Yang dibawa saat berkendara hanya syaraf emosi, syaraf egois, dan syaraf kesombongan.Â
Apa akibatnya?
Berkendara seenaknya, tak peduli aturan, rambu-rambu dilanggar, lampu merah dilibas, nggak mau tahu hak pejalan kaki, senangnya nyalip dan ngebut. Â
Nanti kalau ditegur pak polisi karena melanggar rambu-rambu lalu lintas, protes, marah-marah.
Kalau ditilang karena nggak pakai helm, nggak punya SIM, balik maki-maki polisi.
Emak-emak yang biasamya sering bertingkah seperti itu. Pas ditilang, menjerit-jerit seperti orang kesurupan.Â
Terus, kalau motor atau mobilnya ditahan karena surat-surat nggak lengkap, telepon saudara yang pejabat.Â
Begitu itu tuh kelakuan orang-orang cerdas di negeri konoha. Ngeselin kan? Bangeeet...Â
Baiknya bagaimana ya?
Saran saya sih ya, jadilah kita semua ini manusia-manusia dewasa yang mau diatur dan taat pada aturan.
Jangan pertahankan sikap kekanak-kanakan yang suka seenaknya, gampang ngambek, emosi, alay, lebay, apalagi sampai baperan baca tulisan ini. Trus bikin komen marah-marah.