Mohon tunggu...
BERLIANA NURWANDANI
BERLIANA NURWANDANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Software Engineering

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Metode Agile dengan Lean Software Development

6 Oktober 2023   01:00 Diperbarui: 6 Oktober 2023   01:07 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agile adalah sekumpulan metode dari pengembangan software yang menjadi alternatif dari metode konvensional yang biasanya dilakukan secara bertahap dan berulang. Artinya, agile berupa pengembangan dari alur kerja lama yang tidak mengalami peningkatan. Dalam menjalankan agile, ada metode yang digunakan. Metode ini biasanya orang sebut dengan istilah metode agile development. Agile development adalah metode pengembangan agile untuk bisa mendapatkan hasil kerja terbaik. Nah agile development ini kemudian terbagi menjadi delapan metode yang berbeda, salah satunya adalah Lean Software Development (LSD).

Metode Agile Lean adalah pendekatan dalam pengembangan perangkat lunak yang menggabungkan konsep dari Lean Manufacturing dan prinsip-prinsip Agile Software Development. Tujuan utama dari metode ini adalah untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas dalam pengembangan perangkat lunak. Dalam konteks Agile Lean, "lean" merujuk pada eliminasi pemborosan atau segala sesuatu yang tidak memberikan nilai tambah kepada produk atau pelanggan.

Metode Agile Lean muncul sebagai hasil dari upaya untuk menggabungkan prinsip-prinsip Agile dengan konsep Lean Manufacturing yang pertama kali dikembangkan oleh Toyota. Lean Manufacturing diterapkan untuk menghilangkan pemborosan dalam proses produksi, dan pengembangan software mengadaptasi prinsip-prinsip tersebut untuk menghilangkan pemborosan dalam pengembangan perangkat lunak.

Prinsip-prinsip Lean:

  • Pengurangan Pemborosan (Waste Reduction): Lean berfokus pada identifikasi dan pengurangan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah kepada produk. Contoh pemborosan termasuk penundaan, transportasi yang tidak perlu, atau inventarisasi berlebihan.
  • Peningkatan Aliran Nilai (Value Stream Mapping): Lean menganjurkan pemetaan aliran nilai untuk mengidentifikasi dan menghapus hambatan dalam proses yang menghambat aliran nilai produk. Ini membantu mengidentifikasi langkah-langkah yang tidak perlu.
  • Responsif Terhadap Permintaan (Demand Responsiveness): Lean menekankan kemampuan untuk merespons perubahan permintaan pelanggan dengan cepat dan efisien.

sedangkan untuk prinsip agile itu sendiri adalah:

  • Pengiriman Iteratif dan Inkremental: Dalam Agile, pengembangan dilakukan dalam iterasi pendek yang disebut sprint. Setiap iterasi menghasilkan inkrementasi produk yang dapat digunakan.
  • Kolaborasi yang Kuat: Tim yang beragam berkolaborasi secara erat dengan pelanggan dan pemangku kepentingan untuk memahami kebutuhan mereka.
  • Komitmen Terhadap Kualitas: Agile menekankan pentingnya menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan fokus pada pengujian dan perbaikan terus-menerus.
  • Fleksibilitas Terhadap Perubahan: Agile mendorong perubahan kebutuhan pelanggan bahkan di tengah-tengah pengembangan. Tim harus siap untuk merespons perubahan.

Dalam Metode Agile Lean, prinsip-prinsip Lean digunakan untuk mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan dalam proses pengembangan, sementara prinsip-prinsip Agile digunakan untuk mencapai responsibilitas terhadap perubahan dan pengiriman yang iteratif.

Sedangkan untuk pengimplementasian untuk Metode Agile Lean itu sendiri terdiri dari beberapa aspek, antara lain:

  • Identifikasi Pemborosan: Identifikasi dan dokumentasikan pemborosan dalam proses pengembangan, seperti penundaan, redundansi, atau proses yang tidak efisien.
  • Prioritasi Nilai: Fokus pada elemen-elemen yang memberikan nilai tambah terbesar kepada produk atau proyek.
  • Pengembangan Iteratif: Implementasikan pengembangan yang iteratif dengan mengembangkan produk dalam siklus pendek.
  • Responsibilitas Terhadap Perubahan: Tetap fleksibel terhadap perubahan kebutuhan pelanggan dan selalu siap untuk meresponsnya.
  • Kolaborasi: Pastikan kolaborasi yang kuat antara tim pengembangan, pelanggan, dan pemangku kepentingan.
  • Pengukuran dan Evaluasi: Terus-menerus ukur kinerja dan evaluasi proses pengembangan untuk perbaikan berkelanjutan.

Metode Agile Lean, yang menggabungkan prinsip-prinsip Lean Manufacturing dengan Agile Software Development, memiliki sejumlah manfaat dan kekurangan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Manfaat Metode Agile Lean:

  • Peningkatan Produktivitas: Salah satu manfaat utama dari metode Agile Lean adalah peningkatan produktivitas tim pengembangan. Dengan menghilangkan pemborosan dan fokus pada tugas-tugas yang memberikan nilai tambah, tim dapat bekerja lebih efisien.
  • Peningkatan Kualitas: Dengan fokus pada eliminasi pemborosan, metode ini juga membantu dalam mengurangi kesalahan dan meningkatkan kualitas perangkat lunak yang dihasilkan.
  • Responsif Terhadap Perubahan: Prinsip-prinsip Agile dalam metode ini memungkinkan tim untuk lebih responsif terhadap perubahan kebutuhan pelanggan atau perubahan pasar. Tim dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan tanpa mengganggu alur kerja.
  • Kepuasan Pelanggan: Fokus pada memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan pelibatan pelanggan dalam seluruh siklus pengembangan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
  • Peningkatan Kolaborasi Tim: Metode Agile Lean mendorong kolaborasi yang aktif dan komunikasi yang baik di antara anggota tim, yang dapat meningkatkan kinerja tim secara keseluruhan.

sedangkan kekurangannya sendiri ialah:

  • Kesulitan dalam Implementasi: Implementasi metode Agile Lean bisa menjadi sulit terutama bagi organisasi yang belum terbiasa dengan prinsip-prinsip Lean Manufacturing dan Agile. Perubahan budaya organisasi mungkin diperlukan.
  • Memerlukan Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan: Tim dan individu mungkin memerlukan pelatihan dan pengembangan keterampilan baru untuk menjalankan metode ini dengan efektif.
  • Tidak Selalu Cocok untuk Semua Proyek: Metode Agile Lean mungkin tidak sesuai untuk semua jenis proyek. Proyek dengan persyaratan yang sangat ketat atau proyek risiko tinggi mungkin memerlukan pendekatan yang lebih terstruktur.
  • Pemborosan dalam Implementasi Awal: Saat mengimplementasikan metode ini, ada kemungkinan munculnya pemborosan dalam mempelajari dan menyesuaikan diri dengan perubahan, yang dapat menyebabkan gangguan sementara dalam produktivitas.
  • Memerlukan Keterlibatan Pelanggan yang Tinggi: Meskipun ini juga dianggap sebagai manfaat, tingginya keterlibatan pelanggan juga dapat menjadi tantangan karena memerlukan waktu dan sumber daya tambahan.
  • Kesulitan dalam Pengukuran dan Pemantauan: Terkadang sulit untuk mengukur dan memantau kemajuan dalam pengembangan Agile Lean, terutama jika tidak ada metrik yang jelas.

Dalam kesimpulan, metode Agile Lean memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan kepuasan pelanggan dalam pengembangan perangkat lunak. Namun, penerapannya memerlukan perhatian khusus terhadap budaya organisasi dan persiapan yang baik. Selain itu, perlu diingat bahwa tidak ada satu pendekatan yang cocok untuk semua proyek, dan penggunaannya harus dipertimbangkan sesuai dengan karakteristik proyek yang bersangkutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun