Sementara kalau naik angkot, hanya Rp 4.000 untuk pelajar. Karena anak saya harus 3 kali naik turun angkot, berarti hanya menghabiskan Rp 12.000 per hari. Bahkan sebelum kenaikan BBM, Tarif pelajar hanya Rp 3.000. Satu hari hanya membutuhkan Rp 9.000 saja.Â
Berarti untuk satu bulan, dengan tarif baru, hanya menghabiskan Rp 12.000 x 20 = Rp 240.000. Jauh lebih murah daripada naik ojek online.Â
Sebenarnya bukan hanya masalah ongkos ojek yang mahal. Ada beberapa pertimbangan manfaat yang saya yakin akan anak saya dapatkan dengan menumpang angkot saat pulang sekolah.
1. Melatih anak menjadi pemberani
Awalnya, memang si ganteng masih takut dan ragu. Terlihat jelas dari raut wajahnya.
Tetapi saya kasih semangat, juga wejangan bahwa naik angkot itu tidak menakutkan seperti yang dibayangkan.Â
Beberapa kali sebelum saya lepas sendiri, sengaja saya jemput dia ke sekolah, lalu saya ajak pulang naik angkot.Â
Ini saya lakukan guna mengajarinya rute yang nanti akan dilalui dan nomor angkot yang harus dinaiki.Â
Sekarang sudah tidak ada lagi ketakutan dan keraguan di wajahnya  Si ganteng tidak lagi segan-segan bertanya ke supir angkot jika dilihat rute yang dilalui berbeda, atau karena suatu keperluan supir menghentikan angkotnya.Â
Bahkan si ganteng juga sudah berani mencoba rute baru dengan angkot yang berbeda.Â