Memang tidak semua hubungan nakes dan pasien atau keluarganya tidak baik. Banyak pula pengalaman-pengalaman yang berkesan dari hubungan pasien dan nakes yang patut dicontoh.
Adanya beberapa hubungan yang kurang harmonis yang terjadi antara pasien dan nakes selama ini sering terpendam dan tak sampai ke permukaan. Kasus yang baru terjadi beberapa hari yang lalu menjadi puncak hubungan yang tidak harmonis tersebut.
Becermin dari kasus ini, kita semua bisa menimba hikmah dan pelajaran. Khususnya bagi kedua belah pihak, baik dari sisi perawat sebagai tenaga kesehatan, maupun dari sisi pasien dan keluarga pasien.
Pelajaran bagi pasien dan keluarga pasien
Menghormati dan menghargai tenaga kesehatan merupakan bagian dari kewajiban pasien dan keluarganya.
Bagaimanapun nakes adalah penolong saat kita atau keluarga kita membutuhkan pelayanan kesehatan. Tanpa mereka, kesembuhan pasien hanyalah impian yang sulit terwujud.
Pasien dan keluarganya sebaiknya tidak menganggap nakes sebagai pembantu atau pesuruh. Jangan mentang-mentang sudah membayar mahal biaya rumah sakit, berada di kelas yang mahal pula seperti VIP dan kelas satu, lalu bisa seenaknya memperlakukan dan memerintah nakes.
Ketika memerlukan bantuan mereka, sampaikan dengan cara dan kata-kata yang sopan. Tidak perlu berkata kasar, apalagi sampai membentak dan menganiaya.
Pasien dan keluarganya juga sebaiknya memperhatikan dan mengikuti instruksi serta aturan, baik yang disampaikan nakses maupun yang disampaikan pihak rumah sakit. Bagaimanapun, aturan dan instruksi yang disampaikan adalah untuk kepentingan dan kesembuhan pasien.
Bila ada keluhan suster judes atau jutek, terkadang hal itu bersumber dari pasien dan keluarganya.Â
Seandainya dari semula pasien dan keluarganya ramah, sopan, mudah diatur dan mau diajak kerjasama demi kesembuhan pasien, perawat juga pasti akan bersikap sopan dan melayani dengan kesungguhan hati.