Penyajian sebaiknya bersifat komunikatif, inovatif dan representatif, lalu diunggah di media sosial. Lebih bagus lagi kalau diterjemahkan juga dalam Bahasa Inggris.
Promosi seperti ini mampu melintasi ruang dan waktu. Traveller dimanapun di seluruh dunia bisa mengaksesnya dengan mudah.
4. Pelaksanaan dan pengawasan CHSE dengan ketat.
CHSE adalah program Kemenparekraf berupa protokol kesehatan berbasis pada Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan). Program ini ditujukan bagi para pelaku usaha sebagai upaya memberi jaminan rasa nyaman dan aman bagi wisatawan. Ada sertfikatnya juga.
Nah, harapannya, tetap ada pengawasan dan pengecekan terhadap kondisi realnya sekalipun pelaku usaha telah mendapatkan sertifikat CHSE. Cuma memang yang begini ini rentan jadi ladang kongkalikong pelaku usaha dan oknum pejabat. Tahu kan, di negeri ini banyak yang suka memanfaatkan celah untuk keuntungan pribadi. Jadi tolong Pak Menteri, dibereskan yang nakal-nakal begini.
5. Mengakomodasi semua traveler.
Anggaran wisata setiap pelancong berbeda, dari besar sampai pas-pasan. Untuk itu, penting mengakomodasi semuanya, termasuk traveller backpaker-an. Seperti menyediakan paket wisata murah, transportasi murah, tempat makan murah, dan homestay layak huni.
6. Menjaga kelestarian alam Toba agar kecantikan dan keindahannya tidak memudar, antara lain:
- Penghijauan, menutup bukit-bukit gersang juga lahan bekas perusakan hutan dengan jenis tanaman fast growing spesies seperti Pohon Jati Putih (Gmelina arborea), atau menanam tanaman yang memiliki nilai ekonomi seperti pohon buah-buahan yang adaptif dengan kondisi alam Toba.Â
- Mencegah degradasi hutan dengan menertibkan izin atas hak pengusahaan hutan dan menindak tegas penebangan hutan ilegal.
- Melestarikan keanekaragaman hayati khas Toba, seperti Andaliman, Mangga Samosir, Terong Belanda, dan Anggrek Toba.
- Memperluas kawasan hutan lindung dan hutan pendidikan sebagai kawasan tangkapan air dan sarana edukasi.
- Menertibkan dan menata usaha keramba jaring apung untuk mencegah kerusakan ekosistem dan penurunan kualitas air danau.
7. Terus melakukan sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat Toba, perihal apa itu Geopark Toba, sejarah dan tujuannya.
Dengan begitu diharapkan penghargaan, kepedulian, dan keterlibatan masyarakat terhadap pengembangan wisata Geopark Toba meningkat. Seperti edukasi tentang kebersihan lingkungan, pengolahan sampah rumah tangga, juga hospitality.
8. Mendorong pengembangan ekonomi kreatif dengan memanfaatkan beautiful landscape, bio diversity, maupun culture diversity. Misalnya memasak dan mengemas ikan arsik sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan oleh-oleh dan tahan lama.
***
Buat kamu yang belum pernah ke Danau Toba, yuk, capcus. Jangan berwisata ke luar negeri kalau belum pernah mengunjungi danau volkanik terbesar di dunia ini.Â
Buat kamu yang kurang suka berpanas-panas, DSP Toba paling pas buat berlibur. Terletak di ketinggian lebih dari 900 mdpl, dinginnya brrrr... Airnya kayak air es. Minyak goreng aja membeku saking dinginnya. Jangan tanya udara malam hari, super duper dingin!