Seorang siswa SD terpapar Covid-19. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, pihak sekolah wajib menutup sekolah selama beberapa hari ke depan dan siswa kembali belajar secara daring.
Pagi ini, grup sekolah anak saya, baik grup orangtua maupun grup siswa dikejutkan oleh pemberitahuan mendadak dari pihak sekolah. Seorang siswa SD terpapar Covid-19.Â
Kebetulan sekolah anak saya adalah sebuah sekolah swasta di wilayah Jakarta Selatan, yang terdiri dari TK, SD, dan SMP dalam satu kompleks. Konsekuensinya, semua siswa dari tingkat TK hingga SMP wajib kembali PJJ, termasuk anak saya yang duduk di kelas 7.
Kami para orangtua baru menerima informasinya sekitar pukul enam tadi pagi dari wali kelas. Sayangnya, anak saya sudah keburu berangkat lima belas menit sebelumnya bersama papanya.Â
Ketika saya hubungi suami saya, mereka baru saja tiba di sekolah anak saya. Suami saya pun mau tidak mau kembali mengantar anak pulang ke rumah, baru kemudian berangkat ke kantor. Â
Sesampai di rumah kembali, anak saya bercerita bahwa di sekolah pun sudah banyak siswa yang hadir karena terlambat mengetahui informasi terbaru.Â
Memang informasi ini saya akui cukup terlambat, tetapi bisa saya pahami. Kemungkinan pihak sekolah juga baru pagi ini mendapat kabar dari pihak orangtua siswa yang terpapar. Situasinya pasti cukup darurat.
Belum ada pemberitahuan lebih lanjut dari pihak sekolah tentang berapa hari PTM akan diliburkan. Kemungkinan hari ini pihak sekolah sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya.
Tetapi bila menilik aturan pelaksanaan PTM 100 persen, kemungkinan besar sekolah ditutup minimal 5 hari ke depan, untuk melakukan disinfektan dan tracing kepada warga sekolah yang berkontak erat. (Liputan6.com)
Cukup kaget dan prihatin mendengar kabar ini. Apalagi di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di DKI Jakarta. Semoga segera sembuh ya, Nak.
Sebenarnya sejak awal pihak sekolah sudah menginformasikan bahwa tidak ada paksaan bagi siswa untuk mengikuti PTM. Bila orangtua keberatan dan merasa khawatir, anak bisa belajar di rumah.
Kondisi ini juga berlaku jika anak sedang kurang sehat seperti mengalami gejala batuk, flu, atau demam. Termasuk juga bila ada anggota keluarga siswa yang sedang mengalami gejala serupa Covid-19, siswa disarankan untuk belajar di rumah saja.
Hanya saja, tidak ada lagi sistem blended learning. Jadi siswa yang tidak ikut PTM tidak bisa mengikuti kegiatan belajar yang ada di sekolah secara online, karena PTM 100 persen hanya dilaksanakan secara offline. Siswa yang tidak mengikuti PTM akan diberi tugas khusus oleh guru.
Oleh karena itu, PTM 100 persen yang kembali dilaksanakan sejak tiga minggu lalu di wilayah DKI Jakarta ini memang harus disikapi sebaik-baiknya oleh para orangtua.
Bagaimanapun, pembelajaran secara PTM tetap lebih baik dan lebih efektif dibandingkan belajar dari rumah. Namun demikian, kesehatan dan keselamatan anak harus tetap menjadi prioritas.Â
Itu sebabnya, anak-anak yang kita antarkan ke sekolah untuk mengikuti PTM harus kita perhatikan kesehatannya dengan lebih serius lagi. Tujuannya tidak lain agar anak-anak kita tidak mudah jatuh sakit apalagi sampai terpapar Covid-19.
Asupan gizi yang baik
Asupan gizi menjadi salah satu faktor penentu kesehatan. Tanpa konsumsi makanan yang benar, tubuh akan mudah terserang berbagai penyakit.
