Hanya saja, pembacaan Alkitab dalam ibadah atau kisah-kisah Alkitab dalam buku rohani hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan isi Alkitab. Masih banyak isi Alkitab yang masih jarang terekspos.
Oleh karena itu, membaca Alkitab secara mandiri adalah kunci jawaban dari segala rasa penasaran.
Lalu, bagaimana agar resolusi ini bisa tercapai. Apa usaha yang harus dilakukan? Berikut sedikit tips dari saya:
1. Rutin membaca setiap hariÂ
Dalam realisasinya, saya tidak mematok berapa pasal yang saya harus baca setiap hari. Yang pasti setiap hari harus membaca Alkitab dan wajib berurutan. Ketika sedang banyak waktu luang, saya bisa membaca hingga 6 pasal dalam sehari. Tapi rata-rata 3 pasal perhari.
Kalau menghitung secara matematis pun, total 1.189 pasal bila dibagi 365 hari dalam setahun, rata-rata memang 3,25 pasal perhari.
Kalau ditanya apakah saya bisa memahami semua yang saya baca, jawabannya tentu tidak bisa. Untuk memahami isi dan pesan yang terkandung dalam Alkitab, tidak cukup hanya membaca satu kali. Kadang perlu berkali-kali pembacaan untuk bisa mengerti maknanya.Â
Setelah mengerti maknanya pun, Alkitab tetap perlu dibaca setiap hari agar tidak lupa dan mampu menerapkan pesan -pesan kerohanian tersebut dalam kehidupan sehari-hari.Â
2. Membuat jurnal khusus
Agar pembacaan saya meninggalkan jejak, saya membuat catatan aktivitas setiap hari. Pasal berapa saja yang saya baca pada hari tersebut saya catat dalam jurnal harian khusus untuk pembacaan Alkitab ini. Penulisan jurnal ini berguna agar saya tidak lupa dan mencegah ada yang terlewatkan.
Jurnal khusus juga berfungsi sebagai bukti kemajuan pembacaan saya. Dengan begitu, semangat pun tetap membara untuk terus membaca dan menyelesaikannya sampai akhir.