Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Tuhan Selalu Menolongku" Lagu Penambah Imun Saya Saat Berperang Melawan Covid-19

13 Agustus 2021   21:52 Diperbarui: 13 Agustus 2021   22:01 1808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat satu bulan lalu, tanggal 13 Juli, saya merasakan sakit di tenggorokan yang tidak biasa. Rasa tidak nyaman seperti akan meriang pun saya rasakan mulai keesokan harinya. 

Di hari ke tiga gejala, pada 15 Juli, di saat suhu tubuh saya mulai meningkat, suami mengajak saya memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit sekaligus menjalani tes swab. Dan hasilnya, saya positif terinfeksi Covid-19. Sudah saya duga.

Sekalipun dinyatakan positif, saya tetap bisa tenang. Sekalipun di ruang UGD itu juga ada pasien C0vid yang terbaring, dengan kondisi sesak napas akibat stres dan terus- menerus menangis. Bahkan saya biaa menyimak dengan baik penjelsan dokter perihal obat, vitamin, juga berbagai hal yang harus saya lakukan selama isolasi mandiri yang akan saya jalani.

Dokter meminta saya menjalani isoman minimal 10 hari sejak terkonfirmasi positif. Bila setelah 10 hari masih ada gejala yang dirasakan, masa isoman ditambah 3 hari. Dan bila setelah itu masih tetap ada gejala, masa isoman ditambah 4 hari lagi. Saya pun dianjurkan untuk melapor ke puskesmas terdekat sesuai dengan domisili saya.

Rasa tenang yang saya rasakan mungkin karena saya sudah mempersiapkan diri sejak kasus positif di Jabodetabek meningkat tajam di awal bulan Juli. Terlebih ketika banyak sahabat, kerabat, bahkan tetangga sekitar rumah yang terpapar. Salah seorang tetangga yang rumahnya persis berada di depan rumah saya bahkan tak tertolong karena virus ini. Saya merasa seperti sedang menunggu giliran ikut terpapar.

Saya dan suami kemudian pulang dari rumah sakit dengan membawa obat dan vitamin yang diresepkan dokter.

Ternyata gejala yang saya rasakan di tiga hari pertama baru permulaan. Gejala yang sebenarnya dan mulai terasa semakin tidak nyaman saya rasakan keesokannya hingga hari ke-10.

Saya mengalami kehilangan penciuman, kehilangan rasa di lidah, mual dan berasa ingin muntah bila makan serta kehilangan selera makan, cepat lelah dan lemas bila sedikit saja beraktivitas.

Untunglah demam hanya saya rasakan selama 4 hari. Tetapi mual, kehilangan nafsu makan, kelelahan dan lemas terus menerua saya rasakan hingga 10 hari sejak awal gejala.

Setelah terkonformaai positif, saya pun tidur sendiri, terpisah ruangan dari suami dan anak. Hal ini menyebabkan perasaan asing. Sekitar tiga malam pertama tidur saya menjadi tidak nyenyak.

Berkali-kali saya terbangun setiap malamnya. Merasa sendiri dan terisolasi (kan memang isolasi ya, hehe...). Ditambah lagi dengan kondisi tubuh yang demam. Pikiran pun melanglang ke mana-mana. Saya jadi teringat semasa kecil dulu, bila demam saya sering melihat benda-benda di sekitar saya seolah bergerak. Mungkin halusinasi ya. 

Di malam ke empat, dengan kondisi tubuh yang tidak nyaman, dan tidak bisa tidur, saya membuka YouTube dan mencari lagu-lagu rohani yang sekiranya bisa menguatkan saya. Tanpa sengaja saya menemukan lagu ini. Judulnya : "Tuhan Selalu Menolongku."
Saya lupa apakah saya pernah mendengar lagu ini sebelumnya. Ataukah lagu ini pernah dinyanyikan saat ibadah offline atau online. Saya tidak ingat persis.

