Selain teori Weber dan Losch, teori tempat sentral Walter Christaller dapat dijadikan acuan dalam menganalisis lokasi industri di Sidoarjo. Asumsi jangkauan (range) dan ambang batas (threshold) dimana ditentukan jumlah minimal permintaan tenaga kerja untuk mempertahankan industri tetap berjalan. Â Hierarki pusat pelayanan biasanya digunakan untuk industri pengolahan makanan, minuman, dan kerajinan. Contohnya adalah kawasan sekitar Pasar Larangan dan Pasar Gedangan. Hierarki lalu lintas optimum digunakan untuk menentukan kawasan industri yang berorientasi pada market dan aksesibilitas, seperti industri rumahan di sekitar jalan arteri primer penghubung Surabaya dengan Pasuruan dan Malang.
Penggolongan industri di Sidoarjo tidak hanya berorientasi pada perindustrian sebagai corak dominan, namun juga memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini mendorong adanya berbagai pengelompokan industri. Pengelompokan atau aglomerasi Inndustri tersebut terbagi ke dalam tiga tipe, yaitu kawasan industri, kawasan berikat. Contoh kawasan industri adalah Sidoarjo Rangkah Industrial Estate (SiRIE) yang berada di Rungkuhkidul, Kecamatan Sidoarjo. Letak industri ini berorientasi terhadap aspek lingkungan karena jauh dari pusat kota dan dekat dengan muara sungai. Â Selain itu, terdapat Kawasan Industri Krian di Kecamatan Krian dengan pola industri memanjang di sepanjang Jalan Bypass Krian yang dekat dengan Kabupaten Gresik.
Selain dalam hal industri, strategisitas Sidoarjo memiliki beberapa peruntukkan lain yang mampu menjadi penopang perekonomian wilayah. Di antaranya adalah potensi sebagai pusat kegiatan wilayah yang mampu mengembangkan sektor perdagangan dan jasa. Oleh karena itu, sektor perdagangan dan jasa sebagai market memiliki peranan penting dalam menopang produktivitas industri di Sidoarjo.
Dukungan terhadap sektor industri di Sidoarjo untuk berkembang juga diperlukan melalui kebijakan yuridis yang mampu mewadahi permintaan akan aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi, sehingga pemahaman akan dimensi spasial menjadi penting dalam perencanaan dan pengembangan ekonomi Sidoarjo yang berkelanjutan. Hal ini juga harus sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pembukaan lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menghasilkan barang untuk konsumsi.Top of Form
Banyaknya kawasan perindustrian di Sidoarjo tersebut menyebabkan fenomena industrial linkage yang merupakan zona industri yang saling terkait secara proses, subkontrak, jasa, dan produk industri yang sama. Keterlibatan sektor industri yang besar dalam perkembangan ekonomi sidoarjo memiliki banyak impulsi positif yang menyebabkan peningkatan taraf ekonomi masyarakat dan daerah. Kondisi ini menyebabkan interaksi antar wilayah di satu kawasan menjadi sangat masif, termasuk dalam arus urbanisasi. Sidoarjo dijadikan "pelarian" oleh masyarakat yang ingin tinggal di kota besar seperti Surabaya. Hal ini menyebabkan tingkat pemadatan penduduk yang semakin tinggi dan berpotensi mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Dalam konteks ekonomi wilayah, kondisi ini disebut "regional compementary" karena Sidoarjo menjadi penyuplai tenaga kerja untuk mencukupi permintaan tenaga kerja di Surabaya dan Surabaya menjadi penyuplai barang dan jasa bagi sirkulasi ekonomi Sidoarjo. Oleh karena itu, keterkaitan antara sektor keruangan dengan ekonomi membawa dampak besar bagi pertumbuhan kawasan baik dalam aspek ekonomi maupun spasial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H