Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengantar Danau Toba Menuju Destinasi Wisata Kelas Dunia

26 September 2021   09:41 Diperbarui: 26 September 2021   09:46 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tigaras merupakan salah satu pelabuhan di Parapat yang melayani penyeberangan feri menuju Pulau Samosir. Pelabuhan tujuan adalah Simanindo. Dari Simanindo kami bergerak lagi menuju Dermaga Pintu Batu. Dari sana menggunakan perahu kecil kami menyeberang ke Desa Sihotang.

dokpri
dokpri

Diiringi tiupan angin dingin, saya terpesona pada pemandangan Danau Toba. Kekaguman semakin memuncak ketika sudah berada di atas feri. Feri yang bergerak ke tengah danau, membawa penumpang ke tengah pemandangan yang kian memukau. Danau Toba tampak begitu megah.

Takpernah melintas dalam imajinasi saya sebelumnya kalau Danau Toba ternyata sangat indah. Rasanya seperti masuk ke dunia yang berbeda, seperti berada dalam lukisan alam.

Danau Toba juga terlihat sangat luas. Dalam benak kanak-kanak saya kala itu, ini danau jenis apa, kok kayak lautan? Beberapa bukit di sisi danau sampai takterlihat jelas saking jauhnya. Jangan tanya air danaunya seperti apa, biru, bersih, dan sangat tenang. 

Kemudian hari saya mengerti, mengapa Danau Toba begitu luasnya, mencapai panjang 100 km dan lebar 30 km, dengan luas 1.145 km2, serta mencapai kedalaman 505 meter. Ternyata sejarah Danau Toba sungguh ajaib. Danau Toba adalah kaldera yang terbentuk akibat letusan dahsyat Gunung Api Purba Toba, yang merupakan gunung api supervolcano.

Gunung api ini telah meletus sebanyak tiga kali, 800.000 tahun lalu, 500.000 tahun lalu, dan erupsi termuda dan paling dahsyat 74.000 tahun lalu. Letusan dahsyat tersebut mengakibatkan amblesnya bagian tengah gunung yang kemudian membentuk danau kawah yaitu Danau Toba.

Erupsi juga menyebabkan terdorongnya sebagian kerak bumi ke permukaan danau yang membentuk Pulau Samosir. Jejak-jejak supereruption tersebut masih dapat dengan mudah ditemui di sana, antara lain magma membeku berupa batuan vulkanik yang tersebar di kawasan Toba.

Lapisan pada tebing yang terbentuk akibat sedimentasi batuan vulkanik dari supereruption Gunung Toba (Nationalgeoraphic.grid.id)
Lapisan pada tebing yang terbentuk akibat sedimentasi batuan vulkanik dari supereruption Gunung Toba (Nationalgeoraphic.grid.id)

Sejarah keberadaan Toba ini pun menjadi magnet yang sangat kuat bagi pakar kaldera seluruh dunia. Menarik mereka datang dan datang lagi untuk menguak misteri Toba. Bahkan pakar kaldera dari Eastern Illinois University, Amerika Serikat, Craig Alan Chesner yang dijuluki bapak kaldera dunia, menyebut Toba sebagai rumah keduanya.

Craig dan koleganya sesama ahli kaldera sepakat, Toba adalah laboratorium terlengkap di muka bumi mengenai kaldera. Pasalnya, warisan letusan gunung itu masih banyak yang bisa ditemukan secara utuh. (Indonesia.go.id). Ini artnya terbuka potensi wisata geologi.

Tidak berlebihan bila kemudian UNESCO menetapkan kawasan Danau Toba sebagai Global Geopark atau Taman Bumi Warisan Dunia. Geopark Toba dengan landscape, keanekaragaman hayati beserta budaya yang unik menjadi warisan dan anugerah bukan hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun