Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahun 2020, Tahun Penderitaan dan Kegagalan

2 Januari 2021   16:45 Diperbarui: 3 Januari 2021   22:00 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan menahan diri untuk selalu memperhatikan dan berbuat baik kepada mereka. Jangan ragu untuk mengasihi mereka dengan sepenuh hati. Jangan menahan langkah dan uluran tangan kita untuk menolong mereka yang kesusahan. Tetaplah menjaga hubungan cinta kasih pada orang-orang terkasih yang kita miliki.

Pelajaran hidup mengajarkan, acapkali penyesalan datang terlambat. Jangan sampai kita menyesal tidak memberikan yang terbaik ketika orang yang kita kasihi masih hidup.

Saya sendiri mengalami penyesalan mendalam ketika sahabat terbaik saya pergi untuk selamanya. Di hari-hari terakhirnya, saya terlalu sibuk dengan urusan anak yang ketika itu mulai belajar dari rumah.

Saya tidak menyadari bahwa itu adalah hari-hari terakhirnya. Penyesalan datang ketika akhirnya dia pergi dengan begitu cepat, tanpa tanda, tanpa pesan. Karena aturan pemerintah yang sangat ketat, saya bahkan tidak bisa mengantarnya ke peristirahatan terakhirnya.

Jangan sampai kejadian yang pernah saya alami, anda alami.

Pandemi ini juga menyadarkan kita tentang betapa pentingnya keluarga. Di saat kita tidak bisa kemana-mana, keluarga adalah tempat perhentian terbaik. Tanpa keluarga, kita akan merasa sangat terasing dan kesepian.

Sebagian besar orangtua bekerja dari rumah. Anak-anak pun sekolah dari rumah. Hal ini membuat intensitas berkumpul meningkat. Interaksi meningkat.

Tanpa disadari, kedekatan antara anggota keluarga yang mungkin saja sebelumnya sempat kendur, terjalin erat kembali. Suami istri jatuh cinta kembali. Anak-anak kembali merasakan kehadiran orangtua yang selalu dekat. Kehangatan dalam keluarga kembali membara. Sungguh hikmah tak terkira dari pandemi.

Menghargai pekerjaan
Pandemi ini memaksa banyak orang kehilangan pekerjaan, kehilangan sumber mata pencaharian, atau kehilangan penghasilan.

Fenomena ini menyadarkan kita, betapa berharganya pekerjaan yang kita miliki. Apapun jenis pekerjaan itu. 

Bukan waktunya lagi mengeluh. Bukan waktunya lagi bersungut-sungut. Perbaiki diri, perbaiki attitude dalam bekerja, dan senantiasa bersyukur atas pekerjaan yang dimiliki. Niscaya ke depannya, kita mampu bertahan, di tengah masa sukar sekalipun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun