Memiliki anak usia sekolah, SD hingga SMA menuntut orangtua berperan aktif menyukseskan pendidikan anak. Hanya saja, berbagai kendala dan keterbatasan menuntut orangtua mencari bantuan dari bimbingan belajar yang kompeten, modern, berkualitas dan terpercaya.
Pandemi Covid-19 membawa pengaruh yang sangat signifikan bagi dunia pendidikan. Kegiatan belajar mengajar yang semula dilakukan setiap hari di sekolah, beralih ke rumah masing-masing.
Hampir dua tahun anak-anak dipaksa belajar mandiri. Orangtua murid pun dituntut terlibat dalam kegiatan belajar dari rumah ini. Terlebih orangtua yang masih memiliki anak usia sekolah, dari tingkat SD hingga SMA, termasuk saya.
Sebagai ibu yang memiliki anak yang saat itu duduk di kelas 5 SD, saya merasakan bagaimana rasanya tiba-tiba harus menjadi "guru" untuk semua mata pelajaran.
Semakin hari saya melihat anak saya cukup kewalahan mengikuti materi berjalan, khususnya pelajaran yang penuh dengan rumus dan hitungan yaitu matematika.
Keterbatasan waktu pertemuan dengan guru Matematika, sementara materi cukup padat dan semakin jelimet menjadi kendala utama.
Tidak hanya itu, kendala juga datang dari saya sebagai orangtua. Saya memiliki keterbatasan waktu untuk menjadi pengajar bagi anak saya.
Saat ini anak saya sudah duduk di bangku kelas 7 sebuah SMP swasta di Jakarta. Materi pelajaran Matematika yang diterima semakin terasa berat baik buat anak saya, terlebih buat saya.
Akibatnya, hal ini berpengaruh pada nilai-nilai ulangannya yang hanya bisa berada pada angka pas-pasan. Akibat lainnya, anak saya pun jadi kurang termotivasi untuk belajar Matematika.
Semangat belajarnya langsung surut begitu disuruh mengerjakan soal latihan. Seperti ada persepsi yang terbangun dalam benaknya bahwa Matematika adalah pelajaran yang tidak menarik, sulit dan menakutkan.
Oleh karena itulah, saya dan suami akhirnya memutuskan untuk mencari bimbingan belajar (bimbel) yang kompeten di bidangnya, yang dapat membantu anak saya menyukai Matematika, dan pastinya dapat meningkatkan prestasi akademiknya.