdeka di sekolah maka beberapa fasilitas pendidikan yang menunjang juga perlu diperhatikan. Seperti bahan ajar, media pembelajaran, dan sarana prasarana untuk mendukung terwujudnya lingkungan belajar digital yang disesuaikan dengan kebutuhan anak serta karakteristik masing-masing hambatan yang dimiliki peserta didik. 

Lingkungan belajar digital memberikan kemudahan bagi individu untuk belajar di mana saja dan kapan saja. Fleksibilitas waktu dan lokasi membuat individu lebih mandiri dalam mengatur jadwal belajarnya. Selain itu, lingkungan belajar digital juga memungkinkan individu untuk belajar secara kolaboratif melalui berbagai platform online, seperti forum diskusi, chat, atau video konferensi. Namun, lingkungan belajar digital juga memiliki tantangan dan kelemahan. 

Salah satu tantangan utama adalah masalah keamanan, seperti kebocoran informasi atau serangan siber yang dapat mengancam privasi dan integritas individu. Selain itu, lingkungan belajar digital juga dapat menyebabkan gangguan konsentrasi dan produktivitas karena adanya gangguan dari lingkungan online seperti notifikasi email atau pesan sosial media. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan lingkungan belajar digital meliputi teknologi, pengaturan lingkungan, interaksi sosial, dan kemampuan individu. Teknologi yang digunakan harus memadai, aksesibel, dan mudah digunakan oleh individu. Selain itu, pengaturan lingkungan yang baik juga diperlukan, seperti kondisi pencahayaan yang cukup, udara yang bersih, dan suhu yang nyaman.

Memperhatikan kebutuhan-kebutuhan tersebut maka mahasiswa menyusun sebuah media pembelajaran BiNa Membaca. Nama BiNa Membaca di ambil dari singkatan slogan tim yaitu Bimantara Nawasena yang diambil dari bahasa sansekerta. Slogan ini memiliki arti jiwa yang hebat untuk masa depan yang cerah. 

Maka dari itu diharapkan melalui website ini dapat mendukung peserta didik menjadi insan yang hebat serta dapat berkontribusi penuh untuk mencerahkan masa depan bangsa terutama dalam bidang pendidikan. Media pembelajaran ini merupakan media digital berbasis website yang berfokus pada literasi membaca peserta didik. Disusun dengan strategi satu pintu agar memudahkan guru dan peserta didik hingga orang tua di rumah dalam mengakses berbagai bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Website Literasi Bina Membaca juga dapat dimanfaatkan untuk membantu pembelajaran peserta didik yang dapat digunakan di sekolah, di rumah, dan di mana saja. 

Bina Membaca sendiri sebagai platform pembelajaran digital memiliki banyak fitur, diantaranya buku pendidikan digital, buku cerita fiksi digital, video pembelajaran, audio book, dan juga konten poster infografis yang dibuat se aksesibel mungkin untuk peserta didik dengan hambatan pendengaran, hambatan pengelihatan, dan hambatan fisik motorik. Diharapkan Website Literasi Bina Membaca dapat terus berkembang menyediakan berbagai jenis media pembelajaran yang beragam untuk dapat mendukung dan meningkatkan wawasan serta motivasi belajar peserta didik.

Program selanjutnya yaitu pengenalan aplikasi berbasis website yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran interaktif dalam bentuk digital, yaitu Wordwall. Aplikasi tersebut merupakan salah satu website pembuat game yang dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik. 

Aksesnya juga cukup mudah hanya perlu log in menggunakan akun email, setelah itu langsung dapat mengakses berbagai fitur game pebelajaran yang dimiliki oleh aplikasi tersebut. Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan praktik membuat media pembelajaran digital secara langsung bersama dengan bapak ibu guru SLB ABD Negeri Kedungkandang menggunakan fasilitas tablet sekolah.

 Di akhir sesi terdapat penyerahan doorprize yang diberikan kepada yang beruntung dalam menjawab pertanyaan seputar pengenalan aplikasi juga yang terlihat paling semangat dalam praktik. Kedua program tersebut diharapkan dapat mejadi langkah awal untuk menerapkan lingkungan belajar digital khususnya di SLB untuk peserta didik berkebutuhan khusus yang tentunya memiliki beragam karakteristik dan kebutuhan yang berbeda.  

Melalui kegiatan tersebut banyak sekali manfaat dan dampak positif yang di dapatkan oleh mahasiswa sebagai penyelanggara kegiatan maupun bapak ibu sebagai peserta dan sasaran kegiatan. Karena banyak pengalaman yang menjadi faktor dalam peningkatan kemampuan dan kualitas mahasiswa dari aspek profesi sebagai calon pendidik kompeten.

 “Dengan adanya kegiatan ini semoga dapat menjadi fasilitas bagi mahasiswa untuk terus belajar, belajar, dan belajar” pesan dari Ibu Dr. Wiwik Dwi Hastuti, M.Pd kepada mahasiswa dalam sambutannya pada kegiatan sosialiasi. Jumat (05/05/2023)

Sepanjang rangkaian kegiatan mahasiswa melalui program Asistensi Mengajar UM di sekolah, banyak ide kreatif yang dilakukan dalam mendukung penerapan lingkungan belajar digital di era modern teknologi ini. Apalagi dengan semakin berkembangnya zaman, pembelajaran yang masih bersifat konvensional mulai banyak ditinggalkan, tanpa kita sadari dalam lingkup pendidikan ini sudah terjadi peralihan kepada pembelajaran modern yang lebih mudah digunakan, lebih fleksibel, efektif, dan tentu saja lebih mendukung kegiatan pembelajaran peserta didik dimana saja dan kapan saja.

Dewasa ini seperti yang kita ketahui seluruh subsistem pendidikan yang ingin tetap adaptif di abad ke-21 ini perlu merangkul alat pembelajaran digital yang relevan di ruang kelas dengan fasilitas yang memadai. Riset menunjukkan, rata-rata, peserta didik yang belajar online menguasai 25% hingga 60% materi, dibandingkan dengan hanya 8% hingga 10% di ruang kelas. Selain itu, pembelajaran online memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri, membutuhkan waktu 40% hingga 60% lebih sedikit untuk belajar daripada di ruang kelas konvensional.  

Pembelajaran digital memungkinkan pendekatan yang lebih personal. Menurut Departemen Pendidikan A.S., teknologi yang mendorong pembelajaran digital ”menghubungkan guru dengan peserta didiknya dan dengan konten, sumber daya, dan sistem profesional untuk membantu mereka meningkatkan pengajaran mereka dan mempersonalisasikan pembelajaran”. Lingkungan digital dalam praktik pembelajaran yang relevan, akan memfasilitasi perolehan keterampilan yang dibutuhkan anak untuk sekolah, kehidupan, dan pekerjaan. Lingkungan pembelajaran digital juga menciptakan cara baru untuk mengajar dan belajar di dalam kelas. Peserta didik menemukan cara baru untuk berinteraksi dengan minat mereka secara online dan melalui media digital lainnya. Mereka tidak lagi terbatas pada teks fisik saja ketika membaca atau belajar tetapi lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan bakat dan minat mereka.

Dokumen Mitherysa Hersanti
Dokumen Mitherysa Hersanti

Dalam penerapan lingkungan belajar digital, peserta didik lebih terlibat dan mampu mengembangkan keterampilan di era perkembangan teknologi ini. Guru memiliki sikap yang lebih positif terhadap pekerjaan mereka dan mampu memberikan pembelajaran yang lebih personal, khususnya untuk PDBK (Peserta Didik Berkebutuhan Khusus) yang dalam praktik pembelajarannya memerlukan banyak penyesuaian-penyesuaian yang diterapkan melalui karakteristik masing-masing peserta didik. Interaksi keluarga dan keterlibatan orang tua dapat meningkat. 

Masyarakat mendapat manfaat dari menjembatani kesenjangan digital. Secara keseluruhan, lingkungan belajar digital dapat memberikan banyak manfaat dan dampak positif bagi pembelajaran. Diantaranya adalah menghemat biaya dengan mengurangi bahan fisik srta penggunaan waktu dan sumber daya guru & peserta didik yang lebih efisien. Dengan memanfaatkan kekuatan teknologi, lingkungan pembelajaran digital atau dapat disebut dengan e-learning dapat memberikan pengalaman belajar terbaik untuk peserta didik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun