Sebenarnya ini juga dampak positif dari kebiasaan saya yang selalu mengecek harga barang dan menghitung total harga belanjaan. Sehingga ketika ada yang tidak sesuai, bisa langsung dicari dimana letak kesalahannya.
Berlaku jujur, khususnya perkara uang, memang bukan karakter bawaan. Berlaku jujur soal uang adalah pilihan hidup.Â
Untuk bisa terbiasa akan hal tersebut, perlu latihan yang terus-menerus, diawali dengan hal-hal kecil.Â
Begitu pula untuk menjadi pembeli atau customer yang jujur, perlu latihan kontinu. Bisa dimulai dengan mengembalikan uang kembalian yang melebihi dari yang seharusnya. Bisa pula dengan cara membiasakan membayar sesuai dengan yang diambil, di kantin sekolah atau kantin kantor misalnya.
Intinya, jangan mengambil apa yang bukan hak kita, sekecil apapun nilainya. Itu sama saja dengan mencuri.Â
Menjadi pembeli jujur bukan tidak ada keuntungannya, justru kebaikan akan sering datang menghampiri.Â
Salah satunya seperti yang saya alami, dimana banyak pemilik toko sekitar rumah yang akhirnya percaya sepenuhnya pada saya.
Ketika harga barang belanjaan melebihi uang yang saya bawa, misalnya, pemilik toko tidak ragu mengizinkan saya membawa belanjaan meski ada kekurangan pembayaran.Â
"Udah, biarin, entar-entar aja, deket ini,"
Seperti itu biasanya tanggapan mereka. Senang rasanya menjadi pembeli yang bisa dipercaya.
Menjadi pembeli jujur juga membuat para pemilik toko tersebut segan terhadap pembeli seperti saya. Mereka juga akan berusaha memprioritaskan saya ketika ada antrean belanja di toko mereka.Â