Mohon tunggu...
berliana rizqia putri
berliana rizqia putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Integrasi Adab dan Ilmu dalam Retorika Dakwah

25 Juni 2024   19:18 Diperbarui: 25 Juni 2024   19:23 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber: Dokumen pribadi

Oleh: Syamsul Yakin & Berliana Rizqia Putri

Dosen Retorika Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta & Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Retorika dan dakwah tidak boleh memiliki nilai karena mereka adalah ilmu. Oleh karena itu, baik didaktik maupun retorika tidak boleh dikembangkan atas dasar apa pun selain ilmu pengetahuan, seperti liturgi.

Namun, ilmu dakwah dan retorika memiliki adab, yang berarti bahwa meskipun keduanya tidak memiliki nilai, keduanya harus mempertimbangkan kebenaran dan konsekuensi yang terjadi. Dengan kata lain, dakwah dan retorika terkait dengan norma-norma yang berasal dari prinsip-prinsip agama dan budaya.

Oleh karena itu, dalam rerorika dakwah, adab dan ilmu harus dipadukan. Dalam hal ini, adagium "ilmu bukan untuk ilmu" berlaku, tetapi ilmu yang dimaksudkan untuk membantu dan membantu manusia baik di dunia maupun di akhirat. Dengan kata lain, ilmu adalah untuk kepentingan manusia. Adab sangat penting dalam situasi seperti ini.

Secara praktik, retorika dakwah itu bukan hanya teknik untuk berdakwah secara efektif, efisien, menarik, dan menarik, tetapi juga aturan yang agung tentang kesopanan, keramahan, dan budi pekerti. Selain itu, dakwah pada awalnya subjektif, dogmatik, dan penuh dengan nilai. Retorika juga awalnya budaya dan berbasis pada sistem nilai.

Ketika retorika berasal dari budaya, berkembang menjadi seni bertutur, menjadi pengetahuan, dan akhirnya diakui sebagai ilmu, adab harus menyatukan budaya, seni, pengetahuan, dan ilmu manusia.

Dakwah juga berawal dari ajaran agama,kemudian berlanjut menjadi pengetahuan berdasar pengalaman yang belum teruji secara ilmiah, ilmu dakwah harus didampingi dengan adab. Kesopanan, keramahan, dan budi pekerti seorang dai tercermin dalam dakwah mereka.

Dalam retorika dakwah, menggabungkan adab dan ilmu meniscayakan dua hal. Pertama, dakwah tergusurya menjadi komodifikasi. Komodifikasi dakwah menjadikan dakwah sebagai barang dagangan.

Selama ini, komodifikasi dakwah dilindungi oleh manajemen dan profesioalisme. Orang-orang yang berilmu dan beradab menentang komodifikasi dakwah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun