Mohon tunggu...
Berlianna M A
Berlianna M A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang ingin mulai menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fakta Menarik Monumen Nasional

19 Agustus 2021   00:20 Diperbarui: 19 Agustus 2021   00:22 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah bertahun-tahun melawan penjajah, Ir. Soekarno, selaku presiden pertama RI mengharapkan adanya sebuah monumen raksasa untuk memperingati perjuangan rakyat Indonesia sampai akhirnya merdeka. 

Monumen itu dinamakan Monumen Nasional atau biasa dikenal dengan Monas. Kini Monas sudah menjadi ikon dari Kota Jakarta. Banyak yang mengatakan kalau belum mengunjungi Monas, maka belum sah mengunjungi Jakarta. Tak disangka-sangka, monas memiliki fakta-fakta menarik yang tidak diketahui banyak orang. Berikut adalah fakta menarik seputar Monumen Nasional.

Penolakan pembangunan Monas

Presiden Soekarno memang mengusulkan untuk mendirikan sebuah monumen, tetapi tidak semua masyarakat menyetujui hal ini. Menurut sebagian orang, saat itu Indonesia masih kesulitan dalam perekonomian. Membangun proyek monumen kemerdekaan dianggap sebagai pemborosan.

Diadakan sayembara untuk merancang

Untuk mendapati bentuk bangunan Monas yang saat ini kita lihat tidaklah mudah. Pada tahun 1954, didirikanlah sebuah komite untuk pembangunan Monas. Lalu tahun 1955 diadakan sayembara pertama Perancangan Monumen Nasional. 

Terapat 51 rancangan dalam sayembara tersebut, tetapi hanya 1 karya, yaitu milik Frederich Silaban yang memenuhi kriteria dari komite. Di tahun 1960 sayembara kembali diadakan, tetapi dari 136 karya yang masuk, tidak ada yang memenuhi kriteria. 

Juri akhirnya meminta Silaban untuk menunjukkan karyanya kepada Presiden Soekarno. Saat itu presiden pertama RI ini merasa rancangannya masih kurang menarik.

Ia meminta Silaban untuk membuat rancangan baru yang memiliki bentuk Lingga dan Yoni serta memasukkan angka-angka yang melambangkan hari kemerdekaan dalam rancangannya.

Silaban akhirnya membuat rancangan yang sudah sesuai dengan kriteria yang diberikan oleh Soekarno, tetapi ternyata tidak sesuai dengan anggaran negara. Akhirnya, Soekarno meminta seorang arsitek yaitu R.M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangannya supaya biaya pembangunannya bisa lebih ditekan.

Makna bentuk bangunan Monas

Seperti yang sudah disebutkan, Soekarno meminta bentuk Monas seperti Lingga dan Yoni. Bangunan monas yang tinggi dan menjulang keatas itu adalah bentuk dari Lingga. 

Melambangkan elemen maskulin, energi positif, dan siang hari. Sementara, bangunan monas yang berbentuk seperti cawan adalah Yoni. Yoni melambangkan elemen feminim, energi negatif, dan malam hari. Sehingga Lingga dan Yoni mengartikan kesuburan, keseimbangan, dan juga saling melengkapi.

Jumlah total emas di Monas

Monas menjadi monumen yang juga dikatakan mewah karena memiliki emas pada bangunannya. Pada awal monas dibentuk, monumen lidah api yang ada dipuncak adalah perunggu yang dilapisi emas seberat 32 kg. 

Saat Indonesia berulang tahun yang ke-50 atau tepatnya pada tahun 1995, emas pada tugu lidah api tersebut ditambahkan menjadi 50kg. Tapi ternyata emas yang berada di Monas tidak hanya ada di puncaknya, tetapi juga pada ruang kemerdekaan. Ruang kemerdekaan Monas berada di dalam cawan. Disana terdapat 4 sisi. 

Sisi pertama terdapat sebuah pintu hijau dengan ukiran yang juga dilapisi emas, menyimpan teks proklamasi serta rekaman suara asli Presiden Soekarno saat membacakan teks proklamasi. Lalu juga ada lambang Negara Indonesia, Burung Garuda yang sangat besar terbuat dari perunggu dan dilapisi emas.

Di sisi lain juga terdapat peta Negara Indonesia dengan banyak pulau yang juga dari lapisan emas. Terakhir, terdapat isi dari teks proklamasi yang juga dilapisi emas. Total emas dalam ruang kemerdekaan di Monas adalah 22kg. Sehingga total keseluruhan emas di Monas adalah 77kg.

Pembangunan 3 tahap

Monas memiliki 3 tahap pembangunan. Pertama adalah pembangunan fondasi dari tahun 1961-1965. Lalu pembangunan tahap kedua dilanjutkan, dimulai dari tahun 1966 hingga 1968. 

Pembangunan tahap kedua terpaksa berhenti akibat terjadinya Gerakan 30 September atau yang juga kita kenal dengan G30-SPKI. Setelah situasi mereda dan aman, pembangunan Monas kembali dilanjutkan yaitu di tahun 1969-1976. Monumen pun masih perlu beberapa sentuhan terakhir hingga akhirnya dapat diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Presiden Soeharto.

Itulah fakta-fakta mengenai Monumen Nasional. Saat ini kita belum bisa mengunjungi Monas karena pandemi. Wajar saja Monas terpaksa ditutup, karena pengunjung Monumen ini setiap harinya tidak sedikit. 

Demi mencegah penyebaran virus yang cepat, Monas terpaksa ditutup untuk sementara, sampai waktu yang belum ditentukan. Semoga situasi kedepannya semakin membaik agar Monas dapat kembali dibuka dan tetap menjadi salah satu destinasi wisata favorit yang ada di Jakarta.

Source:

123

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun