Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tanpa IndiHome, Berkonten Ria Hanya akan Bikin Kesal

13 Mei 2023   22:23 Diperbarui: 13 Mei 2023   22:25 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkonten ria bersama IndiHome (dokumentasi Martha Weda) 

Saya dan suami mulai merasa bahwa kami memerlukan jaringan internet wi-fi di rumah. Hal itu terjadi menjelang akhir tahun 2019. Kami merasa, membeli paket data prabayar sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan keluarga kecil kami.  

Sejak muncul wacana tersebut, pilihan saya sudah jatuh pada IndiHome dari Telkom Indonesia. IndiHome sebagai internet provider terbaik di Indonesia, sudah tidak diragukan lagi dalam ketangguhan.,  jaringan internet yang luar biasa baik, serta pelayanannya yang maksimal. 

Akhirnya, keluarga kami mulai berlangganan IndiHome pada Desember 2019. Beberapa bulan sebelum pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia.

Ketika pandemi mulai melanda dunia pada tahun 2020, saya sangat bersyukur sudah ada IndiHome di rumah. Ketika kegiatan sekolah anak saya dan pekerjaan suami sebagian besar dilakukan dari rumah, IndiHome sangat membantu kami. 

Pada tahun 2020 itu pula saya mulai aktif menulis konten dalam bentuk artikel di Kompasiana. Bermodalkan kebiasaan menulis jurnal pribadi, saya mengawali tulisan saya dengan tema-tema sederhana.

Membuat konten tulisan ternyata tidaklah sesulit yang banyak orang awam pikirkan dan katakan. Kegiatan menulis konten dapat dimulai dengan menuliskan kegiatan sehari-hari yang kita lakukan. Setelah terbiasa, mulailah spesifik menulis kejadian-kejadian menarik yang kita lihat atau alami langsung. Selanjutnya, artikel akan lebih menarik ketika kita menambahkan tanggapan atau opini dari perspektif kita sendiri, serta nemberikan solusi positif bila dirasa perlu. 

Bukan hanya itu, setelah kemampuan menulis meningkat, kita bisa mulai menuangkan keresahan-keresahan yang selama ini terpendam. Dalam bentuk tulisan, kita bisa menuangkan apa saja yang kita pikirkan, dikaitkan dengan opini dari sudut pandang pribadi. 

Untuk bisa memiliki kemampuan memberikan opini yang mumpuni, tentu ada usaha yang harus dilakukan. Banyak membaca dan mendengar narasai-narasi positif dari sumber lain menjadi faktor pendukung utama. Jadi, kegiatan menulis, membaca dan mendengar harus seimbang. 

Dalam hal ini, peran InfiHome buat saya tidak diragukan lagi. Membaca artikel dari sumber lain, serta menyimak berita-berita terkait dari sumber live streaming menjadi begitu mudah. Tidak ada cerita mati gaya karena jaringan internet yang lambat, atau pun penulisan dan penayangan artikel yang tertunda karena "lama banget loading-nya".

Bersama IndiHome, saya bisa menghasilkan ratusan artikel hingga saat ini. Lebih dari sepertiga artikel tersebut bahkan menjadi headline di Kompasiana. Seiring dengan itu, beberapa pencapaian dalam dunia kepenulisan pun ikut diraih.

Akun Martha Weda di Kompasiana (hasil tangkapan layar via gawai) 
Akun Martha Weda di Kompasiana (hasil tangkapan layar via gawai) 
Senang rasanya bisa berkarya dalam dunia kepenulisan. Menciptakan catatan-catatan penting di sana, menularkan pemahaman-pemahaman dan ide-ide postiff, serta menorehkan karya abadi. 

Paling tidak, setelah saya tidak ada nanti, anak cucu saya masih bisa menikmati buah pikiran saya melalui konten-konten tulisan yang saya tinggalkan. Hal-hal baik tersebut tentu akan sulit digapai jika tidak ada dukungan jaringan internet yang kuat dari IndiHome. 

Tidak puas hanya dengan berkarya melalui konten tulisan, saya pun kemudian mulai menjajal hal lain. Membuat konten audio visual menjadi keinginan saya berikutnya. Keinginan itu tebersit pada awal tahun 2022. Terlebih pada masa pandemi, konten audio visual berupa video semakin bersinar. 

Seperti awal membuat konten tulisan, saya pun membuat konten video dari hal-hal sederhana. Hal-hal yang saya lakukan dan temui setiap hari, dan pastinya yang saya sukai. 

Konten-konten berupa kegiatan ibu rumah tangga sehari-hari mengisi akun pertama saya di YouTube. Lalu, saya mulai fokus pada kegiatan masak-memasak.

Ayam saus jeruk hasil berkonten ria bersama IndiHome (dokumentasi Martha Weda) 
Ayam saus jeruk hasil berkonten ria bersama IndiHome (dokumentasi Martha Weda) 
Sempat pula galau dan ragu dengan konsep akun tersebut. Akibatnya banyak konten "gado-gado" di dalamnya, alias aneka rupa konten yang tidak pesofik temanya. Namun, akhirnya saya fokus lagi pada konten masak-memasak saja.

