Ibu,Â
Ketahuilah, kami pun cukup kecewa dengan situasi pandemi ini, yang menghalangi kita bersilaturahmi.
Ketahuilah, kami pun sangat merindukan ibu. Merindukan adik ipar dan keluarganya yang tinggal bersama ibu. Merindukan suasana kampung halaman.
Akan tetapi, pandemi ini belumlah usai, Ibu. Virus ini masih berkeliaran memburu siapa saja yang lengah. Pemerintah pusat maupun daerah juga sedang berupaya keras untuk menekan laju pertambahan pasien yang terinfeksi virus jahat ini.
Itu sebabnya, pemerintah telah dengan tegas melarang warganya untuk mudik ke kampung halaman selama libur lebaran tahun ini. Tentunya keputusan ini semata-mata demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona, Ibu.
Dan tugas kitalah sebagai warga negara, Ibu, turut aktif mendukung upaya pemerintah ini.
Semakin kita patuh pada aturan yang sudah ditentukan pemerintah, dan menahan diri untuk tidak mudik, akan semakin cepat badai pandemi ini berlalu.
Tentunya kita semua sudah sangat merindukan situasi normal kembali kan, Ibu. Masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Pelajar dan mahasiswa bisa kembali bersekolah dan kuliah bersama di ruang-ruang kelas. Dan tentunya roda perekonomian kembali berputar kencang.
Oleh karena itu, janganlah ibu bersedih dan berkecil hati. Bukan hanya kita yang mengalami kekecewaan dan kesedihan ini, Ibu. Sebagian besar masyarakat yang tidak bisa mudik pun merasakan kekecewaan dan kesedihan yang sama.Â
Kita hanya menunda pertemuan, Ibu. Bukan untuk selamanya. Bersabarlah ya, Bu.
Segera setelah situasi membaik, dan gelombang pandemi ini mulai surut, kita akan berjumpa kembali, Ibu. Kita akan melepas kerinduan kita.