Mohon tunggu...
Berliana SekarMaulina
Berliana SekarMaulina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pertamina

It's my time to step into the spotlight, I’ve earned it.

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Laut Bercerita, Laut Sebagai Saksi Kejamnya Era Reformasi

23 Januari 2024   22:45 Diperbarui: 23 Januari 2024   23:05 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat itu, presiden Indonesia menjabat. Aktivitas lain Laut adalah menulis, menerjemahkan novel bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, dan menerbitkan karyanya di media cetak setiap hari. Laut dan rekannya melakukan berbagai tindakan untuk membela rakyat dan meminta pemerintah Indonesia untuk mengembalikan hak-haknya sebagai warga negara. Salah satu tindakannya disebut sebagai "Aksi Tanam Jagung Blangguan". 

Sebelum melakukan tindakan, Laut dan teman-temannya berbicara, dan mereka menamai percakapan mereka sebagai kwangju. Selama percakapan, mereka secara tiba-tiba diganggu oleh intelijen yang datang ke markas mereka. Ada kemungkinan bahwa seseorang telah menyebarkan apa yang telah dikatakan selama percakapan kwangju. Beberapa anggota organisasi Winatra memiliki curiga terhadap Naratama, yang tidak terlihat saat penangkapan, tetapi itu hanyalah hipotesis sementara.

Sekelompok orang yang menyekap Laut pada tanggal 13 Maret 1998 sudah mencari Laut sejak tahun 1996 karena organisasi Winatra dan Wirasena merupakan organisasi yang dinilai berbahaya bagi pemerintah. Kemudian Sunu, Mas Gala, dan Narendra secara tiba-tiba menghilang. Disusul oleh beberapa temannya yang lain yang juga menghilang secara mencurigakan. 

Laut, Alex, dan Daniel pun ikut menghilang. Siksaan yang mereka terima selama penyekapan termasuk dalam kategori sadis dan biadab. Mereka dipukuli, disiram dengan air es, disetrum, digantung terbalik, ditelentangkan di atas batangan es, dan penyiksaan sadis lainnya. Pada bagian pertama ini juga turut menceritakan aktivitas lainnya seperti kisah Laut dan anggota keluarganya yang jarang berkumpul, kisah kegiatan kuliah, serta kehidupan mereka yang terus berubah-ubah.

Selagi menunggu bus yang akan membawa mereka ke lokasi masing-masing, para anggota organisasi curiga ada kelompok yang mengikuti mereka hingga akhirnya Laut, Bram, dan Alex dibawa ke lokasi yang mirip markas tentara. Sekelompok orang menginterogasi Laut, Bram, dan Alex. Mereka menjadi sasaran perlakuan tidak manusiawi selama interogasi. Ketika mereka tidak memberikan jawaban  yang diharapkan kelompok, mereka disiksa, ditendang, dipukul, dan bahkan disetrum. Pertanyaannya adalah: "Siapa yang berada di balik kegiatan mereka?

Bagian kedua buku ini menggambarkan Asmara, adik dari Laut, dari sudut pandang yang berbeda. Sementara Laut tertarik pada sastra, Asmara tertarik pada sains. Pada tahun 2000, bagian kedua dimulai, dua tahun setelah Laut dan tiga belas temannya menghilang. Asmara dan teman-temannya mendirikan organisasi khusus untuk orang yang diusir secara paksa, seperti kakaknya. Ia bekerja sama dengan keluarga dan orang tua teman laut yang hilang. 

Organisasi itu berharap pemerintah segera menyelesaikan masalah ini. Suatu hari dia mendengar bahwa tulang belulang manusia ditemukan di Kepulauan Seribu, dan beberapa di antaranya dikubur. Dokter forensik kemudian mengambil temuan tersebut untuk diperiksa. Tidak tenang, Asmara dan rekan-rekannya menunggu hasil penemuan, karena mereka semua tidak tahu siapa identitas tulang tersebut. Asmara juga tidak ingin tulang itu milik kakaknya.

Waktu demi waktu berjalan dan Asmara terus diberi petunjuk akan keberadaan sang Kakak. Dalam novel ini, Laut akan bersuara melalui ombak untuk memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya selama ini. Jawaban atas hilangnya Laut dan 13 aktivis lainnya tertulis dengan indah dalam novel Laut Bercerita.

Plot novel ini dirancang dengan baik, menggabungkan elemen petualangan, misteri, dan pemikiran filosofis. Kejutan-kejutan yang disematkan di dalam cerita memberikan daya tarik tambahan, menjadikan pembaca terus ingin tahu mengenai nasib tokoh utama. Alur cerita yang cermat dan penuh perhitungan menciptakan ketegangan yang sesuai dengan tema eksplorasi lautan.

Selain itu, novel ini juga mengeksplorasi tema-tema filosofis, seperti arti kehidupan, kebebasan, dan hubungan manusia dengan alam. Dialog-dialog dalam novel ini sarat dengan makna mendalam, memotret refleksi kehidupan dan kebenaran dengan cara yang memukau dan memikat pembaca. Kekurangan pada novel ini adalah alur yang maju mundur dan memiliki dua sudut pandang sehingga membuat pembaca harus teliti dalam membaca novel ini. Beberapa kata jadul dan lawas juga menjadi kosa kata baru bagi pembaca.

Meskipun "Laut Bercerita" memiliki banyak keunggulan, beberapa pembaca mungkin merasa bahwa bahasa yang sangat deskriptif dapat menjadi terlalu berat dan kadang-kadang membuat alur cerita melambat. Namun, bagi mereka yang menikmati keindahan kata-kata dan penggambaran rinci, ini mungkin justru menjadi daya tarik utama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun