Lalu ketika driver terlihat keberatan, pelanggan tersinggung dan langsung memberi bintang satu. Padahal itu jelas-jelas kesalahan pelanggan.Â
Atau bisa pula karena sebab-sebab lainnya yang sebenarnya sepele. Ketika penumpang norak dan ingin dilayani bagai sultan, tetapi tidak memperolehnya. Maka rating bintang satu itupun menjadi tumpahan kekesalan mereka. Tentu kekesalan ini sangat tidak beralasan.Â
Satu video bahkan cukup viral di aplikasi TikTok. Tidak jelas kejadiannya kapan. Tampak seorang pelanggan, perempuan muda, yang memesan makanan melalui ojek online, menyuruh bapak driver untuk membuang makanan yang sudah di pesannya, sambil marah-marah.Â
Sepertinya, sebab utamanya masalah sepele, hanya karena bapak driver ini tidak bisa naik ke lantai atas tempat kos (sepertinya) perempuan itu untuk mengantar pesanan tersebut. Padahal alasan bapak ini jelas, si bapak sedang sakit kaki. Mungkin asam urat atau keseleo, bisa dimaklumi.Â
Si perempuan lalu dengan galaknya mengambil makanan dari bapak driver dan membuangnya ke tempat sampah yang ada di depan kamarnya. Sungguh perilaku pelanggan yang sangat tidak terpuji.Â
Akibat insiden tersebut, bapak driver bahkan langsung di-skors dari perusahaan ojek onlinenya, selama tiga hari tidak boleh menerima order. Akibat laporan sepihak dari si pemesan makan tersebut. Sungguh tega.Â
Oleh sebab itulah, pihak manajemen sebaiknya tidak langsung menyalahkan driver ketikabintang satu muncul atau ada keluhan dari pelanggan. Agar berimbang, alangkah baiknya dilakukan investigasi dan crosscheck terlebih dahulu baik pada pelanggan maupun pada pengemudi.Â
Dengan melakukan kedua hal tersebut diharapkan dapat ditemukan kesimpulan yang benar atas musabab pemberian rating bintang satu tersebut atau komplain dari pelanggan..
Pembatalan sepihak dari pelanggan
Sebagai pelanggan, saya sendiri pernah membatalkan pesanan, beberapa kali bahkan.