Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

4 Unggulan KAI Commuter bagi Reuni Lancar dan Nyaman

4 September 2023   20:09 Diperbarui: 4 September 2023   20:13 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SETELAH lulus dari satu universitas negeri di Kota Bogor, saya bekerja dan menetap di Jakarta. Dunia pekerjaan yang sangat berbeda dengan dunia kampus, membuat hampir tidak tersisa waktu untuk rutin berhubungan atau bersilaturahmi dengan teman-teman alumni. 

Akibatnya, lama-kelamaan hubungan dengan sebagian besar teman semasa kuliah terputus total. Nomor telepon yang berganti, tempat tinggal dan pekerjaan yang berpindah-pindah, membuat jejak-jejak mereka mengabur lalu menghilang. Terlebih saat itu belum ada media sosial. 

Tersisa tidak sampai 5 orang yang bisa tetap bertukar kabar. Mereka adalah teman-teman satu kos-an dulu. Situasi semakin sulit ketika satu kali gawai saya raib digondol pencopet di metromini. Bersamaan dengan itu, raib pula nomor telepon teman-teman alumni. Teganya kau, pencopet!

Kemudian, keadaan berubah drastis ketika media sosial Facebook dan WhatsApp lahir. Teman-teman yang sebelumnya sempat "hilang", akhirnya bisa ditemukan kembali. Facebook dan WhatsApp menautkan kembali hubungan persahabatan yang lama terputus. 

Dari hampir 40 orang teman kos, diketahui sebagian besar sudah bekerja dan menetap di berbagai kota di Indonesia, bahkan di luar negeri. Tersisa tidak sampai 15 orang yang menetap di sekitar Jabodetabek. 

Kalau ada yang bertanya, wow, banyak sekali teman satu kos-nya? Ya, memang seperti itu adanya. Tempat kos saya dulu cukup luas, terdiri dari banyak kamar, dan khusus untuk mahasiswa putri. 

Setelah bersua di Facebook, lalu membuat grup alumni kos di WhatsApp, kami mulai rutin menggelar reuni. Hanya reuni kecil-kecilan, berupa temu kangen sebagai usaha menjaga tali silaturahmi, serta bernostalgia dalam usaha "menolak lupa". Reuni ini pun memungkinkan dihadiri alumni yang berdomisili di wilayah Jabodetabek saja. 

Akan tetapi, sekalipun sama-sama berdomisili di Jabodetabek, tempat tinggal kami masing-masing cenderung berjauhan. Beberapa teman tinggal di Bekasi, dua orang tinggal di Bogor, sedangkan sisanya menyebar di seantero Jakarta, Tangerang, dan Depok.

Jarak yang saling berjauhan ini membuat kami harus menentukan tempat reuni yang aksesnya mudah bagi semua. Kami lalu menyepakati untuk setiap titik pertemuan, baik di rumah maupun di area publik, haruslah tempat yang mudah diakses dengan layanan transportasi KAI Commuter. 

Mengapa kami mengharuskan titik reuni dekat dengan layanan kereta Commuter Line? Karena hanya layanan Commuter Line yang sudah tersedia, mudah dijangkau, dan menghubungkan hampir semua wilayah di Jabodetabek.

Di samping itu, Commuter Line sudah sangat terbukti bisa dipercaya dalam hal kecepatan, keamanan, kenyamanan, dan yang pasti tiketnya murah banget. Empat hal tersebut menjadi keunggulan KAI Commuter yang sangat memanjakan saya dan teman-teman selaku penumpang.

1. Murah

Tidak diragukan lagi, harga tiket KAI Commuter sangat murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.

Misalnya, ketika saya hendak menghadiri reuni di rumah seorang teman di kawasan Bekasi, saya yang bermukim di kawasan Cinere, Depok, biasanya akan naik Commuter Line dari Stasiun Pasar Minggu atau Stasiun Depok Baru. Pilihan disesuaikan dengan situasi kepadatan lalu lintas menuju ke dua stasiun tersebut.

Dari Stasiun Pasar Minggu atau Stasiun Depok Baru, KAI Commuter melayani berbagai tujuan di Jabodetabek. Harga tiket untuk tujuan Pasar Minggu-Bekasi Rp 4.000,- saja. Sedangkan tujuan Depok Baru-Bekasi hanya Rp 5.000,-. Sangat murah, bukan? Bahkan dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, dengan jarak tempuh puluhan kilometer, tarif ini jauh lebih murah.

