Tahu Campu merupakan makanan khas Jawa Timur tepatnya dari Kota Lamongan.
Beberapa waktu lalu, kami menerima kiriman paket makanan dari adik ipar dan ibu mertua di Blitar. Salah satu diantara kiriman tersebut terdapat petis udang.
Petis udang sendiri dikenal sebagai bumbu masakan khas Sidoarjo, yang terbuat dari produk sampingan pengolahan makanan yaitu udang, yang dimasak sedemikian rupa hingga mengental, lalu dicampur dengan gula merah.Â
Adanya tambahan gula merah dalam olahan petis udang membuat warna petis menjadi cokelat cenderung kehitaman, dan rasanya manis.
Petis udang umumnya digunakan sebagai bahan penyedap makanan, terutama untuk makanan-makanan khas Jawa Timur, seperti rujak cingur, tahu tek, lontog kupang, dan tahu campur. Namun, petis hanya dibuat sebagai campuran sambal pun, tak kalah nikmatnya.
Adanya kiriman petis udang ini membuat saya terpikir untuk memasak satu makanan kesukaan keluarga kami, yaitu Tahu Campur.
Perkenalan saya dengan tahu campur berawal dari kedekatan saya dengan suami (waktu itu masih status pacar). Suami yang berasal dari Jawa Timur, mengajak saya mencoba makanan khas Jawa Timur di sebuah warung tenda di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.Â
Dari berbagai makanan khas Jawa Timur yang telah saya coba di warung tenda tersebut, saya jatuh cinta kepada tahu campur. Perpaduan rasa manis dan gurih yang khas, serta disajikan hangat, membuat lidah saya langsung terpikat.
Tahu campur sendiri merupakan makanan asli Jawa Timur, tepatnya dari Kota Lamongan. Unsur yang terdapat dalam tahu campur antara lain tahu goreng, daging sapi (bisa tetelan, daging, atau tulang iga), mi kuning, tauge, selada, dan perkedel singkong (biasa disebut Lento). Semua bahan ini kemudian dicampurkan dengan bumbu petis dan sambal. Bisa pula ditambahkan potongan lontong.
Untuk memasak tahu campur kali ini, ada beberapa bahan yang tidak saya gunakan, karena memang tidak ada persediaan bahannya di dapur saya. Yaitu perkedel singkong, dan selada ait.Â
Sebagai pengganti mi kuning, saya gunakan mi telur (mi kering) yang hanya perlu diseduh dalam air panas hingga lunak.
Bagaimana cara membuatnya? Yuk simak catatan berikut.
Bahan-bahan:
- 2 buah tahu cina ukuran besar, potong empat
- 2 bungkus mi telur ukuran @200 gram, seduh di air mendidih hingga lunak
- 100 gr tauge, seduh hingga layu
- 300 gr iga sapi
- 2 liter air
- 4 sdm kecap manis
- 1 sdm gula merah
- 2 batang sereh, memarkan
- 3 cm lengkuas
- 4 lbr daun jeruk
- 8 siung bawang putih
- 10 siung bawang merah
- 3 cm kunyit
- 1 sdt jintan
- 1/2 sdt merica
- garam secukupnya
- 20 buah cabai rawit hijau, haluskan
- 5 sdm petis udang
- 1/4 sdt garam
- 1 gelas air hangat
- Â Untuk kuah, rebus iga sapi hingga lembut
- Tumis bumbu halus. Setelah wangi tambahkan sereh, lengkuas, dan daun jeruk, aduk hingga layu
- Masukkan bumbu yang telah ditumis ke dalam kuah daging, tambahkan kecap dan gula merah. Masak hingga mendidih dan bumbu meresap. Bila perlu tambahkan sedikit air lagi
- Goreng tahu hingga setengah kering, lalu potong-potong
- Untuk sambal petis, campurkan semua bahan, yaitu petis, cabai dan air hangat, aduk rata. Untuk menambah cita rasa petis dalam kuah, saya masukkan beberapa sendok sambal petis yang sudah jadi ke dalam kuah daging
Penyajian:
Tata mi dan tauge di atas piring. Tambahkan potongan tahu, sambal petis, lalu siram dengan kuah daging, sertakan pula potongan iga sapi. Tahu campur pun siap disantap.
Untuk rasa lebih nikmat, tahu campur sebaiknya disajikan hangat. Ditambahkan kerupuk, akan lebih sedap.
Tertarik mencoba?
Salam.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H