Nah, salah satu cara untuk menghindari atau meminimalkan konflik, adalah dengan menerima orang lain apa adanya, dengan segala kekurangan, kelebihan, dan keunikannya.
Dengan menerima orang lain apa adanya, kita akan mampu bersikap toleran terhadap perbedaan yang ada.
Ketika suami pulang kerja dan bawaannya marah-marah, istri bisa berpikir positif, mungkin suaminya sedang mengalami banyak tekanan pekerjaan di kantor.
Atau ketika mertua perempuan tiba-tiba menjadi sangat judes, menantu bisa berusaha berpikir positif, mungkin saja mertua perempuan sedang kesal dengan mertua laki-laki sehingga pelampiasannya pada menantu.
Seperti gaya tarik-menarik, apa yang kita pikirkan akan berdampak sama pada kehidupan kita. Bila kita selalu berpikir positif, maka hal-hal positif yang akan terjadi pada kehidupan kita. Namun bila kita selalu berpikir negatif, maka hal-hal negatif pula yang akan mengiringi jalan hidup kita.
Untuk itu, baik bagi kita untuk membuang segala pikiran negatif, dan fokus hanya pada hal-hal positif. Dengan demikian, niscaya hati akan selalu terasa sejuk, pikiran bebas dari overthinking, dan kehidupan kita jauh dari konflik.
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. (Rasul Paulus)
Mengetahui dan menghargai apa yang penting bagi orang lain
Konflik sering kali timbul, berawal dari hal-hal yang menurut kita sepele, tetapi penting bagi orang lain.
Misalnya, tetangga sangat tidak suka, ada kendaraan orang lain terparkir di depan rumahnya, dengan alasan apapun. Bagi tetangga, sangat penting jalanan di depan rumahnya bebas dari kendaraan siapapun selain kendaraannya.
Bagi kita, mungkin hal itu sepele, tetapi bisa jadi itu sangat penting bagi tetangga, So, hormati dan hargai apa yang menjadi hal penting baginya.
Selain itu, penting pula bagi kita untuk menghormati batas-batas pribadi seseorang, dan jangan sampai sikap dan perilaku kita mencederai hak-hak orang lain.