Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Andai Kita Semua Punya Rasa Cinta akan Keindahan

6 Januari 2023   07:44 Diperbarui: 8 Januari 2023   13:13 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun baru 2023 baru memasuki hari ke enam. Banyak resolusi telah dibuat. Pun masih sangat memungkinkan utuk membuat resolusi tambahan.

Salah satu topik yang bisa menjadi resolusi tambahan pada tahun ini, yaitu menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta akan keindahan. Khususnya keindahan di lingkungan di mana kita tinggal.

Bertanggung jawab pada kebersihan 

Di kawasan pemukiman tempat tinggal saya, sebuah pinggiran kota Jakarta, sulit menemukan keindahan secara menyeluruh dalam satu kawasan. Masalah kebersihan lingkungan masih menjadi hal yang belum selesai hingga kini. Padahal keindahan baru bisa terwujud ketika kebersihan terwujud lebih dahulu.

Di kawasan di mana saya tinggal, sangatlah mudah menemukan sampah berbaris di sepanjang sisi jalan. Mulai dari sampah bungkus permen, bungkus rokok, puntung rokok, kertas bungkus makanan, kulit buah, stik es krim, masker bekas, tisu bekas, daun-daun kering, dan masih banyak lagi. 

Bukan hanya di sepanjang pinggir jalan, kita juga bisa dengan mudah menemukan sampah menumpuk di saluran-saluran air, teronggok dalam genangan air selokan yang sudah berwarna kehitaman. Juga sampah berserakan di halaman rumah warga. 

Dan ini menjadi pemandangan sehari-hari. 

Dok. Martha Weda
Dok. Martha Weda

Dokumentasi Martha Weda
Dokumentasi Martha Weda

Dokumentasi Martha Weda
Dokumentasi Martha Weda

Dokumentasi Martha Weda
Dokumentasi Martha Weda

Dokumentasi Martha Weda
Dokumentasi Martha Weda

Dokumentasi Martha Weda
Dokumentasi Martha Weda

Anehnya, banyak warga yang tinggal di sekitarnya terlihat tidak terganggu sama sekali dengan keadaan tersebut. Mereka bisa duduk-duduk, mengobrol, bahkan makan di tengah pemandangan sampah yang tidak sedap dilihat tersebut.

Kalau dibilang mereka tidak punya waktu untuk membersihkan, rasanya juga tidak mungkin. Ibu-ibu rumah tangga, kadang juga bapak-bapak, sering terlihat berkumpul sekadar mengobrol santai, sementara lingkungan sekitar mereka tampak begitu berantakan. 

Entah apa masalahnya, sehingga banyak warga tampak tidak peduli. Di beberapa kawasan rumah kontrakan, yang rumah-rumah kontrakan tersebut berjejer, juga sering terlihat halamannya penuh dengan sampah. 

Pemandangan seperti ini menjadi makanan sehari-hari warga di lingkungan kami. 

Sebenarnya, kebersihan di lingkungan pemukiman bukanlah masalah besar. Semua permasalahan tersebut bisa selesai andaikan setiap warga, atau setiap rumah tangga bertanggung jawab paling tidak atas kebersihan di lingkungan sekitar rumahnya. Termasuk halaman rumah, sisi jalan yang berdampingan langsung dengan halaman atau pagar rumah, juga selokan sekitar rumah. 

Seumpama memungkinkan, tidak ada salahnya sekalian juga membersihkan jalan di depan rumah, khususnya untuk jalan-jalan kecil di perkampungan, yang tidak setiap saat dilalui kendaraan bermotor. 

Tentu tidak sulit melakukan itu karena tanggung jawabnya tidaklah besar, hanya di sekitar rumah. Kalau saja secara berkala dibersihkan, niscaya lingkungan bersih yang diidam-idamkan bisa terwujud. 

Seandainya semua warga memiliki komitmen kuat melakukan ini, mau menumbuhkan rasa cinta akan keindahan, lingkungan pinggiran Jakarta ini pasti akan terlihat lebih indah dan berseri.

