Diawali dengan permohonan maaf, saya konfirmasi terlebih dahulu perihal ada tidaknya kebiasaan tersebut di sekolah, seolah-olah saya tidak tahu.
Guru wali kelasnya merespons dengan cepat, dan membenarkan adanya kebiasaan memberikan ucapan selamat tersebut.
Lalu saya sampaikan apa yang menjadi kekecewaan anak saya di hari sebelumnya. Sang wali kelas cukup kaget dan meminta maaf.
Beliau katakan sepertinya mungkin guru piket yang bertugas hari itu melewatkan nama si ganteng. Selanjutnya beliau pun berjanji akan menginformasikan hal tersebut kepada guru piket.
Setelahnya, saya sampaikan kembali permohonan maaf karena harus merepotkannya untuk hal kecil ini. Untungnya beliau mengerti, bagi anak-anak, hal kecil seperti ini sangatlah berarti.
Siangnya, sepulang sekolah, si ganteng menceritakan dengan wajah gembira, bahwa namanya disebut dalam acara doa pagi.Â
Di kelas pun, dia bercerita, wali kelasnya memanggilnya khusus untuk menyampaikan permintaan maaf karena sudah melupakan ulang tahunnya. Lalu lagu ulang tahun pun dinyanyikan untuk si ganteng.
Saya pun pura-pura terperangah dengan cerita so ganteng. Saya hanya berujar, "Tuh kan benar kata Mama, ibu guru lupa kemarin, jadi diganti hari ini."
Akhirnya, momen ulang tahunnya menjadi lebih istimewa di tahun tersebut karena adanya ucapan selamat ulang tahun yang tertunda ini.
Ya begitulah, apa yang terlihat sepele buat orang dewasa, ternyata begitu berarti bagi anak-anak.
***