Bukan hanya itu, saya juga memperbanyak jenis tanaman hias yang diketahui mampu mengurangi polusi udara, seperti lidah mertua.Â
3. Tidak membakar sampah
Sebagian orang menganggap membakar sampah bisa menyelesaikan masalah sampah yang menumpuk. Padahal, kebiasaan buruk ini merupakan salah satu penyebab polusi udara. Asap hasil pembakaran sampah mengandung banyak zat beracun yang berbahaya bagi kesehatan.
Dan saya menghindari tindakan bodoh ini. Alih-alih membakar sampah, saya mengolah sampah rumah tangga semampu saya. Sebagian sampah organik saya timbun di pojok halaman agar terurai kembali menjadi tanah. Sebagian lagi saya jadikan pupuk cair.
Sedangkan sampah anorganik saya pilah-pilah. Jika masih bisa didaur ulang, akan saya manfaatkan. Jika tidak, barulah saya buang ke tempat sampah untuk diangkut tukang sampah dan dibawa ke tempat pembuangan sampah akhir.
4. Membatasi pemakaian listrik
Sebagian besar tenaga listrik di Indonesia masih dihasilkan dari mesin pembangkit listrik yang menggunakan batu bara atau minyak untuk menggerakkannya. Pembangkit listrik jenis ini akan menghasilkan emisi asap dan polusi yang menjadi sumber penyebab pencemaran udara.
Menyadari hal tersebut, saya berkontribusi dengan cara berhemat dalam pemakaian listrik.
Mematikan peralatan elektronik jika tidak digunakan, meminimalkan pemakaian lampu pada siang hari, dan memadamkan hampir semua lampu saat hendak tidur malam merupakan beberapa cara saya untuk mengurangi penggunaan listrik.
Selain mengurangi pencemaran udara, melalui cara ini, saya bisa menghemat rupiah dari tagihan listrik yang menurun.