Halaman rumah bukan gudang

Tidak seperti wilayah pedesaan, umumnya halaman rumah di kota-kota besar tidaklah besar. Ini artinya, masih dapat ditanggulagi dan ditata sendiri.

Oleh karena itu, alangkah baiknya bila halaman depan rumah benar-benar diperhatikan keindahannya.

Bila halaman asri, paling tidak, tanpa perlu pergi jauh menghibur diri, penghuni rumah bisa healing ketika melihat keindahan lingkungan rumahnya sendiri. 

Misal, agar halaman rumah lebih hijau, kita bisa menanam beberapa tanaman hias. Kalaupun lahannya terbatas, tanaman hias bisa ditanam di pot-pot.

Contoh lainnya, alangkah eloknya bila tidak menjadikan halaman sebagai gudang di luar rumah, dengan meletakkan segala barang bekas di sana. Ada mesin cuci rusak, toren air yang sudah takterpakai, sepeda rusak, dan masih banyak lagi. 

Menaruh segala benda tak terpakai di halaman depan rumah sebenarnya hanya akan menjadikan pemandangan terkesan berantakan, jauh dari konsep keindahan.

Kalau pun sudah tidak terpakai, lebih baik barang-barang bekas tersebut dijual saja ke pengepul barang bekas, atau diberikan gratis kepada pemulung yang lewat, hitung-hitung sedekah. 

Kendatipun terpaksa karena ketiadaan tempat untuk menyimpan, ada baiknya penataannya diatur sedemikian rupa agar terlihat lebih rapi.

Bukan hanya itu, tidak lupa pula area peletakan barang tersebut rutin dibersihkan. Jika tidak, dikhawatirkan barang-barang bekas tersebut berlserta area sekitarnya menjadi tempat bersarangnya hewan-hewan pengganggu, seperti tikus, kecoak dan nyamuk. 

Pagar bukan jemuran

Alih-alih menggunakan jemuran, banyak warga yang menjemur aneka barang di atas pagar. Menjemur pakaian, keset kaki, sprei, selimut, karpet, bahkan pakaian dalam.

Hal seperti ini tentunya juga sangat mrusak keindahan. Kalau hanya sesekali, tentu tidak masalah, tetapi kalau sudah menjadi kebiasaan setiap hari, lingkungan tidak akan pernah tampak asri. 

Seandainya pun haruslah menjemur di halaman depan rumah, sebaiknya kita buat tiang jemuran yang rapi. Dan khusus untuk pakaian dalam sebaiknya tidak kita jemur di depan rumah, melainkan dijemur di tempat yang tak terlihat orang luar, misal di halaman belakang rumah. 

Rumah tidak mesti mewah untuk terlihat indah. Rumah kecil sekalipun, bila dijaga tetap bersih, penataan baik, banyak tanaman hijau, tidak ada benda yang ditaruh serampangan di halaman rumah, pasti juga akan terlihat indah. 

Semua itu bergantung dari pemilik rumah, maukah menumbuhkan rasa cinta akan keindahan. 

Memiliki gaya hidup bersih dan mencintai keindahan bukanlah sesuatu yang sulit dipelajari. Hanya perlu membiasakan dan memaksa diri untuk hidup dalam pola tersebut. 

Saya berkali-kali kagum ketika melihat gambar-gambar dari Desa Penglipuran, yang menjadi salah satu desa terbersih di dunia. Desa yang terletak di Pulau Bali ini terlihat hijau, segar, rapi, dan tidak terlihat satu helai pun sampah.

Seandainya kita semua bisa memiliki cita seni seperti masyarakat Desa Penglipuran, yang menjunjung tinggi kebersihan dan keindahan, betapa indahnya lingkungan kita. Resolusi perihal menumbuhkan rasa akan keindahan pun bisa tercapai pada tahun ini. (MW) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun