Selain regulasi, teknologi juga memainkan peran penting dalam mendukung implementasi keuangan publik Islam. Digitalisasi sistem keuangan dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan dana publik. Misalnya, platform digital dapat digunakan untuk mengelola pengumpulan dan distribusi zakat secara real-time, memastikan bahwa dana tersebut sampai kepada kelompok yang membutuhkan dengan cepat dan tepat. Teknologi blockchain juga dapat diadopsi untuk menciptakan catatan keuangan yang transparan dan sulit dimanipulasi, sehingga mengurangi potensi penyalahgunaan dana publik.
Selanjutnya, penting untuk meningkatkan literasi keuangan Islam di kalangan masyarakat. Pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep seperti zakat, wakaf, dan larangan riba akan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung sistem keuangan publik Islam. Misalnya, masyarakat dapat didorong untuk berkontribusi melalui wakaf produktif, di mana aset yang mereka wakafkan diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk kegiatan sosial.
Keuangan umum aliansi semacam itu pada akhirnya dapat tetap secara strategis bermain sebuah peran dalam memperbaiki dasar tata kelola ekonomi. Ini demikian bisa terjadi dalam ekonomi lebih adil dan biasa, di mana setiap anggota masyarakat cenderung untuk menikmati tingkat keselamatan tertentu. Ketika berdasarkan sifat ruhani, sistem ini menawarkan tujuan alternatif dari variasi negatif yang ada di ekonomi global, seperti ruang mania, ketimpangan, eksploitasi yang tidak bekonsumsi sifat oleh sumber daya alam. Akhirnya, dalam keuangan umum Islam sentralitas acceptor dari kebijakan biasa menuntut tanggung jawab dari pihak lain. kepentingan lain itu ada pemerintah, masyarakat sipil, atau sektor swasta. Pembangunan dan pelaksanaan keuangan publik Islam memerluka rancana berjenjang.
Prospek untuk langkah pertama adalah penciptaan sistem regulativa yang memberikan dasar kerangka berani antara pengimplementasian prinsip syariah dalam pengelolaan keuangan negara bagian. Regulativa demikian harus memberikan arahan pada penggunaan instrumen keuangan Islam. yaitu seperti Zakat, wakaf, pelaksanaan cukai syariah sebagai pemasukan alternatif keuangan negara, dan investasi berjangka bagian. Sehubungan pengambilan keputusan seputar substansi sistem regulativa serupa, pendekatan berbasis sistem akan memercayakan peningkatan kerja sama antara pemerintah, masyarakat terorganisir, dan sektor swasta.Â
Selain regulasi, teknologi juga memainkan peran penting dalam mendukung implementasi keuangan publik Islam. Digitalisasi sistem keuangan dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan dana publik. Misalnya, platform digital dapat digunakan untuk mengelola pengumpulan dan distribusi zakat secara real-time, memastikan bahwa dana tersebut sampai kepada kelompok yang membutuhkan dengan cepat dan tepat. Teknologi blockchain juga dapat diadopsi untuk menciptakan catatan keuangan yang transparan dan sulit dimanipulasi, sehingga mengurangi potensi penyalahgunaan dana publik.
Selanjutnya, penting untuk meningkatkan literasi keuangan Islam di kalangan masyarakat. Pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep seperti zakat, wakaf, dan larangan riba akan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung sistem keuangan publik Islam. Misalnya, masyarakat dapat didorong untuk berkontribusi melalui wakaf produktif, di mana aset yang mereka wakafkan diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk kegiatan sosial.
Di sisi lain, sektor swasta juga akan memberikan kontribusi pada keuangan publik Islam. Karena sektor swasta menjadi bagian dari keuangan publik, adanya lembaga keuangannya juga memungkinkan untuk melakukan kemitraan antara keuanga publik Islam dan swasta. Misalnya, Lembaga Keuangan Syariah dapat membuat bersamaan dengan pemerintah untuk pengadaan fasilitas infrastruktur. Dalam perspektif ini akan membantu dalam mempromosikan keuangan Islam. Bila ini dilakukan, semua pihak akan mendapat manfaat yang sama. Itulah sebabnya bagaimana keuangan publik Islam membuka kesempatan diplomasi ekonomi yang lebih luas. Sebuah negara yang mengimplementasikan prinsip keuangan Islam akan bekerjasama dengan negara lain dalam pembuatan kebijakan fiskal berdasarkan syariah. Terdapat pertukaran pengetahuan, pembiayaan bersama project, serta persamaan tatanan antar negara untuk membangun ekosistem keuangan Islam yang lebih kuat di seluruh dunia.
Namun berbagai tantangan global seperti instabilitas ekonomi dan perubahana geopolotik juga perlu diantisipasi ketika menerapkan keuangan publik Islam. Dengan menghindari hutang bunga dan penanaman nilai-nilai religius, akan membuat perbankan ini mempumyai versi yang lebih positif untu
k jangka Panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H