Di era digital ini, semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya kecakapan bahasa Inggris dan peduli untuk belajar bahasa Inggris secara otodidak.
Saya sendiri, ketika masih duduk di bangku SD hingga sekolah menengah pertama, saya menganggap belajar bahasa Inggris itu susah.
Hal ini mungkin disebabkan karena media pembelajaran kala itu yang masih sangat minim. Apalagi buat kami yang tinggal di pulau kecil di sisi Pulau Sumatra, akses komunikasi dan transportasi masih sangat terbatas ketika itu.
Tidak ada buku-buku cerita bergambar berbahasa Inggris yang bisa dinikmati anak-anak. Padahal anak-anak bisa tertarik belajar bahasa melalui stimulus gambar dan cerita.
Keadaan mulai berubah ketika saya duduk di bangku SMA. Kala itu saya memiliki satu set media pembelajaran bahasa Inggris, yang terdiri dari 25 kaset tutorial, buku-buku pemandu, komik-komik cerita bergambar yang semuanya mengggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris.
Media pembelajaran ini saya dapatkan dari Ayah yang memesan langsung dari sebuah penerbit di Jakarta.
Setiap ada waktu kosong, di luar wakru belajar dan mengerjakan tugas sekolah, saya rutin belajar bahasa Inggris sendiri dari kaset-kaset dan buku-buku tersebut. Berawal dari sini, saya mulai melihat bahwa bahasa asing satu ini bukanlah bahasa yang ribet dan sulit. Ternyata bahasa Inggris itu mudah dan dapat dipelajari.
Memasuki masa kuliah di IPB, saya pun mulai bersemangat memperdalam bahasa Inggris secara otodidak. Semangat saya terinspirasi dari seorang dosen Biologi yang mengajar saya dan teman-teman pada Tingkat Persiapan Bersama. Seorang dosen muda, berkarisma, dan diam-diam saya kagumi waktu itu, uhuy... hehe...
Dosen ini berkata bahwa beliau tidak pernah mengikuti kursus bahasa Inggris, tetapi bahasa Inggrisnya lancar sekali. Beliau mengatakan bahwa semua proses belajar bahasa Inggris dilakukannya secara otodidak.
Lalu, berbekal sempat mengambil kursus selama 3 bulan di sebuah lembaga bahasa di Kota Bogor, saya semakin mengerti, seperti apa metode belajar yang tepat untuk bisa mahir berbahasa asing dengan cepat dan mudah.
1. Menggunakan buku dengan bahasa pengantar bahasa Inggris
Kemampuan berbahasa Inggris akan lebih cepat meningkat bila kita mempelajarinya dengan buku yang bahasa pengantarnya juga adalah bahasa Inggris, ketimbang buku dengan bahasa pengantarnya bahasa Indonesia. Misalnya, buku pelajaran tentang English Grammar.
Karena dengan begitu, kita dipaksa untuk memahami pelajaran serta penjelasan yang diberikan dalam bahasa asing tersebut, tetapi tanpa harus mengetahui arti kata per kata.
Awalnya mungkin sulit, karena kita harus sering-sering melihat kamus. Tetapi lama-kelamaan kita bisa mempelajari isi dalam buku tersebut dengan cepat, tanpa perlu lagi buka kamus atau melihat terjemahan di Google.Â
Dalam hal ini, termasuk juga menggunakan kamus Inggris-Inggris dalam proses belajar. Jadi untuk pemula, mungkin akan lebih sering menggunakan kamus Inggris-Indonesia. tetapi bila kemamupuan berbahasa Inggris sudah lebih meningkat, sebaiknya mulai menggunakan kamus Inggris-Inggris.
Penting juga membuat catatan-catatan dari apa yang kita pelajari. Hal tersebut yang saya lakukan ketika itu.
Saya memiliki buku catatan bahasa Inggris hasil rangkuman saya sendiri, serta satu buku khusus berisi catatan kosa kata. Sampai sekarang buku-buku catatan tersebut masih tersimpan rapi.Â
2. Menonton tayangan berbahasa Inggris
Demi memperlancar bahasa Inggris, saya paksa diri saya menonton film hampir setiap malam hanya untuk belajar bahasa tersebut. Biasanya saya akan ditemani sebuah kamus, buku catatan, dan pulpen.Â
Setiap kata yang saya dengar dan belum saya kenal, akan saya lihat terjemahannya di layar, lalu saya cari di kamus dan saya cocokkan dengan alur ceritanya.