Tetapi saya langsung terpikat begitu pertama kali melihat dan mendengarkannya di YouTube. Setiap kata dalam lagu ini sangat menguatkan saya.

Pikiran-pikiran negatif yang kadang muncul saat itu, terhapus ketika mendengarkan lagu ini. Lagu ini pun saya dengarkan berulang-ulang sampai saya tertidur. 

Menyimak lagu ini saya seperti kembali diingatkan bahwa di atas segala permasalahan yaitu penyakit yang saya hadapi saat itu, ada Tuhan yang siap sedia menolong saya dan keluarga saya, bahkan memebebaskan kami dari virus itu.

Melalui lagu ini iman saya dikuatkan, bahwa Tuhan memperhatikan setiap umat-Nya. Bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan saya, termasuk terinfeksi Covid-19 sekalipun, semuanya atas seijin Tuhan. Bahkan sehelai rambut saya pun jatuh atas seijin Tuhan. Saya semakin yakin, Tuhan akan menolong dan memberkati saya.

Di hari ke lima saya sakit, saya lihat suami tampak pucat. Ternyata suami mulai mengalami demam. Saya sudah sangat yakin, pasti suami juga ikut terpapar. Dan benar saja. Sore harinya suami ke rumah sakit untuk berobat dan tes swab, hasilnya positif. Padahal dua minggu sebelumnya suami sudah menerima vaksin dosis pertama.

Namun, puji syukur kepada Tuhan, anak saya, Si Ganteng, tetap sehat, bahkan sudah menerima vaksin dosis pertama pula. Fix, akhirnya saya dan suami tepar berdua. 

Syukurlah suami mulai sakit ketika saya sudah tidak lagi demam. Jadi sedikit-sedikit saya mulai kembali mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang tadinya diambil alih suami. Meskipun tidak bisa maksimal, paling tidak saya tetap bisa merawat suami dan mengurus anak saya.

Suami saya sendiri mengalami demam turun naik dalam kurun waktu cukup lama, 13 hari. Dengan batuk yang menurut saya agak berat. Saya sendiri hanya mengalami batuk sesekali. Akan tetapi, secara keseluruhan kami berdua hanya mengalami gejala ringan.

Di hari-hari selanjutnya, "Tuhan Selalu Menolongku" menjadi penguat saya dan suami. Lagu ini bagai obat yang wajib dikonsumsi setiap hari, bahkan berkali-kali setiap hari, hingga saya dan suami sembuh. Lagu ini benar-benar menjadi faktor yang berperan penting meningkatkan imun tubuh kami.

Begitu besarnya pengaruh lagu ini terhadap saya dan suami. Tidak heran lagu ini ternyata menjadi salah satu nominasi dalam acara Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2020 untuk kategori Karya Produksi Lagu Berlirik Spiritual Nasrani Terbaik.

Ada beberapa penyanyi yang menyanyikan lagu indah ini. Tetapi saya lebih menyukai versi yang dibawakan oleh JCC Worship dan oleh Clarissa Dewi, runner up X Factor Indonesia 2015.


Puji Tuhan, saya dan suami kini sudah sehat. Hasil swab kami beberapa hari lalu sudah negatif. Saya pun bersiap untuk vaksin.

Berikut lirik lagu "Tuhan Selalu Menolongku"

Musim akan selalu berganti
Kasih Tuhan tetap abadi
Tak akan berubah, sampai selamanya
Ku tetap percaya
Kuyakin Tuhan memberkati
Kuyakin Tuhan melindungi
Burung di udara Tuhan pelihara
Karena kasihNya

Reff:  Tuhan selalu menolongku, selalu menjagaku
            Sehelai di rambutku tak akan terjatuh
            Tanpa seizinMu
            Tuhan selalu menolongku, selalu menjagaku
            Dia mengenyangkanku dan peliharaku
            Seumur hidupku

Salam.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun