Kalau bisa hidup damai, mengapa harus bertengkar? Bertengkar secukupnya saja, lalu berbahagialah sebanyak-banyaknya.
Pagi tadi saya sedang sibuk membersihkan dan merapikan rumah, anak saya baru selesai mandi, dan suami sedang sibuk berbalas pesan di WA grup kantornya. Kebetulan hari ini jatah WFH suami.
Tak lama, samar-samar terdengar suara seperti suara ribut-ribut.
Saya segera mematikan televisi. Suasana rumah senyap seketika. Dan suara-suara keributan tersebut semakin jelas terdengar.
Ternyata keributan ini berasal dari rumah salah satu tetangga. Sepertinya sedang terjadi pertengkaran hebat antara suami istri penghuni rumah tersebut.
Jeritan, teriakan, disertai tangisan terdengar dari sang istri. Sesekali juga terdengar sahutan keras dari sang suami, yang juga bernada marah dan emosi.
Tak lama terdengar bunyi seperti barang dibanting, entah apa. Begitu besarnya suara pertengkaran mereka, sehingga saya yakin beberapa tetangga di sekitar kami turut mendengar pertengkaran ini.
Sangat disayangkan memang, percekcokan dalam rumah tangga tak mampu dikendalikan dan akhirnya menjadi konsumsi lingkungan sekitar.
***
Pertengkaran, perselisihan atau percekcokan antara pasangan suami istri dalam sebuah pernikahan merupakan hal yang mungkin dan wajar saja terjadi.