Kosa kata saya pun bertambah banyak melalui film-film yang saya tonton tersebut. Kegiatan ini berlanjut hingga saya memasuki dunia kerja. Ketika era film lebih canggih dengan adanya pemilihan subtitle, saya pun lebih sering memilih subtitle ber-bahasa Inggris.
Untuk film-film yang saya sukai akan saya tonton berkali-kali. Bahkan satu film berjudul Pride and Prejudice, sebuah film bertema klasik yang sangat saya sukai, diangkat dari sebuah novel karya Jane Austen berjudul sama, produksi tahun 2005, saya sampai hafal dialog-dialog di dalamnya.
Cara lain yang saya lakukan yaitu ketika drama Taiwan dan drama Korea mulai ramai. Alih-alih menonton drakor dengan membaca terjemahannya dalam bahasa Indonesia, saya juga lebih suka membaca terjemahan atau subtitle-nya dalam bahasa Inggris.
Ada satu lagi kegiatan menonton yang bisa membantu kecakapan berbahasa Inggris, yaitu menonton siaran-siaran langsung liga-liga sepak bola Eropa, termasuk menonton siaran sepak bola gelaran Piala Dunia. Kebetulan saya menyukai sepak bola.
Perbendaharaan istilah-istilah sepak bola dalam bahasa Inggris serta kalimat-kalimat yang sering digunakan pembawa acaranya akan kita serap dan menambah kekayaan bahasa Inggris kita.
3. Membaca novel asli berbahasa Inggris
Sebenarnya, tidak mesti novel, bisa jenis buku apa saja yang kita suka. Kebetulan saya menyukai novel, jadi saya sangat tertarik membaca novel-novel asli dari pengarang asing.
Saya ingat sekali, novel asli yang pertama kali saya baca adalah sebuah novel karya Sidney Sheldon. Saya lupa judulnya apa. Kebetulan novel tersebut sudah pernah saya baca versi terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Jadi lebih mudah memahami alur ceritanya.
Dan ternyata, sangat mengasyikkan membaca novel asli setelah kita membaca terjemahannya. Pengetahuan berbahasa Inggris pun bertambah pesat.
Di era digital ini, kiita dipermudah dengan adanya situs-situs membaca secara online. Banyak buku-buku berbahasa asing yang bisa dibaca secara online tanpa harus membeli wujud aslinya. Hal ini pun sangat membantu.
4. Mendengarkan dan menghapal teks lagu berbahasa Inggris
Saya dulu hampir setiap hari mencatat lagu-lagu berbahasa Inggris dari radio, entah benar entah tidak kata-katanya, saya tidak tahu. Yang penting saya catat, saya hapalkan teks dan pengucapannya semampu yang dapat telinga saya tangkap.Â
Zaman sekarang, pelajar dan mahasiswa sangat dibantu oleh Google dan YouTube. Lagu apa saja bisa didapat teksnya dengan mudah. Hal ini tentu saja dapat dimanfaatkan menjadi media belajar yang efektif.
5. Main scrabble
Bermain scrabble menjadi kesenangan saya dan teman-teman di tempat kos masa kuliah dulu. Permainan ini akan diigelar bila masa ujian sudah lewat.
Untuk mengisi waktu kosong dan mengusir penat, bermain scrabble menjadi satu kegiatan yang sangat menyenangkan, terutama buat para mahasiswi jomlo, hehehe...
Scrabble sendiri merupakan permainan menyusun kata, yang berbentuk permainan papan. Permainan ini bisa dimainkan 2-4 orang dalam satu kali permainan, dengan perhitungan nilai berdasarkan huruf-huruf yang digunakan dalam penyusunan kata tersebut.Â
Semakin sedikit jumlah huruf yang tersedia, semakin tinggi tingkat kesulitannya, semakin besar pula nilai huruf tersebut.
Permainan ini pun menjadi media belajar bahasa Inggris yang cukup efektif memperkaya kosa kata.
Segala sesuatu memang sering terlihat sulit di awal, termasuk belajar bahasa asing. Namun bila ada kemauan dan semangat yang tinggi, tidak ada yang terlalu sulit untuk dipelajari, dan niscaya kita pasti bisa.
Demikian beberapa metode belajar bahasa Inggris tanpa kursus ala saya.
Semoga bermanfaat.
Salam.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H