Beberapa minggu terakhir, bertubi-tubi berita tentang kekerasan seksual pada anak dan remaja. Sudah seharusnya orangtua melakukan usaha ekstra untuk mencegah kekerasan seksual terjadi pada anak di tengah zaman yang makin edan ini.
Banyak orangtua yang tentunya resah dan khawatir dengan maraknya pemberitaan kekerasan seksual pada anak. Rentetan kejadian tersebut benar-benar sangat memprihatikan.
Kita memang tidak pernah tahu ada tidaknya predator seksual di sekitar kita atau di lingkungan kita. Untuk itu dibutuhkan kewaspadaan tiada henti untuk nnelindung anak-anak kita dari para pelaku berotak bejat ini.
Beberapa hal sebaiknya kita lakukan untuk melindungi anak-anak kita dari predator seksual.
Menjadikan rumah sebagai tempat paling aman bagi anak
Sejatinya atau normalnya, rumah merupakan tempat perlindungan yang paling ramah dan aman bagi anak. Orangtua menjadi kunci utama keselamatan anak di dalam rumah.
Hanya saja, zaman telah berubah. Beberapa tahun terakhir, banyak kejadian bahkan anak mendapat pelecehan seksual justru dari sanak keluarga terdekat yang berada di dalam rumah. Sungguh miris. Sungguh mengerikan.
Mungkin bisa kita sebut ini sebagai keluarga dengan karakter yang menyimpang dari sifat sejatinya sebuah keluarga.
Harapan kita, keluarga seperti ini hanya segelintir saja yang bisa kita anggap sebagai 'penyimpangan".
Sementara bagi keluarga normal, orangtua memegang kendali penuh dalam keselamatan anak di dalam rumah.Â
Orangtua harus tetap waspada akan keberadaan orang lain atau sanak famili yang datang berkunjung atau yang tinggal menumpang di dalam rumah.
Banyak kejadian kekerasan seksual pada anak yang justru dilakukan oleh kerabat atau orang yang datang berkunjung atau menumpang di rumah.
Sebisa mungkin tidak membiarkan anak bermain dengan orang lain tanpa pengawasan orangtua. Meskipun hanya bermain dengan sanak keluarga.
Seandainya kedua orangtua bekerja, percayakan pengawasan anak pada orang yang benar-benar bisa dipercaya.
Tidak membiarkan anak bermain di luar rumah tanpa pengawasan
Pengawasan yang dimaksudkan di sini, bukan berarti anak harus diawasi di depan mata orangtua selama 24 jam.
Yang dimaksud adalah anak berada dalam pengawasan dan perlindungan yang aman baik dalam pengawasan orangtua maupun dalam pengawasan orang lain yang orangtua sangat percayakan.
Sampai kapan pengawasan ketat ini dilakukan? Paling tidak sampai usia di mana anak bisa melindungi dirinya sendiri.
Pengawasan ini pun sebaiknya dilakukan terus-menerus tanpa pernah mengenal kata lengah. Kita tidak pernah tahu bahaya predator anak ada di mana. Untuk itu, menjaga anak tetap di bawah otoritas pengawasan orangtua sangatlah penting.
Termasuk ketika anak bermain ke rumah tetangga atau ke rumah salah atu teman bermain anak, orangtua sebaiknya jangan pernah lengah.
Memberikan pendidikan seksual kepada anak
Pendidikan seksual bagi anak bukanlah hal yang tabu. Justru anak harus mendapatkan pengetahuan seputar seksualitas dalam usia sedini mungkin.
Ketika anak saya SD, pihak sekolah rutin memberi pengetahuan seputar seksualitas kepada para siswa.
Biasanya sekolah akan bekerja sama dengan sebuah rumah sakit untuk mengadakan seminar pendidikan seksual bagi para siswa.
Selain di sekolah, orangtua juga bisa melakukannya di rumah. Memberikan pengetahuan aeputar seksualitas menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami anak-anak.
Apa saja yang diajarkan? Untuk lebih lengkapnya, orangtua bisa mencari tahu dan membacanya melalui situs-situs kesehatan.
Mengajarkan anak untuk menyayangi dan menghargai tubuhnya
Sedari kecil sebaiknya orangtua mengajarkan anak betapa berharganya tubuhnya.
Tidak sembarang orang boleh menyentuhnya kecuali orangtuanya.
Selain itu, mengajarkan anak menghargai tubuhnya aensiri juga bisa dilakukan dengan mengajarkan anak untuk berpakaian dengan sopan terutama ketika keluar dari rumah. Baik anak perempuan maupun anak laki-laki.
Jangan membiarkan dan membiasakan anak keluar rumah hanya menggunakan pakaian dalam seperti kaus oblong atau celana kolor saja.
Tujuannya agar tidak mengundang keingintahuan orang lain atau orang dewasa yang melihatnya, yang bisa berakibat pada pelecehan seksual.
Hati-hati memilih sekolah untuk anak
Banyak kejadian kekerasan seksual pada anak terjadi di sekolah, baik sekolah umum maupun sekolah berasrama.
Oleh karena itu, di zaman yang semakin mengerikan dengan predator seksual bisa berada dimana saja, penting bagi orangtua untuk lebih berhati-hati dalam memilih sekolah untuk anak.
Terlebih sekolah berasrama dimana anak sepenuhnya berada di luar pengawasan orangtua.Â
Jangan sampai niat orangtua memberikan pendidikan terbaik pada anak justru mengantarkan anak masuk ke gua bencana.
Anak-anak adalah aset bangsa. Rusaknya masa depan anak berarti merusak masa depan bangsa. Jangan biarkan kekerasan seksual pada anak terus terjadi. Mari bersama lindungi anak-anak kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H