Sama halnya ketika hendak menghadiri reuni di rumah seorang sahabat di Serpong, Tangerang. Untuk itu, saya akan menaiki kereta menuju Stasiun Tanah Abang, lalu berpindah ke kereta dengan tujuan akhir Rangkas Bitung yang melewati Stasiun Serpong. Tarifnya hanya Rp 5.000,- saja dari Stasiun Pasar Minggu atau Rp 6.000, - jika berangkat dari Stasiun Depok Baru.

Untuk pembayarannya, saya sudah menyiapkan kartu elektronik KMT (Kartu Multi Trip) yang awalnya saya beli langsung di stasiun. Tinggal isi ulang saldo minimal Rp 10.000, - agar kartu bisa di tap di pintu masuk menuju peron. Saya juga biasanya membawa kartu elektronik lainnya sekadar kartu cadangan.

Kartu elektronik KMT (Foto: Martha Weda) 
Kartu elektronik KMT (Foto: Martha Weda) 

Kalau pas mengajak anak, maka saya akan membawa dua KMT, satu kartu untuk saya, satu kartu untuknya. Hal ini sesuai dengan ketentuan KAI Commuter, satu kartu untuk satu penumpang, tidak bisa berbagi kartu.

Bisa dibayangkan, betapa murah untuk bertemu sahabat. Dari rumah biasanya saya akan diantar suami menggunakan motor menuju stasiun. Tiba di stasiun tujuan, teman yang akan kami singgahi rumahnya sebagai tempat reuni, telah menjemput di stasiun.

Kalaupun pertemuan diadakan di area publik, biasanya tempat tersebut tidak jauh dari stasiun. Kami cukup berjalan kaki atau menumpang angkutan umum untuk mencapainya.

Alur yang sama ketika pulang. Total biaya pulang pergi tidak sampai dua puluh ribu rupiah perorang, sudah bisa bertemu sahabat.

2. Cepat

Menggunakan layanan KAI Commuter sudah terbukti kecepatannya. Bukan hanya perjalanan keretanya yang sangat cepat, waktu tunggu kedatangan kereta di setiap stasiun juga cepat. Setiap beberapa menit selalu ada rangkaian Commuter yang berhenti untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. 

Untuk waktu perjalanan kereta, saya sudah berkali-kali membuktikan kecepatannya. Jarak waktu tempuh antara Stasiun Pasar Minggu dan Stasiun Bekasi hanya ditempuh dalam waktu kurang dari 1 jam. Waktu tersebut sudah termasuk waktu berpindah kereta di Stasiun Manggarai.

Waktu tempuh yang sama juga dirasakan ketika menumpang kereta dari Stasiun Pasar Minggu menuju Stasiun Bogor, kurang dari satu jam.

Waktu tempuh kereta yang begitu cepat memungkinkan saya dan teman-teman tiba di tempat reuni lebih cepat. Tidak menghabiskan waktu berjam-jam di perjalanan. Durasi pertemuan kami pun bisa lebih lama.

3. Aman

Rasa aman sangat terasa sejak memasuki kawasan stasiun KAI Commuter. Banyak petugas terlihat berjaga dan siap membantu calon penumpang, mulai dari pintu masuk, loket pembayaran atau pengisian saldo kartu elektronik, area tap kartu, area peron, bahkan di dalam kereta.

Melihat begitu banyaknya petugas berjaga, saya sebagai penumpang merasa aman. Saya tinggal menambah kewaspadaan diri untuk menjaga keamanan barang bawaan seperti gawai dan dompet.

Saya juga merasa aman ketika petugas cepat membantu saat saya kebingungan mencari loket isi ulang kartu elektronik atau peron kereta tujuan saya. Terlebih untuk stasiun-stasiun yang baru pertama kali saya kunjungi, atau yang baru saja direnovasi, seperti Stasiun Manggarai dan Stasiun Bekasi.

Situasi peron (foto: Martha Weda) 
Situasi peron (foto: Martha Weda) 
Di dalam kereta pun terlihat banyak petugas. Umumnya petugas akan stand by berjaga di pintu antargerbong. Sesekali mereka akan bergerak menyusuri sembari mengawasi sisi dalam gerbong, Para petugas ini juga tak segan menegur penumpang yang melanggar aturan dalam kereta.

Seorang teman pernah ditegur saat perjalanan pulang dari Bogor menuju Jakarta. Imbas pandemi Covid-19, demi kesehatan bersama, penumpang dilarang mengobrol atau bertelepon selama berada dalam kereta. Nah, teman saya terus mengajak saya mengobrol. Tak lama, datang petugas menegur dengan sopan, meminta teman saya mematuhi aturan dan berhenti bercakap-cakap. 

Petugas di dalam kereta juga biasanya sigap membantu lansia, ibu hamil atau ibu yang membawa anak kecil untuk mendapatkan tempat duduk. Ketika anak saya masih balita dan saya mengajaknya naik Commuter Line, beberapa kali saya mendapatkan bantuan ini.

Rasa aman lainya yang saya rasakan ialah aman dari kebablasan atau terlewat stasiun tujuan. Pengumuman terus-menerus melalui pengeras suara membantu penumpang turun di stasiun tepat sesuai tujuan.

Rasa aman dalam perjalanan menggunakan Commuter Line inilah yang membuat saya dan teman-teman tidak takut menghadiri reuni, ke daerah yang belum pernah kami kunjungi sekalipun.

4. Nyaman

Sebagian besar stasiun KAI Commuter sekarang ini sudah mengalami transformasi menjadi stasiun-stasiun megah bergaya modern. Kalau kita sering melihat tayangan atau gambar stasiun-stasiun kereta di banyak negara maju yang terlihat "wah", seperti itulah wajah baru sebagian besar stasiun-stasiun KAI Commuter kini.

Gedung-gedungnya megah, luas dan sejuk. Tersedia berbagai fasilitas yang memanjakan penumpang. Ada tangga bagi yang senang membakar kalori. Di beberapa stasiun besar tersedia eskalator dan lift. Berbagai pengumuman, keterangan, dan penunjuk arah pun jelas, Tidak bisa sembarang orang masuk ke dalam area peron, selain calon penumpang.

Di beberapa stasiun besar seperti Stasiun Bogor, tersedia beberapa minimarket di dalam stasiun. Penumpang yang lapar, haus, atau belum sempat sarapan, bisa mencari kebutuhannya di dalam minimarket-minimarket tersebut.

Untuk stasiun yang lebih kecil seprti Stasiun Depok Baru dan Stasiun Pasar Minggu, tersedia lapak kecil penjual roti dan mesin penjual minuman dingin. Aroma roti kopi hangat dan manis langsung menggoda ketika penumpang memasuki area stasiun.

Buat saya yang gampang lapar, kehadiran toko-toko kecil penjual makanan ringan serta minimarket di dalam stasiun, sangat membantu.

Area stasiun sendiri luar biasa bersih. Rasanya tidak pernah terlihat sampah seperti tisu bekas atau kulit permen tergeletak di lantai stasiun. Tempat sampah tersedia di berbagai sudut stasiun. Penumpang Commuter Line sepertinya juga mulai sadar dan terbiasa ikut menjaga kebersihan stasiun.

Kondisi di dalam kereta pun sama. Baik lantai, tempat duduk penumpang, dinding, jendela, bahkan pintu kereta terlihat bersih. Setiap kali kereta tiba di stasiun akhir, sembari penunpang baru naik, ada beberapa petugas kebersihan yang langsung cekatan membersihkan kereta menggunakan berbagai peralatan kebersihan.

Itu sebabnya, saking bersihnya, penumpang tipikal jorok sekali pun sepertinya akan sungkan mengotori area stasiun dan kereta.

Kenyamanan ini yang membuat saya dan teman-teman setia menggunakan layanan transportasi KAI Commuter menuju pertemuan nostalgia.

Bertahun-tahun menggunakan KAI Commuter, sebagai penumpang rasanya hampir tidak pernah saya mengalami hal-hal yang mengecewakan.

Semakin bertambah usia, KAI Commuter semakin baik dalam fasilitas maupun pelayanan. Kegiatan reuni saya bersama teman-teman menggunakan KAI Commuter pun bisa tetap bergulir rutin. 

Pelayanan murah, cepat, aman, dan nyaman dari KAI Commuter benar-benar tidak ada lawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun