Pada 26 Juli lalu, saya membuat pesanan untuk satu buah barang di Shopee. Barangnya kecil seukuran pemerah bibir. Saya memesanya dari sebuah toko online yang berlokasi di Kota Depok. Metode pengiriman menggunakan layanan Shopee Xpress Standard.
Pada hari itu juga barang dikemas. Lalu, barang diterima oleh Agen Shopee Xpress Mitra Planet Voucher 2. Seperti itu isi laporan yang saya terima dalam status pengiriman.
Keesokan harinya, tanggal 27 Juli, pesanan saya mulai bergerak. Pertama, pesanan sampai di lokasi transit Hub Tambora First Mile Hub. Kemudian, pesanan dikirim dari lokasi transit Hub. Lalu, di tanggal yang sama pula, pesanan telah sampai di lokasi sortir Cakung DC.
Maaf, jujur saya kurang paham dengan istilah-istilah di atas. Saya hanya menuliskan seperti yang tertera dalam status pengiriman.
Oleh Shopee, diperkirakan paket akan saya terima pada 28 Juli. Itu pula yang saya harapkan. Kalaupun ada keterlambatan, mungkin akan mundur satu dua hari saja.
Namun, sejak berakhir di lokasi sortir cakung DC, paket seperti diam di tempat. Tidak ada lagi informasi pergerakan paket. Bekali-kali saya mengecek, posisi paket masih tetap sama.
Kebutuhan akan barang tersebut sebenarnya tidak mendesak. Bukan kebutuhan primer pula. Kalau saya mengecek terus status pengiriman, karena ingin memastikan kapan paket akan tiba di rumah. Kedatangan kurir harus saya tunggu karena paket memang belum dibayar. Bayar di tempat (COD) menjadi pilihan untuk pesanan kali ini.
Setelah 3 hari, saya mendapat kabar lanjutan dari pihak Shopee. Tepatnyaa pada 30 Juli, Shopee mengirimkan pesan:
Maaf, pesanan 23072xxxxxxxxx mengalami keterlambatan. Saat ini, jasa kirim sedang berusaha untuk mempercepat pengiriman. Mohon periksa status pengiriman secara berkala.
Setelah hari tiu, saya pun sabar menanti. Dalam hati, kalau rejeki takakan kemana. Wajar saja kalau ada sedikit keterlambatan. Mungkin paket sedang bejibun. Mungkin kurir sedang riweuh menangani banyak paket. Jadi harus sabar.
Hingga masuk Bulan Agustus sabar tetap di hati. Cuma heran saja, kok bisa begitu lama. Sepertinya baru kali ini pesan paket di Shopee dan begitu lama proses pengirimannya. Padahal alamat toko dan alamat pengiriman masih satu kota, yaitu Depok.
Ditunggu berhari-hari kemudian tetap tidak ada kabar. Hingga pada 7 Agustus muncul notifikasi dari Shopee.
Paket hilang
Jasa kirim menginformasikan kami bahwa paket SPXDxxxxxxxxxxxx dari pesanan 2307xxxxxxxxxx hilang. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan pembatalan paket akan segera diproses. Shopee bersama dengan jasa kirim akan meningkatkan layanan kami.
Yaa, paket hilang. Tidak disebutkan pula penyebab paket hilang.Â
Tadinya saya menduga mungkin karena ukuran paketnya terlalu kecil sehingga gampang terselip.
Tetapi, bukan kali ini saya pesan barang berukuran kecil di Shopee. Saya pernah pesan pewarna kuku yang ukurannya super kecil. Saya juga pernah pesan anting-anting yang ukurannya lebih mini lagi. Dan keduanya tiba di tangan saya dengan selamat.Â
Kali ini saya harus merelakan barang yang saya inginkan. Setelahnya pesanan pun dibatalkan oleh Shopee.
Apakah ada kerugian buat saya selaku konsumen? Tidak juga. Kebetulan paket belum dibayar. Jadi saya juga tidak perlu repot mengurus pengembalian uang. Andaikata pun sudah dibayar, saya yakin Shopee akan menyelesaikan pengembalian dana secepatnya.
Lantas bagaimana dengan paket yang hilang dan tanggung jawab Shopee serta pihak jasa kirim pada toko online? Saya yakin tentunya sudah ada pasal-pasal di Shopee yang mengatur hal tersebut.
Yang ingin saya garis bawahi di sini, bahwa paket yang hilang bisa menjadi sebuah kerugian bagi toko online. Saya melihatnya dari sisi konsumen saja.Â
Dulu sekali saya pernah bekerja menjual produk keuangan. Leader kami selalu menekankan, kalau bisa closing hari ini, jangan ditunda sampai besok. Karena apa? Karena minat, termasuk suasana hati calon konsumen bisa berubah.
Hari ini mungkin suasana hati calon konsumen sedang gembira, sedang senang, sehingga begitu ditawarkan produk, langsung mau beli. Tapi, apakah kejadian sama akan terjadi besok? Belum tentu!
Bisa jadi besok atau lusa suasana hatinya sedang buruk. Bisa jadi pula pekerjaaanya sedang menumpuk. Sehingga mereka kehilangan minat ketika ditawarkan produk. Jangankan jadi membeli, menerima telepon dari sales pun kadang mereka tidak mau.
Jadi yang ditekankan, kejar calon konsumen jangan sampai mereka berubah pikiran. Dengan cara-cara profesional tentunya.Â
Saya rasa, itu pun berlaku untuk sistem belanja daring. Keinginan konsumen untuk membeli suatu produk tidak muncul setiap saat. Mungkin hari ini kalap berbelanja, eh, besoknya enggak. Banyak faktor bisa memengaruhi. Bisa karena sedang ada diskon, sedang ada promo, gratis ongkos kirim, atau karena baru gajian, hahaha....
Begitu pula dengan saya yang kali ini berlaku sebagai konsumen. Lantaran menunggu paket tidak datang-datang dan skhirnya ternyata hilang, nafsu berbelanja jadi buyar.
Tadinya begitu pengin sekali dengan barang tersebut, eh, sekarang enggak lagi. Saya pun tidak berminat memesan ulang barang yang sama. Lebih lagi barang tersebut bukan kebutuhan primer. Tidak dibeli pun tidak masalah.
Tentu hal ini menjadi sebuah kerugian bagi toko online. Pembelian gagal, pelanggan pun hilang.
Paket hilang memang bisa saja terjadi. Apalagi begitu banyak paket yang harus ditangani setiap hari. Namun, tidak ada salahnya bila bisa diusahakan semua paket tiba di tujuan "dengan selamat".
Semoga kejadian seperti ini bisa menjadi catatan, baik bagi manajemen Shopee maupun jasa kirim. Bagaimanapun, pelayanan yang baik akan memuaskan pelanggan, dan membuat pelanggan tertarik untuk berbelanja lagi, dan lagi.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H