Banyak dari kita mungkin saja pernah mengalami situasi tidak nyaman kala menghadapi peminjam uang. Menagih segan, tetapi kita butuh uangnya.
Berhadapan dengan peminjam uang, orang yang hendak berutang, bukan sekali dua kali saya hadapi, berkali-kali. Apalagi beberapa tahun lalu saya sempat aktif sebagai member Sophie Paris, sebuah brand fashion model multi level marketing yang sempat berjaya pada masanya. Ada saja yang mengambil barang, tetapi sulit saat ditagih membayar.
Saya juga pernah menjadi koordinator arisan. Untuk orang-orang tertentu, menagih uang arisan tidak beda sepeti menagih utang.
Berbagai pengalaman menyangkut pinjam meminjam uang akhirnya mengajarkan saya banyak hal. Ada hal yang harus dipahami dan dilakukan sebelum memberi pinjaman uang kepada orang lain, biar sama-sama enak, baik bagi pemberi pinjaman maupun yang meminjam.
1. Mengenal dan memahami orang yang akan meminjam
Kita sebaiknya mengenal dan memahami karakter dan perilaku orang yang hendak meminjam. Entah itu teman atau saudara. Tipikal Jujur atau tidak. Bisa dipercaya atau tidak. Suka menepati janji atau tidak.
Tanpa perlu mengetahui tujuan penggunaan uang yang akan dipinjam, akan lebih aman bila kita mengenal karakter si peminjam. Misalnya, bila karakter orangnya jujur, tanpa perlu diselidiki tujuan dia meminjam uang, sudah pasti orang tersebut benar-benar butuh uang.
Dengan demikian, kita bisa menentukan sendiri untuk memberi pinjaman atau tidak sesuai pemahaman kita selama mengenal orang tersebut.
Sedangkan untuk orang yang belum lama dikenal, sebaiknya kita lebih berhati-hati. Lebih baik menghindari atau menolak secara halus daripada pada akhirnya kita merasa ditipu atau dibohongi, dan uang tak kembali.
2. Mempertegas sejak awal perihal metode dan tempo pengembalian uang
Bila sudah berniat hendak memberi pinjaman, sebaiknya tegaskan sejak awal perihal waktu dan metode pengembalian uang. Waktunya mungkin satu bulan, dua bulan, atau menentukan tanggal kesepakatan.