Angka dari masing-masing makan tersebut memang tidak terlalu jauh berbeda, namun dua lembar roti gandum masih lebih baik disantap daripada gorengan.
Ini artinya, kita tetap harus bijak dalam mengonsumsi gorengan. Suka boleh saja, tetapi tetap harus ada batasnya.
Selain bijak dalam mengonsumsi, kita juga sebaiknya cermat dalam menyiapkan dan menyajikan gorengan. Berikut beberapa cara sederhana menyajikan gorengan sehat:
1. Perhatikan temperatur minyak
Sangat disarankan untuk memperhatikan suhu atau temperatur minyak saat menggoreng. Suhu yang terlalu tinggi akan merusak minyak dan menyebabkan minyak mengeluarkan radikal bebas yang akan berpengaruh buruk pada kesehatan dalam jangka panjang.
Namun bila suhu terlalu rendah, minyak akan meresap ke dalam makanan sehingga kandungan lemak dalam makanan meningkat.
Ahli kesehatan menyarankan untuk menggoreng makanan pada suhu 176--190C. Ada termometer khusus penggorengan yang bisa digunakan.
Hanya saja di negara kita msaih jarang penggunaan termometer khusus penggorengan. Akan tetapi, sebagai gantinya kita bisa mengira-ngira suhu minyak yang dipanaskan.Â
Suhu minyak yang terlalu tinggi ditandai dengan warna minyak yang cepat berubah menjadi cokelat kehitaman. Selain itu, keluar asap dari minyak. Minyak yang telah mengeluarkan asap artinya minyak telah rusak, teroksidasi dan kehilangan kandungan vitamin di dalamnya.
Sementara suhu minyak terlalu rendah ditandai dengan tekstur minyak yang masih terasa kental bila diaduk, tidak ada bunyi "jreng" ketika kita memasukkan bahan makanan untuk digoreng, dan hawa panas yang kurang terasa ketika kita mendekatkan telapak tangan ke atas minyak.
Untuk mengetahui suhu minyak ideal saat menggoreng memang berawal dari kebiasaan. Ibu rumah tangga yang berkutat setiap hari di dapur tentunya terbiasa akan hal ini.