Artikel saya yang lain yang juga saya lihat langsung dampak manfaatnya adalah "Begini Sebaiknya Etika Anak terhadap Harta (Warisan) Orang Tua".Â
Artikel ini saya bagikan kepada ibu yang menjadi sumber ilham tulisan tersebut. Dan oleh ibu ini, artikel saya tersebut dibagikan ke anaknya. Puji syukur, sejak saat itu, anaknya tidak pernah lagi meneror ibu ini perihal harta warisan.
Itulah yang saya harapkan dari kebiasaan saya menulis. Saya ingin menyuarakan pendapat yang selama ini terpendam, lalu bermanfaat bagi orang lain. Saya juga ingin tulisan saya mengilhami orang lain.
Dengan begitu, saya pun akan tetap bersemangat menjalani hidup, karena ternyata keberadaan saya berguna bagi sesana.Â
Ternyata, ada nilai positifnya saya dianggap anak bawang dalam keluarga besar. Kemampuan menulis saya semakin terasah.Â
Kini, tanpa perlu kesal karena pendapat saya tidak didengar, atau tidak perlu menyuarakan buah pemikiran secara frontal, saya hanya perlu mengirimkan tulisan saya di. Kompasiana kepada mereka untuk dibaca.Â
Berbgai pencapaian sebagai penulis di Kompasiana, pun turut saya bagikan kepada keluarga besar. Melalui ini saya ingin membuktikan bahwa buah pikiran saya bukanlah sekadar buah pikiran tanpa "dasar" yang kuat.Â
Tahun ini, Kompasiana memasuki usia 15 tahun. Usia yang sama dengan anak saya yang juga baru saja berulang tahun ke-15.Â
Sebagai platform blog terbesar di Asia Tenggara, bahkan mungkin terbesar di dunia, Kompasiana sudah berperan layaknya malaikat penolong bagi banyak penulis dan juga pembaca.Â
Penulis dapat menyalurkan aspirasinya melalui tulisan tanpa persyaratan ribeut. Sementara, pembaca mendapatkan sajian artikel informatif dan inspiratif setiap harinya.Â
Tidak terasa, sudah empat tahun pula saya bergabung di Kompasiana. Banyak pengalaman didapat, banyak pencapaian diperoleh, terlebih dapat banyak kenalan dan teman baru.Â