Sudah hampir setahun ini saya mengikuti dan senang menonton konten-konten dari seorang YouTuber asal Indonesia yang kini menetap di kota Ternopil, Ukraina.
Terlebih beberapa hari ini sejak invasi Rusia ke Ukraina, setiap hari saya menunggu update terbaru kondisi di negara pecahan Uni Sovyet ini melalui konten-konten unggahannya.
Memang kita bisa mencari begitu banyak berita dari media internasional tentang kondisi di Ukraina saat ini, tetapi berita terbaru dari warga sipil yang menetap di sana terlebih warga ini adalah seorang WNI memunculkan rasa simpati sebagai sesama anak bangsa.
Adalah Benni Sitanggang, seorang content creator asal Tapanuli, Sumatera Utara yang rutin mengunggah kegiatan dirinya bersama keluarga di Ukraina.Â
Benni Sitanggang yang menikah dengan seorang wanita asal Ukraina ini kini telah memiliki seorang putri yang cantik.
Saat ini juga Benni Sitanggang dan istri sedang menanti kehadiran anak kedua yang diperkirakan akan lahir pada akhir Februari hingga pertengahan Maret 2022 ini.
Ini artinya, waktunya sang istri untuk melahirkan sudah sangat dekat, mungkin tinggal menghitung hari saja, dan mungkin saja Ukraina masih dalam situasi perang dengan Rusia.
Di lain kota, hari Jumat dua hari lalu, seorang warga Ukraina, wanita berusia 23 tahun melahirkan seorang bayi perempuan di stasiun bawah tanah di Kota Kyiv.
Stasiun bawah tanah di ibukota Ukraina tersebut digunakan penduduk sebagai tempat berlindung dari serangan udara Rusia yang menghantam kota.Â
Sejak konflik Rusia-Ukraina kian memanas, sebagai netizen yang cukup sering menonton konten-konten Benni Sitanggang, saya cukup resah dan khawatir dengan situasi yang mereka hadapi saat ini, termasuk ibu-ibu hamil dan bayi-bayi yang ada di sana.
Kondisi kota dan negara dalam situasi darurat perang sangatlah tidak bersahabat bagi seorang ibu hamil, terlebih yang sudah hamil tua, bahkan untuk bayi-bayi yang baru lahir.
Sebagai seorang ibu yang pernah merasakan beratnya masa-masa kehamilan hingga melahirkan, juga mengalami bagaimana kerepotan yang dirasakan kala merawat bayi, saya sangat memahami kondisi yang dihadapi para ibu muda di Ukraina saat ini.
Dalam kondisi normal saja, hamil, melahirkan, dan merawat bayi adalah masa-masa yang cukup berat, apalagi dalam kondisi darurat perang seperti yang dihadapi warga Ukraina.
Ketika hamil tua, seorang wanita harus mempersiapkan berbagai kebutuhan untuk melahirkan juga kebutuhan bayi setelah dilahirkan. Kondisi kesehatan fisik maupun mental wanita hamil juga harus dijaga dengan baik agar kondisi prima saat waktu itu tiba dan proses melahirkan berjalan lancar.
Bisa dibayangkan dengan kondisi kota-kota di Ukraina yang cukup mencekam, dimana bahaya serangan militer Rusia bisa terjadi setiap saat, apa yang bisa dilakukan ketika waktu melahirkan itu tiba.Â
Mungkin rumah sakit tetap siaga, tetapi perjalanan ke rumah sakit bisa saja sangat berbahaya bagi warga sipil. Apalagi situasi di Ukraina sepertinya sangat genting.
Dalam satu hari saja, sirine tanda bahaya akan adanya serangan udara Rusia bisa berkali-kali berbunyi di seantero kota, dan tidak mengenal waktu, bisa malam, tengah malam, subuh, pagi, maupun siang hari.
Kalau tetap bertahan di rumah atau apartemen, paling tidak proses melahirkan harus secara normal dan sebaiknya didampingi beberapa petugas kesehatan. Bisa juga didampingi kerabat yang memang berprofesi sebagai dokter atau perawat.
Paling repot ketika harus evakuasi keluar dari rumah/apartemen. Entah berlindung di bunker-bunker yang sudah disediakan untuk warga, mengungsi ke negara lain atau keluar dari zona perang, situasinya akan serba sulit.
Bagaimana bila terjadi kontraksi ketika sedang berada dalam bunker, atau sedang dalam perjalanan mengungsi? Berbagai kemungkinan harus diperhitungkan, dan harus ada beberapa rencana yang disiapkan untuk menghadapi kondisi darurat tersebut. Syukur-syukur bila petugas kesehatan bersiap di berbagai titik berlindung warga atau di  titik-titik tertentu di jalur evakuasi warga di setiap kota.
Setelah melahirkan, masalah tidak langsung selesai. Justru lebih banyak lagi hal yang harus dihadapi paska melahirkan. Ada ibu dan bayi baru lahir yang benar-benar harus diperhatikan kesehatannya.Â
Bagi ibu yang baru melahirkan, kondisi fisiknya belum bisa langsung prima kembali. Ada waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan, bisa beberapa hari, bisa juga dalam hitungan minggu.
Selama masa pemulihan tersebut, asupan gizi ibu harus sangat diperhatikan karena ibu harus berbagi makanan dengan bayinya melalui pemberian ASI. Ibu yang baru melahirkan juga pasti akan sering kelelahan secara fisik.
Menyusui bayi setiap 1-2 jam sekali akan membuat tidur sang ibu tidak bisa nyenyak. Ditambah lagi dengan harus selalu bersiaga akan datangnya serangan musuh, capeknya bisa berkali-kali lipat. Saya bahkan sulit membayangkannya..
Itu baru dari sisi sang ibu. belum lagi dari kondisi bayi yang baru saja dilahirkan. Perlengkapan bayi itu banyak sekali.
Teringat dulu saat anak saya masih bayi, setiap hendak bepergian keluar rumah, barang bawaan kami udah kayak mau pindahan, banyak banget.
Seperti apa perlengkapannya ketika harus mengungsi dalam situasi darurat perang, pasti lebih banyak lagi yang harus dibawa.
Di samping itu, bayi baru lahir sangat membutuhkan perawatan yang ekstra hati-hati. Kesehatan bayi harus benar-benar diperhatikan.
Mulai dari betbagai perlengkapan yang digunakannya harus serba higienis, seperti pakaian, perlengkapan tidur, peralatan mandi, maupun botol susu kalau si bayi tidak menyusu pada ibunya, hingga tempat tinggal atau tempat berlindung yang juga sebaiknya higienis.
Kebersihan perlengkapan bayi juga tempat tinggal atau tempat dimana bayi berada sangat penting untuk melindungi bayi yang masih sangat rentan dari serangan berbagai penyakit.
Tidak terbayangkan bila situasinya ada di pengungsian di bunker-bunker atau sedang berada di jalur evakuasi, atau sedang dalam perjalanan ke luar zona perang, mungkinkah kondisi ideal bagi bayi bisa didapatkan?
Bagaimana cara bisa mendapatkan pakaian selalu bersih bila sedang dalam pengungsian. Bagaimana dengan pakaian-pakain kotor bayi yang mungkin terkena pipis atau pup-nya yang harus segera dicuci dan dikeringkan.
Memang ada popok bayi sekali pakai, tetapi bagaimanapun baju bayi tetap harus sering diganti dan dicuci. Saya bisa membayangkan kondisinya seperti apa.
Perang memang tidak akan pernah menguntungkan siapapun. Baik pihak yang menang maupun yang kalah tetap mengalami kerugian dan penderitaan.
Contoh nyata dari penderitaan tersebut adalah ibu hamil yang akan dan baru melahirkan, juga bayi-bayi yang baru saja menghirup napas kehidupan di dunia.
Sebenarnya rada membingungkan dan tidak menyangka juga. Di abad 21 ini, di era yang sudah sangat canggih, masih ada satu negara yang menginvasi negara lain.
Yang lebih tidak masuk akalnya, kejadian ini terjadi di Eropa, dimana hak asasi manusia sangat dijunjung tinggi di benua biru tersebut. Kok bisa?
Argumentasi atau fakta apapun bisa dijadikan dalih untuk memulai berperang, tetapi semua fakta atau argumen tersebut juga bisa dijadikan alasan untuk memulai perdamaian.
Harapan saat ini, semoga semua penduduk Ukraina, khususnya semua WNI dan keluarganya yang berada di sana tetap dalam kondisi sehat dan aman. Bila memang harus evakuasi, semoga perjalanan evakuasi berjalan lancar dan tanpa kendala berarti.
Begitu pula dengan youtuber Benni Sitanggang dan keluarga kiranya selalu dalam kondisi sehat, aman, dan proses melahirkan sang istri bisa berjalan dengan lancar.
Harapan terbesar, semoga konflik Rusia-Ukraina segera berakhir. God bless.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H