Mohon tunggu...
berliana rizqia putri
berliana rizqia putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Faktor dari Kecemasan Beretorika di Panggung

14 Mei 2024   19:00 Diperbarui: 14 Mei 2024   19:08 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Syamsul Yakin dan Berliana Rizqia Putri

Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan mahasiswi

Kecemasan merupakan salah satu faktor terjadinya gangguan jiwa. Tapi kecemasan adalah bagian dari kehidupan. Oleh karena itu, kecemasan merupakan suatu keadaan yang melekat pada diri manusia, seperti ketegangan, kegelisahan, kegelisahan, ketakutan, kegugupan, dan bersifat subyektif.

Kecemasan retorika merupakan demam panggung. Dalam hal ini, kecemasannya adalah ketakutan untuk berbicara. Terutama berbicara di depan umum (public speaking). Artinya, secara psikologis, kecemasan retorika adalah hal yang wajar. Hal ini wajar untuk mereka yang belum siap berbicara di depan umum.

Ada banyak penyebab kecemasan. Pertama, kurangnya latihan. Latihan dianggap penting karna mendatangkan kebiasaan. Mungkin karena itu normal. Kedua, kurangnya pengetahuan mengakibatkan ketidakmampuan mengembangkan teks dan menjawab pertanyaan audiens. Ketiga, kurangnya pengalaman. Hal ini tentu saja berkaitan dengan jam terbang.

Dari ketiga penyebab diatas, ada yang bersifat internal (kurangnya pelatihan dan pengetahuan) dan ada juga yang bersifat eksternal (akibat kurangnya sosialisasi dan interaksi). Keduanya tentu bisa diatasi.

Jika ditelisik lebih dalam, terjadinya kecemasan dalam beretorika akan terlihat sebagai suatu gejala psikologis, seperti takut dianggap bodoh dan bayangan kekhawatiran yang belum terselesaikan, atau pengalaman buruk yang pernah terjadi saat beretorika. Inilah yang disebut kecemasan sifat atau pembawan pribadi.

Namun kecemasan ringan tidak jarang muncul secara bertahap pada kulit, seperti kehilangan fokus, tegang, gugup, dan takut. Hal tersebut dipicu karna rasa takut yang akut dan belenggu serta pikiran negatif. Kecemasan seperti ini disebut (state anxiety). 

Saat ini, dapat disimpulkan bahwa jenis kecemasan lainnya adalah proses emosional yang disebabkan oleh tekanan dan ketidakmampuan untuk mengatasinya. Kecemasan baretorik biasanya diatasi dengan dua cara. Pertama, lawan atau taklukkan mereka agar penyakitnya bisa diobati. Kedua, take off, landing, atau melarikan diri sehingga kecemasan kian menjadi.

Ciri-ciri seseorang yang mengalami kecemasan saat berbicara di depan umum dapat dilihar dari, suaranya terdengar parau atau serak, berbicara terbata-bata, sering terdiam lama, dan bahkan mengakhiri pembicaraannya secara tiba-tiba. Secara fisik, orang tersebut biasanya berkeringat dan detak jantungnya berdebar kencang.

Oleh karena itu, kita tidak boleh mengabaikan rasa cemas yang berlebihan. Karena itu penting untuk memahami audiens, mempelajari materi, dan membuat presentasi lebih bermakna. Oleh karena itu, skematisme yang bersifat baretorik ini sebaiknya disikapi melalui refleksi dan praktik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun