Liburan akhir tahun 2023 sudah di depan mata. Tentunya banyak warga yang telah mengatur rencana hendak bepergian keluar kota. Mungkin hendak mudik ke kampung halaman, ataupun sekadar pelesiran bersama orang-orang tercinta.Â
Bagi keluarga yang membawa anak-anak mulai dari bayi, balita hingga usia remaja, tidak ada salahnya berjaga-jaga perihal kesehatan anak selama berlibur. Menghadapi anak yang sakit ketika sedang berlibur tentu bukan sesuatu yang diharapkan.Â
Saya sendiri pernah menghadapi situasi tersebut. Kejadiannya pada pertengahan tahun lalu. Ketika itu saya dan anak saya, si Ganteng, bepergian dari kota kami ke Yogyakarta untuk menghadiri acara pernikahan seorang sepupu. Kebetulan suami saya tidak bisa ikut karena pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.Â
Anak saya yang baru duduk di kelas 8 kala itu, baru aja usai mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS). Kami berangkat menumpang bus malam tepat di hari terakhir jadwal UAS si Ganteng.Â
Saya tahu si Ganteng pasti lelah setelah satu minggu penuh mengikuti UAS, tetapi semangatnya untuk berangkat ke Yogyakarta sangatlah besar. Hitung-hitung refreshing sekaligus jalan-jalan selepas ujian.Â
Berangkat pukul empat sore dari Jakarta, kami tiba di Yogyakarta pukul satu dinihari, tepat di hari pernikahan sepupu. Waktu keberangkatan kami dengan acara pernikahan sepupu memang sangat mepet. Saya tidak bisa berangkat lebih awal karena harus menyesuaikan dengan jadwal UAS si Ganteng.Â
Di Yogyakarta kami menginap di sebuah guest house yang memang telah disewa untuk keluarga besar yang datang dari luar kota. Rencana saya dan si ganteng akan berada di Yogyakarta selama lebih kurang 3 hari.
Setiba di penginapan, saya hanya sempat rebahan beberapa jam. Pukul lima pagi saya dan para sepupu perempuan juga tante-tante bergegas menuju ke tempat rias yang telah ditentukan.Â
Sesuai rencana, pukul 9 pagi kami semua sudah duduk di bangku gereja untuk mengikuti ibadah pemberkatan nikah sepupu saya.
Pada saat itulah si Ganteng mulai mengeluh sakit pada perutnya. Si Ganteng pun tidak berselera menghabiskan sarapan pagi berupa nasi kuning yang telah disediakan. Semula saya masih tenang karena mengira si Ganteng hanya mengalami masuk angin biasa.Â