Resep-resep hasil kreasi sendiri yang tadinya hanya tersimpan di dapur, akhirnya bisa ditonton banyak pemirsa YouTube. Satu konten membuat gorengan tanpa minyak goreng, bahkan sudah ditonton lebih dari sembilan ribu kali. 

Persiapan bahan-bahan sebelum berkonten ria bersama IndiHome (dokumentasi Martha Weda) 
Persiapan bahan-bahan sebelum berkonten ria bersama IndiHome (dokumentasi Martha Weda) 
Dari berbagai sumber, saya mengetahui bahwa untuk akun YouTube, sebaiknya tema konten yang diunggah bersifat spesifik. Hal ini akan memudahkan mesin pencarian YouTube mendeteksi konten-konten kita. Dengan demikian, kemungkinan konten-konten kita lebih sering ditonton akan semakin besar. 

Ada kebahagiaan tersendiri ketika bisa berbagi resep masakan hasil kreativitas sendiri. Terlebih bila resep tersebut sederhana, murah, bebas kolesterol, tetapi tetap bergizi tinggi. 

Merekam sebuah kegiatan merupakan satu hal. Tetapi mengedit rekaman menjadi sebuah konten yang siap ditayangkan di media sosial adalah satu hal berbeda. 

Proses pengeditan dimulai dari memindahkan potongan-potongan rekaman video ke dalam aplikasi edit video. Kemudian, ibarat puzzle, potongan-potongan video tersebut harus disatukan. Dalam proses penyatuan, sering kali ada bagian-bagian video.yang harus dipotong, dipisahkan, atau dibuang. 

Setelah disatukan, kegiatan dilanjutkan dengan menambahkan narasi audio atau narasi teks di bagian-bagian tertentu. Agar semakin menarik, di bagian-bagian tertentu pula harus ditambahkan audio berupa alunan musik. 

Dari pengalaman pribadi, proses mengedit video membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bisa menghabiskan waktu berjan-jam hanya untuk satu video siap tayang berdurasi 10-20 menit. Semakin panjang durasi video, ditambah banyaknya narasi baik berupa audio maupun teks yang wajib disertakan, maka akan semakin lama waktu pengeditan. 

Belum selesai sampai tahap tersebut. Setelah proses pengeditan, dilanjutkan dengan memindahkan atau meng-explore video yang telah kelar diedit ke dalam akun YouTube. Kegiatan ini pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar. 

Semua rangkaian kegiatan mengedit hingga menayangkan video menjadi sebuah konten di YouTube sangat membutuhkan dukungan jaringan internet yang kuat. Tanpa adanya jaringan internet yang mumpuni, kegiatan membuat konten hanya akan bikin kesal akibat proses loading yang tidak selesai-selesai. 

Saat ini, saya memilki tiga akun di YouTube dengan masing-masing tema berbeda. Akun kedua mengangkat tema seputar kucing. Kebetulan ada beberapa ekor kucing peliharaan di rumah. Konten yang disajikan dalam akun ini, lebih bertujuan guna menghibur penonton. Jadi, saya membuat konten dari berbagai tingkah pola menggemaskan kucing-kucing peliharaan saya, atau dari kucing-kucing liar yang bertandang ke runah. 

Sedangkan pada akun ketiga, saya mengangkat tema rohani. Dalam akun bertema rohani ini, konten berasal dari dokumentasi berbagai video pribadi. Video-video pribadi tersebut saya rekam dari berbagai kesempatan. Baik saat dalam perjalanan, dalam rumah ibadah, saat sedang beribadah, sedang berkunjung ke suatu tempat yang  menarik, dan masih banyak lagi. 

Kemudian, dalam video-video tersebut, beberapa diantaranya saya menyertakan narasi-narasi berupa teks yang bersifat menguatkan dan meneguhkan iman. Sebagian narasi tersebut saya kutip dari kitab suci atau dari khotbah-khotbah para pemuka agama. Saya sangat bersukacita ketika mendapati respon netizen begitu antusias. Banyak diantaranya bahkan merasa dikuatkan imannya setelah menonton konten-konten tersebut. 

Proses untuk menjadikan ketiga akun ini menjadi partner YouTube memang sedang berjalan. Namun, paling tidak ada progres yang cukup baik. Paling tidak, total lebih dari lima ribu subscriber sudah didapat dari ketiga akun tersebut. 

Kegiatan ngonten memang sangat menyenangkan. Tanpa terikat waktu dan tempat, seorang kreator konten bisa ngonten kapan saja dan di mana saja. Faktor yang tidak mungkin diabaikan tentunya adalah adanya dukungan jaringan nternet yang tangguh. 

IndiHome sebagai internet provider nomor satu di Indonesia sudah membuktikan kemampuannya pada saya. Dalam segala waktu dan situasi, bahkan saat hujan badai sekalipun, jaringan internet IndiHome tidak kendur. 

Hingga kini, hampir empat tahun sudah saya berkonten ria bersama IndiHome. Kerinduan saya, ke depannya akan semakin banyak konten yang saya lahirkan bersama IndiHome. Baik itu berupa tulisan-tulisan inspiratif, maupun video-video yang berisi informasi, bersifat menghibur dan menguatkan iman. Salam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun