Butuh waktu satu tahun lebih sedikit untuk menyelesaikannya. Bahkan harus berganti tahun. Tetapi puas dan senang rasanya bisa menunaikan resolusi yang saya buat sendiri sampai akhir.
Rasanya lega seperti habis melunasi utang. Ternyata kerika niat itu ada dan memiliki tekad yang kuat, tidak ada yang mustahil dilakukan.
Saya sendiri heran sekarang, apa yang memotivasi saya pada tahun itu. Padahal tahun 2016 tersebut menjadi tahun yang penuh dengan air mata buat saya. Pada tahun itu Papi saya dipanggil Tuhan untuk selamanya. Saya kehilangan cinta pertama saya.
Namun, mungkin kejadian tersebut yang membangkitkan motivasi saya. Karena melalui pembacaan Alkitab saya dikuatkan. Dengan membaca Alkitab saya merasa lebih dekat sama Tuhan. Ada kekuaran dan penghiburan yang saya dapatkan dari pembacaan Firman Tuhan.
Sebenarnya, sudah sejak lama saya ingin membaca tuntas isi Alkitab. Selain ingin mengenal Firman Tuhan lebih dalam lagi, keinginan ini juga didorong oleh rasa penasaran. Saya begitu penasaran dengan isi Alkitab secara keseluruhan.
Bukan cuma itu, keinginan tersebut juga dimotivasi oleh rasa bersalah. Kok bisa? Begini, saya ini kan penikmat aksara. Selain senang menulis, saya juga suka membaca. Entah berapa banyak buku yang sudah saya baca tuntas.
Bahkan buku-buku setebal nyaris 600 halaman sepert buku berjudul Angsa-Angsa Liar (terjemahan) karya Jung Chang yang tulisannya kecil-kecil, mampu saya lalap hanya dalam hitungan hari.
Terlebih ini Alkitab, buku panduan keimanan saya, masak iya belum pernah purnabaca. Disitu saya merasa bersalah. Rasanya perlakuan saya pada Alkitab sangat tidak adil.
Sebagai pribadi yang tumbuh dalam keluarga Kristen, tentunya sedari kecil saya sudah akrab dengan Alkitab.
Mulai dari Sekolah Minggu, saat teduh pagi hari, hingga dalam kegiatan ibadah selalu ada sesi pembacaan Alkitab. Biasanya dibacakan satu perikop (judul) atau beberapa ayat sebagai dasar firman dari kotbah pendeta.Â
Bahkan banyak pula kisah-kisah di Alkitab yang begitu populer di kalangan gereja. Hal ini disebabkan karena begitu seringnya kisah-kisah tersebut dibacakan atau diceritakan, baik dalam kegiatan ibadah juga tertulis dalam buku-buku rohani Kristen.