Dalam artikel Cegah Varian Omicron dengan 6 Langkah Sehat Proteksi Diri dan Keluarga, saya sampaikan bahwa telur dan susu merupakan salah satu jenis makanan yang sangat baik untuk meningkatkan dan mempertahankan imunitas tubuh.
Telur dan susu mengandung berbagai zat dan vitamin yang dapat mencegah serta membunuh kuman berbahaya atau penyebab infeksi di dalam tubuh.
Untuk itu, sebaiknya jadikan telur dan susu sebagai asupan wajib bagi anak juga anggota keluarga lainnya setiap hari.
Selain itu, seimbangkan dan variasikan dengan berbagai asupan makanan kaya gizi lainnya seperti daging, ikan, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan.
Bila perlu, tambahkan konsumsi vitamin seperti vitamin C atau jenis vitamin anak yang telah mengandung berbagai vitamin di dalamnya.
Istirahat cukup
Selama PTM, saya sangat memperhatikan waktu tidur anak saya. Tidur malam harus lebih awal dari biasanya.
Selain itu, setiap pulang sekolah, anak saya wajib tidur siang, dimulai pukul 2 siang. Bangunnya saya biarkan sesukanya. Biasanya anak saya akan bangun pukul 5 atau pukul 6 sore.
Dalam satu minggu hanya satu hari saya bebaskan dari tidur siang, yakni di hari Jumat. Sedangkan Sabtu dan minggu kembali wajib tidur siang.
Meskipun terkadang anak saya protes, saya jelaskan bahwa aturan ini demi kesehatannya. Agar dia bisa tetap berangkat ke sekolah. Biasanya kalau sudah dijelaskan begini, dia langsung nurut, karena memang anak saya senang belajar di sekolah.
Jangan jalan-jalan dulu
Pandemi belum berakhir, berarti masih ada potensi penularan di luar rumah. Oleh karena itu, selain ke sekolah, sebaiknya anak tidak bepergian keluar rumah bila tidak penting sekali. Dengan PTM 100 persen, toh anak juga sudah keluar rumah setiap hari, kan.
Pilih mana, jalan-jalan tapi pulangnya terpapar covid-19, atau di rumah saja tetapi semua sehat?Â
Orangtua juga sebaiknya mengendalikan diri dari nafsu jalan-jalan. Jangan bawa anak-anak kita jalan-jalan. Jangan ke mal dulu, jangan ke Puncak dulu, jangan ke Ancol dulu, Sudah, kumpul keluarga di rumah saja.Â
Selalu mengingatkan prokes
Ini penting banget. Orang dewasa saja kadang sering lalai protokol kesehatam, terlebih anak-anak.
Oleh sebab itu, pentingnya orangtua untuk tidak bosan-bosannya setiap hari mengingatkan anak-anak kita untuk menerapkan prokes selama di sekolah. Diantaranya, rajin cuci tangan, tidak boleh lepas masker, dan jangan bergerombol.
Walaupun anak kadang bosan dan langsung menjawab seperti anak saya, "Iya ma, udah tahu." Nggak apa-apa, ingatkan saja terus. Biar anak tahu, bahwa betapa prokes itu sangat penting di tengah pandemi ini.
Di samping itu, terapkan juga prokes ketika anak kembali ke rumah. Antara lain, sebelum makan atau beraktivitas lainnya, segera melepas seragam sekolah, membuang masker bekas di tempat sampah, dan mandi.Â
Bukan hanya anak-anak yang harus selalu diingatkan prokes, orang dewasa yang ada di rumah juga harus displin prokes, demi keselamatan anak-anak kita.
Yuk, lebih peduli kesehatan anak-anak kita. Jangan sampai ada lagi anak-anak kita yang terpapar Covid-19. Agar PTM 100 persen bisa kembali berjalan dengan lancar demi masa depan generasi muda kita yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H