Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Keluarga Tidak Bisa Hadir Secara Langsung, Janganlah Kecewa

2 Februari 2022   12:11 Diperbarui: 2 Februari 2022   12:19 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Di kantor suami, karyawan tidak bisa seenaknya mengajukan cuti keluar kota. Harus dengan kondisi yang sangat penting dan mendesak.

Itupun setelahnya harus disertai dengan isolasi mandiri di rumah selama 10 hari setelah kedatangan kembali ke Jakarta.

Begitu pula dengan sepupu-sepupu dan adik saya yang semuanya adalah karyawan. Hampir semuanya mengalami kesulitan mengajukan cuti. Rata-rata tidak mendapatkan izin dari atasan.

Saya sendiri meskipun tidak bekerja, tidak mendapatkan izin dari suami untuk berangkat bersama anak saya. Suami keberatan saya dan anak berangkat tanpa didampinginya dalam situasi pandemi yang belum membaik ini.

Suami maunya kami berangkat bersama, tetapi suami juga segan mengajukan izin cuti di tengah upaya perusahaan yang memperketat protokol kesehatan.

Sebenarnya ketatnya protokol kesehatan yang diterapkan banyak perusahaan di Jakarta sangatlah baik, sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 di lingkungan kantor. 

Hanya saja, kondisi ini bisa jadi kurang dipahami sebagian masyarakat yang tidak berdomisili di Jakarta. Mungkin ini dikarenakan kasus Covid-19 di daerah yang "adem ayem", tidak ada lonjakan signifikan seperti di Jakarta dan sekitarnya.

Hal ini pula yang sulit dipahami dan diterima keluarga paman yang sedang berduka ini. Ketika akhirnya sebagian besar keponakan-keponakannya di Jakarta dan sekitarnya tidak bisa melayat secara langsung ke rumah Paman di Jawa Tengah, Paman tampaknya sangat kecewa dan marah.

Kekecewaan dan kemarahan tersebut tampak dalam bentuk sindiran-sindiran panjang dan berkali-kali di WA grup. Kami semua sangat paham sindiran-sindiran tersebut ditujukan kepada kami keponakan-keponakannya.

Saya pun sangat memahami ini. Dalam budaya Batak, yang saya dapatkan dari ayah saya, hubungan kekerabatan amat penting, rasa kekeluargaan sangat dijunjung tinggi.

Kehadiran kerabat dan keluarga besar sangat diharapkan dan sangat berarti dalam setiap momen-momen penting kehidupan seseorang atau keluarga, seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun